webnovel

Honkai Impact: Deviation of Imagination (Indonesia)

Di luar Laut Quanta yang penuh kekacauan, di luar Pohon Imajiner yang sistematis, Eksistensi dari luar muncul membawa kekuatan dari makhluk transenden yang asing. Dan keberadaan anomali ini, akan membawa dunia di bawah genggamannya! --- Modifikasi Konten pada [15/4/23] --- [Disclaimer!]: Picture Belong to Artist. Honkai Impact Belong to Hoyoverse!

Skartha · ゲーム
レビュー数が足りません
31 Chs

XXVIII. Aftermath

"Matushka! Matushka! Aku menemukan seorang laki-laki di antara orang-orang Destiny!" Sin Mal dengan bersemangat memberitahukan informasi mengenai penyerangan yang dia lakukan. "Bahkan Bronya bisa mematikan mesin mecha dengan mudah sekarang!"

[… Apa?] Keterkejutan tidak bisa disembunyikan dari suara Cocolia ketika mendengar putrinya berbicara.

Sebelumnya energi sekelas Herrscher, sekarang laki-laki…? Wanita itu menjadi semakin khawatir dengan keadaan putrinya yang mengikuti Raiden Mei. Dan juga, untuk bisa mematikan mecha Anti-Entropy tanpa menghancurkan mereka– seberapa pintar Bronya sekarang?

Belum lama sejak mereka berkomunikasi di Nagazora, tapi sekarang Bronya bisa meretas mecha Anti-Entropy!

"Aku mendapatkan pedang, tapi aku tidak bisa mengambilnya, Ma. Bahkan mecha juga." Cocolia bisa merasakan kepalanya sakit sekarang.

[Keruk saja tanahnya, Sin.]

"Dimengerti!"

Terlalu banyak hal-hal yang bisa membuat segalanya kacau. Dan Cocolia juga tidak terkecuali, takut kepada Murphy.

Dia dengan cepat menghubungi semua orang. "Kita akan melakukan penyergapan untuk Herrscher Nagazora segera. Dan juga, mendapatkan informasi mengenai seorang siswa laki-laki baru di St. Freya!"

Dia tidak bisa menghabiskan banyak waktu hanya untuk menunggu Murphy mengacaukannya lagi.

***

Di lokasi yang tidak jauh dari sana, tapi di waktu yang berjauhan.

Sosok Cyborg yang membawa payung di tangannya memandang objek bola aneh yang terbuat dari silikon di hadapannya.

Tangannya menghilang, tidak– lebih tepatnya terputus setelah mencoba mengambil bola padat yang menghancurkan tanah itu.

Mau tidak mau, prosesornya bereaksi untuk mencari tahu siapa yang mampu melakukan hal ini. Memadatkan Judgement Beast Level Honkai seperti Chiyou menjadi bola silikon sebesar bakpao.

Kepadatan ini bahkan tidak mampu membuat Honkai yang mati menguap menjadi energi Honkai lagi. Ini benar-benar utuh. Sebuah silikon dengan kepadatan dan intensitas energi Honkai yang sangat luar biasa besar.

"… Variabel tidak terduga lainnya." Satu mata merah cyborg itu menyala terang, mengeluarkan kilatan cahaya, memberikan suasana dan getaran menakutkan di sekelilingnya.

***

"—Himeko sudah bangun!"

Hal pertama yang Himeko dengarkan dan lihat adalah sosok Tuna berkepala putih yang dikepang kembar.

Matanya melirik ke sekitar, dan dia menemui semua orang yang akrab dengannya. Kiana, Bronya, Mei, Elias, Theresa, dan Fu Hua.

Tapi tidak hanya mereka. Entah bagaimana, Ji Xuanyuan yang berwujud tembus pandang seperti hantu juga muncul.

"… Kaisar Kuning…" Himeko bergumam. Tapi itu cukup untuk didengar oleh manusia-manusia super disana.

