webnovel

Hidup Dalam masalalu

"Siang hari ini begitu menguras tenaga ku tidak hanya cuaca yang panas tapi hatiku yang kesal." kata gadis manis yang malang ini

Naira adalah siswa terbaik di SMA nya.

Malam hari tiba

seperti biasa setelah belajar sholat makan Naira selalu menangis di kamar

"Tuhan kenapa hidupku tidak seperti teman teman,, kenapa ayah tidak peduli denganku.. dengan biaya sekolahku, dengan perasaan ku,dan juga pilih kasih terhadap saudara kandungku sendiri,Tuhan aku capek." Kata gadis malang itu

Sejak kecil Naira penyakitan hingga harus mengonsumsi banyak obat yang mungkin membuat Naira tumbuh berbeda, mungkin fisiknya normal,tetapi perkembangan mentalnya tidak seperti saudara kandungnya

Naira memiliki seorang adik namanya Zahra,tidak beda jauh hanya jangka 2 tahun

ketika masih kecil Naira susah sekali untuk memakai sandal, sepatu tidak terbalik sedangkan Zahra sangat cepat perkembangannya, Zahra juga pintar dari duduk dibangku SD berbeda dengan Naira yang dapat peringkat 10 besar saja tidak pernah

sedangkan Zahra selalu jadi bintang kelas

sampai" Ayahnya selalu bicara "gak usah ditanya kalau Naira,ayah juga sudah tebak kalau kamu peringkat terakhir,sudah syukur kamu naik kelas,tidak seperti Zahra selalu langganan rangking 1"

Naira menangis hingga dewasa ketika mendengar perkataan itu,

Zahra yang setiap berangkat sekolah sudah rapih tanpa harus dimarahin Naira harus dikuunciin dikamar mandi dulu dipukul dulu baru sekolah.

Tak disangka perasaan itu ada di benak Naira hingga Naira tumbuh dewasa, bahkan Naira tidak suka Zahra.

Ntah keajaiban apa,, waktu kelas 6 SD Naira bisa mencapai 10 besar, betapa senangnya hati Naira waktu itu yang menurut orang lain biasa tapi untuk Naira itu luar biasa,, yang awalnya tidak pernah paham pelajaran Naira menjadi sosok yang rajin belajar terutama dlm bidang matematika

hingga UN tiba dan hasil UN pun tiba

betapa terkejutnya Naira,hasil UN nya memuaskan (tak lain ini ada usaha mamah juga).

sosok Naira berubah 180°, tetapi dendam Naira ttp dendam

Pagi hari sudah tiba,Naira sudah bangun sejak jam 3 fajar,sudah mandi dan jam 3 Naira selalu bangun untuk tahajud dan belajar tak lupa setelah itu Naira bantu mamahnya nyapu,masak dan setelah sarapan Naira ngambil jajan dirumah tantenya, seperti biasa Naira ngambil jajan untuk dijual lagi disekolah

"Hari ini aku bawa 35 mika semoga laku" kata Naira

dan ternyata habis tak sisa,jajan itu dijual Naira dengan harga 2.500 saja,,untungnya dikumpulin Naira buat beli LKS dan bayar khas agar tidak minta orangtua.

"Pulang sekolah menjelang sore,Aku sangat lapar,tapi hari ini aku dpt tugas bikin cerpen sampe" aku lupa makan,betapa bahagianya aku klo disuruh bikin cerpen ingin rasanya cepat " besok biar cerpen ku banyak yang dengar..ku ingin tau seperti apa cerpenku ini menurut mereka"Kata Naira

"sudahlah ku makan dlu,,oh iya kenapa gak nyoba jualan online, kayaknya lumayan."Kata Naira

Naira memang jarang berbicara dengan Zahra, meskipun Naira tau Zahra sayang banget sama Naira..Naira pun jarang berbaur dengan teman ''nya,,Naira sosok pendiam tapi ntahlah pendiam tapi setiap menjual produk selalu saja ada yang beli

"Ah coba posting mumpung lagi free"

memang tidak ada yang komentar

keesokan harinya

"Nai baju kodok yang kamu posting berapa?"

"75 ajah Div" diva mulai tertarik

"Kok murah Nai,,di yang lain masih 90."

"iya Div,aku ngmbil untung cmn sedikit "

"aku pesen Nai"

jam istirahat tiba,,

Seperti biasa meja Naira ramai karena tmn"nya pada memborong jajan Naira..

Sekilas Romzi lewat

Romzi anak kelas sebelah

sahabat Naira dari SMP sekaligus orang spesial dihati Naira

Naira tak bisa berhenti memandang wajah Romzi tapi Romzi tak pernah menghiraukan

Bel masuk pun berbunyi

waktu yang ditunggu-tunggu Naira tiba

"anak" ibuk ngasih tugas cerpen Minggu lalu ke kalian,,sudah selesai semua?" kata Bu Lusi

"sudah Bu " kata murid murid kelas 11 MIPA 1

"baik,Naya coba kamu bacakan cerpen karya mu"

"baik Bu." kata Naya sambil membaca cerpennya

"ya sudah cukup,,ada yang ingin membacakan cerpennya tanpa saya tunjuk?" tanya Bu Lusi

semuanya pada terdiam

tiba tiba ada salah satu Siswa yang mengacungkan tangan

"saya Bu " Kata Naira yang sedang memberanikan diri

"baik, silahkan Naira"

Naira pun mulai membaca cerpen karyanya

"Bagaimana anak anak?"

semua teman teman pun tepuk tangan

dan Bu Lusi berkata "bagus ya anak anak"

"aku pun menangis, menangis terharu karena bangga cerpen ku dipuji bagus,,betapa tak bangga aku dari dulu suka sekali bikin cerpen tapi baru kali ini disuruh baca dan mendapatkan tepuk tangan sudah membuat aku bahagia" ucap Naira dalam hati

Bersambung....