webnovel

[ 06 ]

"Sayaaang!"

"Bubar-bubar! Si bucin datang!" Sambar Kalila ketika melihat sosok laki-laki dari balik pintu kelas.

Baru saja beberapa saat yang lalu bel istirahat terdengar, laki-laki itu sudah tiba melawan arus anak-anak kelas yang hendak keluar.

Jovanka tersenyum dan menepuk bangku kosong di sebelahnya, mempersilakan laki-laki itu duduk.

"Liat aku bawa makanan apa aja buat kamu," seru laki-laki dengan senyum manisnya.

Lelaki yang masih tersenyum dengan manis itu, Farhan. Pacarnya Jovanka. Saat ini ia tengah melakukan rutinitas hariannya, mengunjungi Jovanka.

Lalu netra Kalila seketika bersinar cerah melihat Farhan yang mengeluarkan sekaligus isi plastik yang di bawanya. Berbagai macam makanan kini berserakan di atas meja Jovanka.

"WOAH DAEBAK! MAKANAN GRATIS!" seru Kalila yang lantas mengambil dua bungkus snack keripik kentang, dan dua buah roti manis tanpa ragu.

Oh, Kalila pun menarik satu susu kotak rasa pisang dari atas meja Jovanka.

"Sama-sama, Lil." Sindir Farhan.

Gadis yang disindir hanya terkekeh ke arah Farhan sembari memakan roti isi selai cokelat.

Jovanka menghela napas memperhatikan gadis yang mencuri makanannya. Lalu pandangannya bergeser pada Lucy yang hanya menggeleng melihat tingkah Kalila.

"Kamu ga mau, Cy? Gapapa ambil aja," tawar Farhan.

Lucyana ingat ia membawa bekal yang sudah Nadien siapkan. Namun Farhan terlanjur menawarinya. Akhirnya Lucy memilih satu permen loli diantara banyaknya makanan lain.

"Han, kamu bolos kelas ya?" Tuduh Jovanka curiga dengan banyaknya makanan yang Farhan bawa. "Kita kan selalu keabisan makanan di kantin."

Farhan mendelik. "Aku ngga bolos, sayang, satu menit sebelum bel istirahat aku lari dari kelas ke kantin dorong-dorongan sama anak-anak yang lain, beli ini semua untuk kamu sayang." Lalu Farhan merajuk.

Jovanka ber-oh-ria lalu mengelus kepala Farhan hingga si pemilik kepala menghilangkan raut kesalnya dan kembali tersenyum. Tak lupa Jovanka meminta maaf dan berterima kasih.

Seperti dugaan Kalila, laki-laki itu kini mencubit dan memainkan pipi Jovanka dengan gemasnya.

Bucin.

Kalila memperlambat kunyahannya melihat tingkah Farhan sekarang.

"Mendadak ga napsu makan anjir," ucapnya masam.

"Kalau gitu rotinya buat gue aja."

"A-HEH ITU ROTI GUE YA! BALIKIN GA?!"

Suara Kalila menyeruak sejak Harryan tetiba datang dan mengambil sebungkus roti utuh saat Kalila lengah. Gadis itu mencoba mengambil kembali rotinya dari jangkauan Harryan.

"Ogah," enteng Harryan.

"Lo apa-apaan si?! Dateng-dateng nyolong makanan orang!" Omel Kalila sembari mengejar Harryan di depan kelas.

Netra gadis itu membelalak dengan mulutnya yang menganga. Segigit roti sudah masuk dalam kunyahan mulut Harryan. Yang lebih menyebalkannya lagi, Harryan mengunyah roti itu dengan ekspresi sangat menikmati.

"Lo juga nyolong makanan dari Farhan kan? Ya kita berbagi hasil curian lah, pelit lo." Elaknya dengan mulut penuh.

"Enak aja nyolong! Orang Farhan udah ngasih itu ke gue!" sahut kesal gadis berambut sebahu itu. Kalily melirik Farhan kemudian.

"Kapan gue ngasih? Orang lo yang ambil sendiri." Farhan tertawa kemudian.

Suara tawa Farhan dan Jovanka justru membuat Kalila semakin kesal. Melihat Harryan yang hanya terkekeh dan makan dengan lahap akhirnya Kalila hanya memicingkan mata sebal dan kembali ke kursinya.

"Okay makan aja, gue gak ikhlas ko! gue sumpahin bibir lo makin dower mampus!" tukas Kalila lalu membanting diri di atas kursi.

"Dower gue berkualitas, makasih sumpahannya," jawab Harryan santai.

Jovanka dan pacarnya masih tertawa melihat keributan yang bukan terjadi kali ini saja. Sementara Lucy sejak awal hanya tertawa kecil melihat interaksi teman-temannya. Ia asik menikmati bekal buatan Nadien.

Kalila melirik Lucy yang makan dengan tenang. "Makan apa tuh, Cy?"

Lucyana menggeser kotak makannya. "Mau?"

Kalila bergidik ngeri melihat sayur-sayuran dalam kotak bekal itu. "Ngga ah makasih, emangnya gue sapi."

Lucy tertawa pelan dan kembali menyuapi dirinya dengan sayuran.

Lalu netranya dengan spontan melihat siapa saja yang memasuki kelas di ambang pintu. Lucas, Aji, Carlo, Felix dan kawanannya merusuh-ada satu orang lagi yang masuk ke kelas. Itu Aziel.

Dan sekarang anak itu sedang menatap Lucy.

Sadar netra mereka saling bertemu, Lucy langsung tersedak. Padahal sedang nikmat-nikmatnya mengunyah.

"Uhuk! Uhuk! Uhukkk!" Lucy kesulitan membuka tutup botol air nya.

"Lah keselek?!" panik Kalila yang langsung menepuk-nepuk bagian belakang leher Lucy.

Harryan dengan sigap memberikan air untuk Lucy. "Makanya pelan-pelan ngunyah nya, gak ada yang ambil makanan lo, Lucyana."

Gadis bersurai sepundak itu sempat tersedak sekali lagi sebelum tenggorokannya kembali normal. Untuk sesaat ia lupa dengan kehadiran laki-laki itu. Bagaimana caranya menghadapi Aziel setelah ini?