Theresa memandang yang lain dengan aneh. "Kelihatannya Himeko masih kelelahan. Kalau begitu, ayo kita biarkan dia beristirahat."

Dengan Theresa yang mengusir semua orang keluar, Himeko ditinggalkan sendirian di dalam ruangan opname di St. Freya, tentu saja tidak dengan hantu Ji Xuanyuan yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

"Senang melihatmu sudah bangun, pewarisku." Ji Xuanyuan tersenyum melihat Himeko.

Himeko ingin bertanya tentang hal ini, tapi dia tidak mampu melakukannya. Entah mengapa, dia merasakan seluruh tubuhnya mati rasa, seperti jiwanya ditarik dari tubuhnya.

Matanya melirik ke arah samping kanan, pada jendela yang langsung mengarah ke St. Freya yang penuh dengan murid-muridnya.

Himeko benar-benar sudah pulang ke St. Freya.

***

"Karena Himeko sudah bangun, bagaimana kalau kita membuat pesta?" Kiana tiba-tiba bersuara, melontarkan sebuah ide bagus bagi semua orang.

"Itu ide bagus." Elias menjawab. Dia menoleh ke arah Theresa. "Bagaimana menurutmu, Kepala Sekolah?"

Dia menatap langit-langit, berangan-angan, mencoba mengingat jadwal dan kepentingannya. "Boleh saja, sedikit istirahat sesekali juga bagus. Bagaimanapun juga, performa kalian sungguh luar biasa." Theresa tersenyum.

"Yay!"

Yang lainnya tersenyum melihat keriangan Kiana. Benar-benar gadis polos yang luar biasa. Elias menghela nafas panjang, dia memeriksa jam tangannya.

"Maafkan aku, tapi aku punya beberapa kelas bimbingan dengan tuan Yang."

"Eh, kenapa? Bukankah nilaimu sudah sangat bagus di Sejarah." Theresa bertanya dengan kejutan. Jika dibandingkan, Elias hanya sedikit lebih rendah daripada Fu Hua dalam hal pelajaran sejarah. Theresa tidak mengerti, entah kenapa dua siswa terpintar di sekolah ini sangat terobsesi dengan sejarah. Untuk Fu Hua, Theresa sadar bahwa Shenzhou punya sejarah yang kental dan keluarganya punya perpustakaan, tapi hanya itu.

Sementara Elias…

"Yah… kalian tahu 'kan kalau Kaisar Kuning adalah pengguna dari Divine Key. Jika kita pikir-pikir lagi, apakah seluruh orang-orang dalam sejarah juga sama? Seperti Karna di India, atau Gilgamesh dari Mesopotamia?"

Mata Theresa mengeluarkan kilatan kesadaran dan pemahaman.

"Jadi begitu. Apakah itu berarti Elias-san ingin mencari setiap peninggalan sejarah yang mungkin untuk menjadi Divine Key dan juga peninggalan Era Lampau?" Fu Hua yang bertanya kali ini, dan diberikan anggukan oleh Elias.

"Oh…! Tapi apa pentingnya itu?" Kiana bertanya-tanya, Mei dan Bronya ikut penasaran dan setuju dengan pertanyaan Kiana.

"Dalam legenda, Batu Bertuah adalah bentuk paling tinggi dari alkimia, dimana itu melampaui hukum pertukaran setara—yang berarti, jika itu nyata, ada kemungkinan bahwa itu juga merupakan ciptaan orang-orang dari Era Lampau." Elias tersenyum. "Jika kita bisa mengidentifikasi objek-objek itu dan mencari tahu dimana lokasi terakhirnya, kekuatan kita dalam melawan Honkai akan meningkat, Kiana."

"Kalau dipikir-pikir, benar juga…" Theresa juga baru saja kepikiran tentang hal itu. "Memang benar ada beberapa orang yang melakukan itu, tapi tidak terlalu terkenal di kalangan para Valkyrie."

