webnovel

BAB 23

Sudah sebulan Rayna bekerja di perusahaan Papanya. Vero setiap siang selalu datang mengajaknya makan. Setiap Jumat sore, sabtu dan minggu dia masih setia melihat Rayna dari jauh jika Rayna ke makam Sabda. Dan minggu pagi ini, setelah Rayna pergi dari makam Sabda, gantian Vero yang masuk ke tempat peristirahatan Sabda.

"Sab, gue ngga tau apa maksud lu menitipkan Rayna ke gue. Gue memang mencintai Rayna, tapi Rayna seakan jauh dari jangkauan gue. Sampai kapan gue harus bertahan?" Vero berbicara di dekat nisan Sabda. Jujur dia kangen berbincang dengan Sabda, Sebelum Sabda berpulang dia baru merasakan kembalinya seorang sahabat yang dulu pernah terpisah dengan jarak karena seorang perempuan.

Seharian ini Vero sengaja tidak mewhatsapp Rayna, dia juga tidak main ke rumah Rayna. Vero ingin merenung apa yang harus dia lakukan untuk Rayna.

Sedangkan Rayna dirumah merasa kesepian. Lita dan Anin sudah pasti bersenang-senang bersama pacarnya masing-masing. Waktu sudah berputar. dulu ketika teman-temannya jomblo Rayna paling mesra dengan Sabda, sekarang Rayna sendiri yang jomblo. Bahkan hari minggu ini Rayna dirumah sampai malam setelah pagi tadi ke makam Sabda. Rayna tersenyum mengingat itu. Rayna membuka media sosialnya, banyak sekali foto-fotonya yang dulu di tag medsos milik Sabda. Sekarang medsos Sabda sudah tidak aktif lagi. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan misalnya di hack orang, keluarga Sabda menonaktifkan medsos milik Sabda. Rayna akhirnya menghapus semua fotonya bersama Sabda.

"Untuk apa aku pasang foto Sabda kalau medsos Sabda udah ngga bisa di lihat lagi." Kata Rayna pelan. Rayna menyisakan satu foto di medsos miliknya ketika dia sedang ke pantai bersama teman-teman dan ortunya waktu itu. Rayna kemudian mengunggah fotonya ketika wisuda. Ya, walaupun sudah telat satu bulan setelah acara wisudanya. Dia unggah foto bersama teman dan keluarganya, Dia mengcrop foto Vero yang waktu itu ikut foto bersama keluarganya. Tak lupa dia bubuhkan caption 'a month ago'.

'Wah cantik semua nih tiga dara' Satria memberikan komentar.

'Makasih, pasti yang paling cantik yang pakai kebaya biru ya(Lita)?'Rayna membalas komentar Satria

'Pastinya.' Jawab Satria.

Ada notifikasi masuk dari Andromeda

'Wah, Bu Rayna sangat cantik.'

'Makasih.' Balas Rayna. Kemudian Andro memberikan love pada foto Rayna. Setelah bermain medsos sebentar Rayna pun ketiduran .

Paginya banyak sekali notif masuk dari medsosnya. Ada Lita, Anin, dan beberapa rekan kerja yang memuji cantik. Rayna hanya membalasnya dengan memberikan love pada komentar mereka. Vero juga memberikan love di foto Rayna. Beberapa karyawan memberikan komentar pada komentar Andromeda.

'Pepet terus pak.'

'maju terus pantang mundur.'

'pak Andro gercep nih. '

Rayna hanya menggeleng kepala melihat komentar-komentar rekan kerjanya. Dari sekian banyak komentar hanya Vero yang me-love tanpa komentar. Rayna melihat ponselnya, belum ada pesan dari Vero. Tanpa Rayna sadari dia membutuhkan Vero ada di dekatnya. Rayna merasa kesepian tanpa gangguan dari Vero. Tapi Rayna takut menghianati Sabda jika menanggapi Vero.

Rayna berangkat ke kantor sendiri, sampai di kantor, Rayna segera menyelesaikan pekerjaannya, biasanya Vero datang mengajak makan siang. Tapi sampai sore Vero bahkan tidak datang. Sorenya Rayna melihat mobil Vero masuk ke tempat gym, tidak sengaja dia berpapasan dengan mobil Vero. Rayna ingin kesana tapi Rayna malu, entah malu atau gengsi. Rayna melajukan mobilnya sampai ke rumah.

'Kenapa gue merasa kesepian ya tanpa Vero??' Tanya Rayna dalam hati. Malamnya Rayna bermimpi Sabda datang lalu membawakan sekuntum bunga mawar dengan diselipkan surat di antara mawar itu bertuliskan 'Vero'.

"ini dari kamu kan sayang? bukan Vero. Kenapa Vero tulisannya?" Sabda tidak menjawab, dia hanya memeluk Rayna mengecup puncak kepala Rayna lalu pergi. Rayna segera terbangun, jam menunjukan pukul 12 malam. Segera dia meraih gelas yang berisi air di meja dekat kasurnya. Langsung diteguknya air minum itu.

