webnovel

Bab 6

Terdapat papan yang bertuliskan yang menghalang Diana saat itu.

"MAAF MENGGANGGU KENYAMANAN ANDA , SEMENTARA INI JALAN DIALIHKAN."

Diana segera memutar balik mobilnya, menuju jalan yang di arahkan polisi tersebut . Gadis itu menyetir mengikuti para pengendara lainnya . Rasa cemas serta bingung membayangi dirinya . Diana terus menyetir mengikuti arus para pengendara lain hingga dia bertemu dengan beberapa polisi lagi. Polisi tersebut melakukan hal sama dengan polisi sebelumnya. Merasa dirinya akan tersesat lebih jauh lagi , Diana menepikan mobil mewahnya tersebut . Ia pun turun dari mobil hitam itu untuk sekedar bertanya pada orang yang ada di sekitar jalan .

Tiba-tiba Sekerumunan warga berbondong-bondong memadati jalan tersebut . Kaki Diana membawa dirinya untuk melihat apa yang ramai ditonton warga dijalan. Tak lama suara alunan lagu serta tabuhan drum khas drum band terdengar . Diana semakin penasaran dengan apa yang didengarnya . Ia melangkah maju dan berhasil memecah kerumunan warga .Posisi Diana sekarang berada dipaling depan diantara kerumunan warga tadi

Suara tabuhan drum band tersebut makin terdengar keras pertanda semakin dekat . Beberapa taruna berseragam biru serta beberapa tentara mengamankan jalan agar drum band tersebut dapat melewati jalan .

Gita Jala Taruna drum band sedang melakukan kirap di beberapa rute . Tak khayal jika ada beberapa titik terjadi pengalihan jalan. Dari kejauhan terlihat salah satu stick master memperlihatkan aksinya . Tongkat dengan suara gemercik tersebut di lemparnya ke udara . Decak kagum dan sorak-sorai para warga yang menonton terdengar meriah .

Saat para stick master tersebut melewati Diana . Ada satu orang yang tersenyum manis pada gadis itu . Ia adalah Adipati Bagas teman dekat kakaknya . Bagas menyadari keberadaan Diana ditengah sekerumunan warga itu. Sejak pertama kali melihat Diana , Bagas tak dapat melupakan setiap guratan wajah Diana . Tetapi adik kandung Gibran itu tidak menyadari bahwa senyuman yang diberikan Bagas tertuju untuk dirinya.

Diana sadar kalau drum band tersebut merupakan drum band AAL. Gadis itu terus mencari-cari Gibran . Diana berharap Ia dapat menemukan kakaknya untuk menolongnya pulang. Tanpa Ia sadari bukan sosok Gibran yang ditemukan , melainkan laki-laki yang menuntutnya pulang saat tersesat selepas lari pagi .

Laki-laki itu berjalan mendekat menuju Diana . Ia sibuk memberi jalan untuk untuk para anggota drum band . " Mas Rio .." Suara Diana mengalun pelan pada taruna itu. Sontak laki-laki berseragam biru dengan topi pad putih tersebut menatap Diana . Langkah kakinya langsung terhenti . Rio dan Diana kini berdiri berhadapam . Tak lama pandangan Rio teralihkan saat tangan Diana menggenggam tangannya.

Diana menarik Rio menembus keluar dari keramaian . Bak sebuah patung Rio hanya mengikuti langkah perempuan cantik itu. Seakan Rio terhipnotis lalu melupakan apa yang sedang Ia lakukan . laki-laki berpangkat sersan mayor dua taruna tersebut, tak menolak maupun melepas genggaman tentangga cantik sekaligus adik kandung dari seniornya di AAL .

Gadis itu menggengam tangan Rio erat. Bibir Rio masih terkunci rapat. Dirinya menunggu penjelasan gadis tersebut mengapa Ia menariknya dari kirap. Sementara itu Diana masih terus berjalan menuju tempat Ia menepikan mobilnya. Tanpa Ia sadari tangannya masih menggengam erat tangan Rio .

Beberapa meter mereka menjauh dari kerumunan warga . langkah kaki Diana terhenti didepan mobil ber plat L itu . Ia membalikan badannya , melihat ke arah Rio. Masih tergambar jelas panik bercampur cemas di wajah Diana . Wajahnya sedikit pucat bak orang kebingungan

Gadis itu sejenak memejamkan mata. Ia menarik nafas dalam-dalam lalu berbicara dengan nada yang lemah "Mas Rio kalau boleh , aku mau minta tolong bisa ?"

