Hembusan napas terdengar kasar. Kepala sedikit menaik untuk melihat jarum jam sekarang bergerak di angka berapa.
Jangan lupakan suara cekikkan yang menguar sampai di luar kamar, dan hal tersebut semakin membuat Rachel mengembuskan napas berat.
"Udah mandinya? Ini sudah hampir yang tujuh. Kalian mau mandi apa sekolah?!" teriak Rachel kencang. Tangan itu masih bergerak untuk menata baju sekolah kedua anaknya.
Namun, pikiran Rachel masih terfokus pada ingatan tadi malam Delon menceritakan segala telah lelaki itu lewati. Hingga kepercayaannya yang meragu pada Anin.
Rachel masih tidak percaya jika Anin bisa memanfaatkan keadaan untuk mengambil harta milik Antonu dan menggantinya dengan restu yang telah dikeluarkan untuk hubungan Antoni dan Anita.
Melihat Anin yang begitu baik berbeda dengan Anita membuat ketidak yakinan Rachel semakin membulat. Tapi, ia juga tidak pernah meragukan apa yang telah dikatakan Delon memang benar adanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください