webnovel

HANTU PENJAGA CINTA MARK

Linda_Mamuaja · ホラー
レビュー数が足りません
17 Chs

Cerita 7

Malam itu suasana terasa lebih sunyi dari biasanya.. terasa waktu berjalan begitu pelan apalagi bagi Mark dan Dokter dhee yang punya kebiasaan sama yaitu tidur saat tengah malam, membuat mereka susah untuk tidur lebih cepat.  Dokter dhee yang sehari-harinya tinggal sendirian tak pernah takut pada saat malam tapi malam ini terasa semua berbeda, setelah makan malam dokter dhee menyibukkan dirinya dengan memeriksa stok obat yang ada di apotik puskesmasnya. Berbeda dengan Mark, Mark yang biasanya stiap malam masih sibuk bekerja menyelesaikan pekerjaan kantornya atau hanya sekedar merencanakan program kerja, tapi malam ini dia hanya bisa berbaring karena luka dan semua media buat bekerja tidak tersedia. Tapi Mark masih tersenyum karena dia punya kegiatan baru yang sepertinya dia sukai, memperhatikan dokter dhee bekerja. Tiba-tiba sebuah ketukan di pintu, Dokter dhee memandang Mark wajahnya agak takut dia sepertinya meminta petunjuk apa yang harus diperbuatnya dan Mark hanya tersenyum,

"buka aja pintunya.. ini baru jam 7 malam, pasti yang mengetuk pintu bukan hantu.." kata Mark menenangkan dokter dhee.

"halo selamat malam.. kalian pasti kangen aku kan?" sapa Rian, dia melangkah masuk, diikuti ayahnya, pak  kepala desa.

"eh pak kepala desa.. selamat malam.." sapa dokter pada kepala desa, dia mengabaikan Rian.

"selamat malam dok, maaf tadi siang tak bisa datang, hanya mengutus anak ini, bagaimana kabar pasien kita.." pak kades tersenyum pada dokter dhee dan berjalan menemui Mark.

"selamat malam pak kades, maaf aku tak bisa menyapa lebih baik.. keadaanku sekarang sudah membaik pak, terima kasih banyak pak kades sudah menolong saya.. rasanya sangat bersyukur karena ternyata aku masih hidup.." kata mark tulus dia sangat berterima kasih pada pak kades.

"ah nggak apa-apa.. sudah kewajiban kita menolong sesama kita yang kesusahan.." kata pak kades sambil menepuk-nepuk lengan Mark.

"katanya juga tadi sore kamu telah diobati juga oleh pak Teo"

"iya pak.. karena sakit itulah kenapa saya datang kesini.."

"jadi sekarang udah punya alasan yang lain untuk datang kesini lagikan.." kata pak kades tersenyum

"iya pak, aku sangat berterima kasih pada penduduk disini, teristimewa pak kades, dokter dhee dan juga Rian putra bapak, dia sangat baik" Mark melirik rian.

"oya kak, malam ini aku akan menginap disini, setelah ku pikir-pikir aku sayang sama dokter dhee, memang dokter Bersama laki-laki gagah, tapi sedang sakit dan terluka parah, tengah malam nanti kalau terjadi apa-apa.. siapa yang akan menolong dokter.." kata Rian penuh semangat, mendengar itu dokter dhee hanya tertawa, mereka masih berbincang-bincang sedikit, Mark menanyakan motor dan barang-barangnya pada pak kades, dan beberapa cerita lainnya,  tak lama kemudian pak kades pamit pulang.

"Rian, emangnya dokter dhee disini tinggal sendiri ya? Dimana keluarganya?" tanya Mark pelan, saat dokter dhee mengantar pak kades didepan.

"iya kak, dokter dhee belum menikah, kabarnya juga dokter nggak punya pacar" mereka mulai bergosip.

"kok bisa? padahal dokter dhee cantik, pasti banyak cowok yang suka?"

"katanya dokter dhee yang nggak suka menikah, makanya dokter dhee mau jadi dokter disini..biar.." rian menghentikan ceritanya ketika dia melihat dokter dhee telah kembali. dokter dhee memandang mereka curiga.