Laki-laki dengan tinggi 176 cm itu berdiam diri sejenak . Ia menatap wajah pucat Diana . Hatinya bimbang , dirinya tak dapat menolak maupun mengiyakan permintaan Diana karena masih dalam tugas . Rio melepaskan genggaman tangan Diana perlahan . Ia menghela nafas dan berkata "Mau minta tolong apa Diana ?" .

" Sebelumnya aku minta maaf dulu ya mas ganggu , jadi gini mas Rio aku kan baru pulang dari kampus kebetulan ponselku baterainya habis jadi gak bisa lihat map , terus banyak jalan juga yang ditutup gara-gara kirap mas , aku boleh minta tolong bantuin aku pulang mas ?"

Lagi-lagi Rio menghela nafasnya . Apa yang diminta Diana bukanlah permintaan yang berat . Tetapi Rio masih dalam tugas. Hal tersebut membuat Rio bimbang . Ia tak ingin menolak permintaan perempuan cantik yang ada di hadapannya ini. Rio terdiam untuk beberapa saat sebelum memutuskan .

" Iya Diana ayo aku anterin pulang , tadi kamu naik apa ? "

"Aku naik mobil ini mas ... tapi kalau mas Rio anterin aku pulang , gimana nanti kirab nya ?"

" Udah gapapa , nanti kirapnya itu berakhir di balaikota , nanti mas minta tolong pesenin ojek online buat balik ke balai kota ya Diana habis nganterin kamu "

"Iya mas , makasih banget udah mau tolongin aku "

" Sama-sama Diana , mana kuncinya biar aku yang nyetir "

Mereka pun masuk kedalam mobil ferrari berwana hitam tersebut . Rio melepaskan topi padnya . Kini topi pad tersebut berada di pangkuan Diana . Gadis itu hanya terdiam di kursi penumpang . Sesekali matanya memandang Rio yang ada dibalik kemudi .Pesona Rio makin terpancar saat dirinya menggunakan seragam . Tubuhnya yang ideal dibalut dengan seragam membuat Rio terlihat gagah , berwibawa. .Bagai kuda di pacuan . Jantung Diana berdegup cepat . Ia semakin salah tingkah berada satu mobil dengan Rio .

Banyak tingkah aneh yang dilakukan Diana . Seperti menggaruk rambut , Membuka tutup pintu dasbor mobil . Dan pada akhirnya Diana memutuskan untuk memulai pembicaraan .

" Mas Rio ternyata taruna AAL juga ya mas ... kenal mas Gibran ? "

"Iya Diana... kenal dia senior aku di AAL, Diana itu saudara kamu ya ? "

" Iya mas , mas Gibran kakak kandung aku mas "

"oh gitu ya , ngomong-ngomong kamu kuliah dimana Diana ?"

" Aku kuliah di UNAIR mas , ambil jurusan dokter gigi "

" Wah .. calon dokter ya "

"Iya mas "

Pagar hitam rumah Diana mulai terlihat . 30 menit lamanya Rio mengemudi untuk sampai ke rumah Diana. Bi Inah mulai membukakan pagar saat bunyi klakson mobil terdengar . Rio memarkirkan mobil Diana di garasi rumah. Mereka berdua segera bergegas keluar saat mobil telah terparkir rapi .

Tangan Diana menyisipkan rambutnya kebelakang ketelinga , Ia tertunduk memandangi keramik garasi rumahnya ." Makasih banget loh mas , udah dua kali aku ditolongin sama mas Rio jadi nggak enak aku"

Laki-laki berseragam mengembangkan senyuman . Ia merasa bahwa sikap yang ditunjukan Diana sangat lucu . Rio menatap Diana dalam-dalam . Matanya membidik dari ujung rambut sampai ke ujung kaki .Ia menunggu Diana mengangkat wajahya barulah Ia akan menjawab kata-kata Diana tadi. Perempuan cantik dihadapan Rio itu perlahan mulai mengangkat kepalanya . " Iya Diana , seneng juga bisa ngebantu kamu".