webnovel

Bagian 5: Saat Melihatmu

Lamunannya membuat keheningan dimeja makan yang sudah tersedia banyak makanan lezat. Sendok dan garfu terus dimainkan menggali makanan yang tidak ada ujungnya.

"Din, kenapa makanan gak dimakan? Apa kurang bumbu masakan mamah?" dengan refleknya Dinda menghentikan lamunannya.

"Enggak kok mah, Makanannya enak kok." Dinda memakan sesuap makanan dan berusaha tidak memikirkan hal itu lagi.

"Apa ada masalah disekolah?"

"Enggak kok Mah, paling kecapean doang habis latihan."

"Paling ada masalah sama pacarnya." celetuk Rara adik Dinda paling bawel dan paling kepo.

"Apaan sih, orang gue gak punya pacar. Emangnya kamu tau darimana masalah pacaran? Yang ada kamu kali baru masuk SMP aja udah pegangan tangan sama cowok, mana jalan berduaan lagi. Idih jadi geli lihatnya." Dinda tak kalah dari adiknya bermaksud memberitahu kepada ibunya.

"Apaan sih kok jadi ngarang cerita gitu!?" Rara mulai kesal.

"Apa!? Rara! Apa bener kata kak Dinda?" Mamahnya melotot ke arah Rara.

"Ya enggak lah Mah. Dia hanya bantu Rara nyebrang aja. Rara juga baru kenal dia." Rara meminum segelas air susu.

"Awalnya gak kenal. Pasti 1 minggu kemudian bakal jadian." celetuk Dinda mengambil ayam goreng didepan Rara.

Segelas susu yang sudah mulai habis tiba-tiba tersembur dengan repleknya mengenai lengan Dinda.

"Ih... Jorok banget sih!"

"Nyebelin banget sih. Pantesan aja jomblo. Asal celetuk aja kalo ngomong." ujar Rara dengan rasa sebalnya.

Kedua kakak beradik bertengkar di meja makan sudah hal biasa. Ibunya pun memaklumi sifat dari masing-masing anaknya yang satu suka mancing emosi yang satunya lagi tak beda jauh.

"Awas ya kalo minta jajan sama kakak. gak bakal dikasih!" Dinda mengancam. setiap akhir pekan adenya suka minta jajan. Dia lebih boros suka jajan.

"Bodoamat. Tinggal minta ke mamah. wleee.." Mamahnya menggeleng, beliau tidak akan memberi uang jajan lebih lagi, agar bisa menghemat uang jajan sudah ditentukan dan tidak boleh kurang.

Rara mendengus kesal. Dinda tertawa puas dan meninggalkan meja makan berjalan ke arah kamar.

Tak sengaja dia membuka album foto di lemari dan memngingat sedikit tentang pria yang ia temui tadi.

Apa yang sebenarnya terjadi? Seolah olah hati ini mengatakan sesuatu ketika gue melihat cowok itu. Dan sialnya gue lupa namanya siapa. Sepertinya gue pernah melihat dia tapi dimana? Apa mungkin wajah dia terlalu pasaran kali??? Batinnya.

Dinda membuka album foto ketika sekolahnya masih bersama Nina. Tak tau kenapa alasan sebenarnya dia pindah sekolah. Bahkan di album kenangan itu tak ada lelaki itu. Dinda tahu pasti bahwa lelaki itu bukan temannya. Karena dia suka berfoto bersama teman-temannya lalu dicetak dan disimpan.

###

Tubuhnya terasa segar setelah mandi. Baunya tercium aroma eskulin ternama. Dengan hanya memakai handuk dari bawah pusar sampai lutut. Jonathan mencari baju kaos pendek.

Sekuntum bunga mawar merah tergeletak diatas lemari pakaiannya dengan surat dihiasi sangat indah. Jonathan mengenang masa itu, masa pertama dan terakhirnya kebahagiaan bersama Dinda. Bunga ini tertinggal, dia berencana akan mengatakan perasaannya dengan bunga ini dipantai waktu liburan lalu. Dan kini ia harus mengulangnya dari nol. Dia harus membuat Dinda mengingat masa-masa itu. Walaupun dia tahu bahwa Dinda sangat mengaguminya dulu. Awal ketika dia menolongnya disaat hujan, pertama kalinya menghabiskan waktu di tempat hiburan dengan naik berbagai wahana dan pertama kalinya dia bisa bersama seorang perempuan yang benar benar ia harapkan dipantai melihat matahari tenggelam dibawah air laut ditemani dengan awan yang indah membuat semua burung gereja tertarik akan hal itu.