"Apakah itu berarti ada kemungkinan kalau legenda Excalibur itu merupakan peninggalan Era Lampau?" Mei bertanya, menatap Elias dengan tertarik. Bagaimanapun, pria di hadapannya bukanlah manusia ataupun Einherjar, tapi dewa literal.

Elias mengangguk. "Mungkin saja." Itu sudah menjadi konfirmasi jelas untuk Mei. Walaupun, Elias tidak akan memberitahu mereka kalau Excalibur itu tidak seperti yang dibayangkan semua orang…

"Kalau begitu, aku akan pergi duluan. Bagaimanapun, tidak baik untuk membuat seorang guru menunggu."

Yang lainnya mengangguk memandang punggung Elias yang menjauh dari rombongan itu.

"Elias!! Jangan lupa untuk segera kembali…!!! Kita akan melakukan pesta!!" Kiana berteriak dengan keras ke arah pria muda itu, sementara yang terakhir hanya melambaikan tangannya memberikan jawaban positifnya.

"Kalau begitu, ayo kita cari bahan-bahan untuk membuat barbeque!"

"Yay! Daging! Aku sayang kamu bibi!"

***

Elias mengetuk sekali pintu ruang guru sebelum memasukinya. Disana, dia melihat Welt yang yang sudah menghilangkan penyamarannya duduk dengan tenang, dan sendirian.

Dengan cepat, penghalang sihir tercipta, membuat Welt mengerutkan alisnya secara refleks saat dia kehilangan persepsinya atas ruang di luar tiga meter.

"Anti-Entropy punyamu sedang kerepotan. Tidakkah kau ingin mengurus Cocolia dan yang lainnya, Tuan Welt?"

Pria berambut coklat itu memandang Elias dengan tenang. Dia mendorong kacamatanya saat mendengar pertanyaan Penyihir itu.

"Aku minta maaf kepadamu sebagai pemimpin Anti-Entropy, bagaimanapun, dalam keadaan yang sekarang, aku hanya akan menjadi beban bagi Tesla dan Einstein," jawab sang pemilik Anti-Entropy.

Elias menggelengkan kepalanya. "Mereka bukanlah masalah besar. Tapi untuk Cocolia— aku tidak menyangka, seorang wanita yang penyayang seperti itu berani mengirim anaknya untuk melawan musuh yang punya banyak variabel tidak terduga."

Welt tidak mengerti akan kemana arah pembicaraan ini pergi mendengar pernyataan 'siswanya'.

"Berikan dia beberapa pelajaran ketika kau kembali, sebelum mengirim seseorang, biarkan dia tahu secara pasti di level apa musuhnya."

"Aku akan." Welt mengangguk. Bukan pilihan untuk membuat makhluk dari dunia lain ini marah. Tapi ini adalah peringatan yang bagus. "Tapi kenapa kau ingin kita berbicara diam-diam?" Inilah yang membuat Welt penasaran. Dia tidak bisa tidak menanyakan hal ini.

Elias mengangguk. "Biarkan aku melihat Inti Penciptaanmu sebentar."

"… Maaf?" Welt mencoba memastikan sekali lagi, sepertinya dia salah dengar.

"Tidak, kau mendengar apa yang kukatakan dengan jelas."

Tentu saja, Welt ragu dengan hal ini, tapi bukan berarti dia akan menolak. Menunjukkan Inti Herrscher sama seperti kau menunjukkan kelemahanmu, walaupun hal ini juga berarti kau juga menunjukkan seluruh kekuatanmu sebagai Herrscher.

Jika Elias sangat percaya diri, Welt tidak yakin seberapa kuat makhluk di hadapannya untuk mampu menahan Inti Herrscher, bahkan jika itu hanya Kristal Herrscher milik Pseudo-Herrscher seperti dirinya.