Ting! Notifikasi medsos Rayna berbunyi. Ada komentar di foto Rayna. Dari Vero.

'cantik siapa yang punya? m' Rayna tersenyum membacanya. Dia lalu membalas 'Bokap nyokap.'

Ting, notifikasi muncul lagi.

'Boleh abang minta?' Rayna tidak membalasnya, tapi ada notifikasi muncul dari mas Anton hanya memberikan love pada komentar Vero yang terakhir. Rayna tetap mendiamkannya.

Sedangkan di tempat lain, Vero terus memikirkan apa komentar yang pas untuk Rayna. Hatinya panas melihat Andromeda mengomentari foto Rayna, bilang cantik dan banyak karyawan lain yang mendukungnya. Akhirnya Vero memberanikan diri mengomentari dengan sedikit rayuan, tak disangka mas Anton memberikan love pada komentarnya, Rayna pun tidak membalas. Vero tersenyum kecut.

"Besok pagi kan mau ketemu Andro dan papa Rayna untuk membahas kerjaan. Ah, besok gue ajak Rayna makan siang lah." kata Vero pada dirinya sendiri kemudian dia tidur.

Besoknya selesai briefing anak buahnya sebentar di kantor, Vero langsung berangkat ke kantor papa Rayna. Rencananya papa Rayna mau mengeluarkan produk kosmetik dengan nama 'Rayna Cosmetics'. Tentu saja atas ide Rayna pengeluaran aneka produk kosmetik ini. Dan nama Rayna sendiri atas permintaan papa Rayna. Sudah ada papa Rayna, Rayna, Andromeda dan kepala Divisi keuangan dan kepala divisi produksi. Vero sedikit terlambat karena jalannya agak macet. Vero duduk di depan Rayna. Rapat pun dimulai.

"Bagaimana kalau kita ambil satu model nasional untuk jadi Brand Ambasador." Kata Andro.

"Berarti kita harus hitung ulang pengeluaran kita karena di proposal belum ada pengeluaran untuk BA. Kalau kita ambil model itu juga harus dihitung akomodasinya." Kata divisi keuangan. Papa Rayna tampak berfikir. Tentu saja itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi ini produk baru dan harus bisa bersaing dengan yang lainnya. Papa Rayna baru kali ini mengeluarkan produk kosmetik. Tapi ini ide pertama Rayna. Dia tidak mau mengecewakan anaknya.

"Maaf, bagaimana kalau Ibu Rayna saja yang jadi model nya. Nanti kalau sekiranya sudah jalan dan mendapat untung baru kita mencari brand ambasador. Saya rasa ibu Rayna cantik, tidak ada salahnya kan? Apalagi ditambah dengan make up, Maaf bukan saya ikut campur atau menggurui, saya hanya memberi masukan. Untuk bagaimana teknisnya dan dimana mengambil gambar nya saya akan urus." Kata Vero. Papa Rayna tersenyum.

"Ya!! Benar sekali! Rayna yang akan jadi modelnya, mau kan Rayna?" Papa Rayna tersenyum lebar. Senang sekali anaknya dipuji cantik.

"Tapi saya tidak bisa..."

"Bisa, kan belum dicoba?" Vero merasa kali ini dia menang karena papa Rayna mendukungnya. Akhirnya sudah disepakati Rayna yang jadi modelnya, sekaligus nanti pemasaran lewat marketplace akan Vero bantu.

"Pak Vero ini pemuda luar biasa, masih muda tapi pengalamannya banyak." Puji Papa Rayna. Terlihat Andromeda agak kesal karena bisa-bisanya Vero menyuruh Rayna untuk jadi model apalagi dia bilang Rayna cantik. Vero tersenyum sinis melihat wajah masam Andro. Dia senang akhirnya bisa bekerja bersama Rayna. Bahkan papa Rayna menginginkan ada sesi pemotretan Vero dan Rayna karena Vero diminta menjadi model untuk skincare for men. Bertambahlah kesal wajah Andromeda.

"Sorry bro, Rayna sudah digariskan untuk gue jaga. Sebaiknya lu mundur teratur." Vero mengingatkan Andro selesai meeting tadi ketika mereka jalan berdua ketika

keluar dari ruang rapat.

"Janur kuning belum melengkung kan?"

"Oke, akan gue bikin melengkung secepatnya!" Kata Vero lalu meninggalkan Andro.

'Ternyata punya nyali juga dia mendekati Rayna. Tidak semudah itu ferguso!' Batin Vero kemudian berjalan menyusul Rayna karena tadi Veri sudah mengajak Rayna makan bareng.

"Lu tau nggak, kayaknya pak Vero sama pak Andro lagi bersaing dapetin bu Rayna." Rayna mendengar lagi karyawati ada yang ngomongin dia di belakang. Ah.... Rayna mulai pusing menghadapi laki-laki.