"itu dok.. nanti malam aku tidurnya dimana?" Rian mencoba mengalihkan pembicaraan, Mark menahan tawa melihat tingkah Rian.

"terserah kamu.."

"jangan gitu dong dok.. dokter kalau marah tamba cantik deh.." Rian coba membujuk dokter dhee. tapi Mark malah tertawa.

"apaan sih, nggak boleh tertawa tau.." melihat Mark tertawa awalnya dokter dhee cemberut, tapi kemudian dia tersenyum.

"kita sebaiknya tidur disini aja, soalnya kalau kita terpisah dan hantu itu datang kita jadi takut sendiri-sendiri, kalau disini kan kita bisa bersama-sama.." kata dokter dhee, padahal itu karena dia merasa takut sendiri.

"iya kupikir yang dikatakan dokter benar, lebih baik kita tidur bersama disini aja, kamu bisa mengangkat kursi yang didepan itu biar diletakkan sini dan kamu bisa tidur disitu." Mark memberi usul. Rianpun melakukan sama dengan yang dikatakan Mark. merekapun melanjutkan melakukan aktifitas yang tadi, hanya bedanya sekarang ada Rian yang menjadi teman ngobrol Mark. Mark bertanya panjang lebar tentang kampung, tentang cita-cita Rian sampai akhirnya Rian ketiduran, padahal itu baru jam 10 malam. menyadari Rian telah tidur, Mark kembali keaktifitasnya yang tadi memparhatikan dokter dhee bekerja.

"kenapa kalian diam? anak itu sudah tidur ya.." tanya dokter dhee. dijawab Mark dengan anggukan kepala.

"sepertinya dia kelelahan menjawab semua pertanyaanmu.. bertanya tuh jangan yang banyak-banyak kayak mau ujian aja.." mendengar itu Mark tersenyum bahagia karena dokter dhee akhirnya mau bercanda dengannya.

"dokter juga kalau ingin tidur lebih cepat, sini duduk dekat aku, kita ngobrol disini.. kerjanya nanti lanjut besok.." kata mark, dalam hati dia mencoba berbaik-baik pada dokter dhee siapa tau dokter akan berbaik hati  juga padanya, soalnya sejak tadi pagi saat dia sadar, dokter dhee tidak sekalipun mau berbaik hati padanya, sepertinya dokter dhee membancinya dan Mark tidak tau apa penyebabnya.

"ih..ternyata udah jam 10 malam ya.. tinggal dua jam lagi.." dokter dhee mendekati Mark, mungkin karena takut, tapi itu sudah sangat membuat Mark berbunga-bunga. dokter dhee menarik sebuah kursi dan meletakkan didekat tempat tidur Mark. Mark berusaha terlihat biasa aja, walaupun dia sangat bahagia karena dia takut jika dokter melihatnya begitu dokter menjauh lagi.

"tuh dia udah didekat dokter.." Mark coba bergurau

"apaan sih.. kamu pikir aku takut.. aku udah biasa lagi lihat hantu.." dokter pura-pura marah. mark tertawa.

"jangan ketawa.. kata pak teo tadi nggak boleh tertawa.. hantunya bisa marah.." dokter dhee masih pura-pura marah. markpun berusaha menahan tawanya.

"jadi kita mau ngobrol apa sekarang?"

"ini tolong bacain jumlahnya, aku mau mencocokkan dengan yang dikomputer.." dokter dhee menyodorkan data, dan dia memegang leptopnya.

"ini namanya kerja bukan ngobrol dok.."  Mark cemberut, tapi kemudian tersenyum dan mulai membacakan untuk dokter. Mark nggak tau kenapa tapi saat dia berdekatan dan bekerja dengan dokter dhee rasanya itu sangat membahagiakan. tak lama kemudian ternyata dokter dhee pun ketiduran. Mark memandang jam didinding, dan waktu menunjukkan hampir jam 12 malam.