Caesar dan pasukannya tiba di Inggris selatan disebelah barat daya.
"Apa ini daerah yang disebut suci itu" ujar Caesar.
"Iya, tuan Caesar, kita sudah tiba di negeri Britannia" ujar salah satu pedagang yang dibawa oleh Caesar.
Caesar dan yang lain melirik daerah yang baru mereka injak, tempatnya sepi dan tidak terlihat aura kehidupan di daerah sini.
"Sepertinya orang-orang yang menempati daerah ini tidak terlalu banyak" ujar Caesar.
"Kita bisa membuat pemukiman di daerah ini, tempat ini cocok untuk menjadi pemberhentian kapal dan transaksi pengiriman barang ke seluruh penjuru daerah Roma" ujar Caesar mulai berpikir tentang membangun daerah ini untuk menjadi kekuasaannya.
"Tapi , tuan Caesar, kita harus berhadapan dengan pemimpin negeri ini, karena saya mendengar bahwa negeri ini memiliki aturannya sendiri" ujar salah satu pedagang.
"Apa itu benar ?!" ujar Caesar terlihat ragu sambil memikirkan sesuatu dan setelah dia mengingat anak suci itu , dia mulai mengangguk.
"Sepertinya aku harus bertemu dengan orang suci itu" ujar Caesar.
. . .
Sedangkan di tempat lain...
"Bagaimana situasinya ?"
"Mereka terlihat mengecek wilayah sekitar sini"
"Aku harap mereka datang kesini hanya sebentar, aku malas untuk berselisih dengan mereka sekarang"
"Apa maksudmu malas berselisih, apa kamu tahu tujuan mereka ini ingin menguasai tanah kita, apa kamu lupa ah..." salah satu pengintai suku marah pada temannya yang bersikap biasa, padahal tugas mereka adalah mengawasi orang luar ini yang baru saja datang kemari bersama pasukan nya.
"Melihat orang yang ada di belakangnya , dia memang memiliki niat besar untuk mendapat kan tanah ini"
"Seperti yang di jelaskan oleh Arthur kecil, apa ada informasi yang bisa kita dapatkan ?"
"Ada satu orang yang berbicara dengan seorang pedagang, sepertinya dia ketua dari pasukan tersebut, aku mendengar bahwa dia ingin bertemu orang suci"
"Maksud mu dia ingin bertemu Arthur"
Angguk dia "Iya".
Salah satu pengintai yang masih mengawasi pergerakan musuh, berkata "Kau, beri berita ini pada tuan Arthur , kita akan tetap melakukan tugas kita seperti biasa" ujarnya menunjuk ke salah satu anak buahnya pergi memberi kabar pada Arthur.
"Baik" jawabnya.
Dan mereka kembali mengawasi gerak-gerik musuh dibalik kegelapan pohon-pohon besar.
. . .
"Tuan Caesar , saya ingin bertanya untuk tugas kita selanjutnya apa ?" salah satu prajurit yang dibawa Caesar bertanya dengan penasaran.
"Untuk sementara waktu kita membuat perkemahan terlebih dahulu, setelah itu kita akan menjelajah tempat ini karena aku ingin bertemu dengan orang yang dihormati oleh masyarakat setempat negeri ini" jawab Caesar yang membuat dia penasaran.
"Orang yang dihormati maksud tuan , orang yang di rumorkan itu benar-benar tinggal di pulau ini begitu" ujarnya.
"Bisa dibilang begitu, karena rasa penasaranku tinggi kita akan menjelajah tempat ini sebelum menyerang tempat ini" ujar Caesar pada pemimpin pasukan nya.
. . .
Di rumah Arthur , ketua agama suku melaporkan apa yang diberitahukan oleh salah satu pasukan pengintai dan sekarang daerah tempat Arthur tinggal sudah mulai mengaktifkan mode siaga.
Para warga yang tinggal di daerah rumah Arthur sudah mulai menyiapkan barang-barang mereka untuk pergi dari rumah mereka (evakuasi) ke tempat aman, sedangkan para pria bertarung sudah mulai siap siaga memegang senjata mereka termasuk pengikutnya agama suku pun menyimpan senjata mereka ditempat yang paling tersembunyi di dalam pakaian mereka.
"Ketua dari mereka sangat penasaran ingin bertemu anda , tuan Arthur , dan saya berpikir bertemu dengan mereka sekarang bukanlah hal bijak karena kita tidak tahu tujuan mereka yang sebenarnya" ujar ketua agama suku.
"Jangan gugup begitu ketua agama suku, mereka hanya orang-orang penasaran, lagian meski mereka menyerang negeri ini pun, mereka tidak bisa menang sepenuhnya dari kita" ujar Arthur bersikap santai.
"Kenapa tuan Arthur, Santai percaya diri bahwa mereka akan kalah melawan kita" ujar ketua agama suku penasaran.
"kelompok itu memiliki pendukung terlalu kecil sehingga mereka tidak memiliki pasukan pendukung karena orang-orang di negeri mereka tidak peduli dengan perilaku ketua orang luar ini" ujar Arthur kepada ketua agama suku yang membuat ketua agama suku mulai berpikir ragu dengan perkataan Arthur.
"Tapi tuan Arthur meski sekarang mereka kalah, pasti mereka akan menang di ronde kedua" ujar ketua agama suku mengungkapkan pemikirannya.
Arthur tersenyum saat mendengar balasan dari ketua agama suku.
"Pemikiran mu tepat ketua agama suku, yang aku khawatir kan dari mereka adalah ronde dua mereka, karena pada saat ronde kedua itu dimulai pemimpin orang-orang itu memiliki kekuatan penuh yang membuat kita kewalahan... sampai menyerah dan pada saat itu lah mereka menang" ujar Arthur membuat ketua agama suku terkejut , Arthur yang berjalan mengitari ruangan ini mulai menunjukan wajah seriusnya meski dia masih anak-anak "dan pada saat itu, kita sudah siap melawan orang-orang Roma , ronde pertama adalah pembukaan.... ronde kedua adalah penyelesaian bagi kita dan mereka" Arthur menatap ketua agama suku dengan serius.
Dan ketua agama suku sudah menebak apa yang akan di lakukan Arthur bukan lah permainan anak kecil bagi dia, ini adalah penghakiman bagi dia, untuk pertama kalinya ketua agama suku merasakan hawa ruangan ini menjadi dingin dan menakutkan, ketua agama suku hanya bisa berdoa untuk keselamatan masyarakatnya dan mungkin orang-orang luar itu.
. . .
See you soon guys...
Maaf kalau ada Typo di chapter ini.