Malam ini Jonathan bersantai dihalaman rumahnya menatap langit malam. Terdapat banyak bintang menerangi bumi bersama sang rembulan. Angin malam terasa sangat sejuk seperti waktu itu dipantai.

Seandainya waktu bisa diulang kembali, gue gak bakalan mau ke London untuk mengejar impian gue kalau akhirnya seperti ini. Kehilangan lo terasa lebih menyakitkan. Apalagi lo nggak kenal gue lagi, itu jauh lebih menyakitkan dari pada lo marah-marah gak jelas ke gue tiap hari. Tapi disaat gua memandang lo, hati gue terasa nyaman. Dan maafin gue Din, gara-gara gue lo jadi kayak gini.  Dan gue janji gue akan selalu memperjuangkan cinta gue ke lo apapun itu masalah yang akan dihadapi. Karena kehilangan lo, itu masalah yang besar bagi gue. Batinnya.

Jonathan memutar lagu kesukaannya Imagination dari Shawn Mendes.

###

Hembusan angin disetiap hembusannya membuat Dinda merasakan akan sesuatu. Tidak tahu apa seauatu itu, yang dia rasakan sesuatu yang sangat spesial dihidupnya. Sebuah kenangan tersembunyi. Sebuah perasaan yang tidak bisa diceritakan seperti awal perasaan terhadap seseorang.

Tubuhnya berbaring dihalaman rumah ditemani dengan bintang dan rembualan. Dia sangat merasakan ada seseorang disampingnya dan itu yang sangat dia harapkan. Sebiah harapan yang tidak tahu kepada siapa. Harapan itu muncul dengan sendirinya membiat dia bingung namun membuat dia terasa begitu nyaman.

"Dinda!" Teriak Mamahnya dari kejauhan.

"Iya Mah."

"Tolong beli bahan-bahan kue, besok ada tamu ke rumah kita."

"Iya Mah, bentar Dinda ganti baju dulu."

Gerbang rumah ditutup rapat. Dan berjalan sendiri mencari mininarket yang masih buka setelah ia melihat minimarket dekat rumahnya tutup. Langkah kakinya berjalan mencari toko  dengan menikmati suasana malam hari.

"Pak, ada bahan-bahan untuk membuat kue?" tanya Dinda kepada pria yang separuh baya.

"Ada banyak De, silahkan dipilih disebelah sana." dengan ramahnya pria itu melayani konsumennya.

Semuanya sudah siap, sudah beres. Permintaan mamahnya sudah terpenuhi.

Setelah ke toko tadi, Dinda membeli secangkir kopi hangat dan berjalan menuju rumahnya. Earphone mulai dipasang di kedua telinganya.

When you hold me in the street And you kiss me on the dancefloor I wish that it could be like that Why can't it be like that? 'Cause I'm yours

We keep behind closed doors Every time I see you, I die a little more Stolen moments that we steal as the curtain falls It'll never be enough It's obvious you're meant for me Every piece of you, it just fits perfectly Every second, every thought, I'm in so deep But I'll never show it on my face

But we know this We got a love that is homeless!

Seorang Laki-laki berjalan dengan terburu-buru dari arah yang berlawanan. Wajahnya ditekuk dan memakai topi sehingga tidak memperhatikan jalanan.

"Aaaww..."

"Sorry... Sorry..." Lelaki itu mengeluarkan sarung tangan disakunya. Dan segera membersihkan tumpahan kopi ditangan dan baju Dinda.

"HAH!!!" Wajahnya terkejut melihat perempuan yang ditabraknya.

"Ellu!!??" Dinda juga terkejut melihat wajah pria itu setelah topi yang dipakai pria itu terbuka oleh angin.