Seperti permintaannya. Welt memproyeksikan kristal yang telah diberikan kepadanya oleh pahlawannya di masa lalu, sebagai tanggung jawabnya dalam mengemban nama "Welt".

Kristal biru muncul—sebagai wujud dari inti kekuatan Herrscher of Reason. Makhluk yang menggunakan pengetahuan manusia untuk menjadi perwujudan penghancur umat manusia. Sebuah keberadaan ironi diantara dua perspektif yang berbeda.

"… Jadi begitu. Kristal ini tidak serumit yang kupikirkan. Kristalisasi konsep. Nah, kupikir ini akan menjadi sesuatu yang lebih menarik. Rupanya cuma kristalisasi dari konsep pencipta dan pengetahuan memakai kekuatan Laut Quanta. Lalu diwujudkan dengan energi Honkai." Elias berkomentar dengan tenang.

Tapi komentar itu membuat alis Welt berkedut. Bagaimanapun, mereka melawan Honkai mati-matian dan mencoba memahami apa yang ada di balik Inti Herrscher miliknya.

"Anda bisa membawanya kembali, aku sudah selesai, Tuan Welt." Elias berkata sekali lagi, tidak lagi terfokus pada Welt, tapi pada kekuatannya sendiri.

—Jalinan realitas robek ketika sebuah mata menatap dari kedalaman jurang ke arah kalian dengan ekspresi yang tertarik.

Tapi mata itu mengabaikan keberadaan kalian yang jauh dari jangkauannya, mulai menusuk Elias dengan banyak rantai merah imajiner yang tidak nyata, seolah-olah ingin membawanya pergi.

—mata itu menatap sesuatu yang jauh. Sesuatu yang tidak ada disini. Welt menyadarinya… "dia" memandang jauh ke atas.

—Dimensi yang tidak akan bisa dia atau bahkan Herrscher manapun jangkau…

"…"

Welt merasakan tekanan yang luar biasa pada otaknya saat itu juga, seolah-olah dia berada di hadapan makhluk absolut yang bisa mengakhiri hidupnya saat itu juga.

"Tenanglah, ini hanya efek samping untuk orang-orang dengan persepsi luar biasa di sekitarku. Kau bisa mengurangi kemampuan persepsimu jika ingin menahan ini." Kata-kata Elias terdengar dengan jelas di kepala Welt, dengan cepat membuat sang Pemimpin Anti-Entropy membatasi kemampuan persepsinya hingga sebatas manusia biasa.

Segalanya seperti ilusi yang ajaib ketika semua hal sudah menghilang. Welt memandang Elias dengan penasaran.

"Apa yang terjadi… apa itu tadi?" Welt bertanya dengan penasaran.

"Sayang sekali, aku tidak bisa menjelaskannya padamu bahkan jika aku ingin, karena setelah proses itu, 'diriku' memberitahuku kalau ada keberadaan lain yang menonton pembicaraan kita. Bahkan mungkin, pikiran kita juga… aku juga tidak yakin, mungkin, lebih seperti membaca daripada menonton."

"Apa?" Welt terkejut. Sulit untuk memahami apa yang dia bicarakan.

"Jangan terlalu dipikirkan. Bagaimanapun, manusia tidak seharusnya memahami hal-hal ini."

—Itu juga termasuk kalian… Pengamat yang sudah melihatku sejak aku berada di dunia ini.

Elias berpikir, membiarkan kalian semua membaca pikirannya. Sementara itu, Welt masih tidak yakin apakah ini nyata atau hanya ilusi.

"Ngomong-ngomong, terima kasih sudah membiarkanku melihat Inti Herrscher yang legendaris. Aku bisa membuatnya sendiri sekarang."

"…" Welt tidak terkejut lagi setelah semua itu, entah bagaimana. Tapi sepertinya ini adalah penghujung dari obrolan aneh mereka berdua.

One Moar.

Masih hangat, baru selesai barusan.

Skarthacreators' thoughts