Susi dengan di ikuti kak Husodo dan Yuliana berjalan dengan cepat menuju ruang OSIS tempat kakaknya berada, Susi sendiri agak kesulitan untuk berjalan cepat karena rok ketat yang di gunakannya, meski kurang nyaman rok itu sudah menjadi bagian dari seragam khususnya sehingga ia tidak mungkin menggunakan rok lain.
"Ndoro…apa Ndoro mau bicara soal hal tadi ke Kanjeng Susan ?" tanya Husodo dengan kahawtir.
"tentu saja, seenaknya saja dia mau menutup klub itu" ucap Susi dengan nada kesal.
"aduh Ndoro sebaiknya biar saya saja yang bicara dengan kanjeng nanti" ucap Husodo berusaha mengubah niat Susi.
"kakak sendiri saja tidak bisa mengatakannya ke saya, apa yang bisa membuat saya yakin kalau kakak bisa bicara langsung ke kak Susan" ucap Susi yang skeptis dengan ucapan Husodo.
"aduh…." Husodo semakin panik, Yuliana yang mengejarnya menepuknya dan memberikan isyarat "biarkan saja" dengan gelengan kepalanya.
Keduanya memang belum menanyakan tentang kebenaran hal itu dan keduanya tidak memiliki keberanian untuk melakukannya, pengaruh 3 tahun mengabdi kepada Kartika Ayu dan Susan Ayu membuat mereka menghormati keduanya lebih dari sewajarnya, bahkan untuk membicarakan hal hal sederhanapun mereka segan untuk melakukannya.
Setelah naik ke lantai 5 gedung utama sekolah mereka tiba di depan ruang OSIS, Susi mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk.
"selamat siang, saya ingin bertemu dengan ketua OSIS Susan Ayu" ucap Susi.
"ketua sedang tidak bisa di ganggu saat ini" ucap seseorang yang ada di dalam.
"ini urusan penting, tolong di usahakan" ucap Susi tetap bersikeras.
"nama dan asal kelas ?" tanya orang itu.
"Susi Ayu, kelas 1A jurusan…" ucap Susi menyebutkan namanya dan asal kelasnya, namun belum selesai ia bicara pintu langsung di buka begitu ia menyebutkan namanya.
"maaf saya tidak mengenali suara dik Susi" ucap orang yang membuka pintu sambil menundukkan kepalanya.
"kakak dimana ?" ucap susi mengacuhkan permintaan maaf orang itu dan langsung menanyakan keberadaan kakaknya.
"ketua sedang ada di ruang kerjanya" ucap orang itu menunjuk ke arah sebuah ruangan yang di pisahkan oleh dinding kaca buram.
Susi langsung berjalan menuju ruangan itu tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ia berhenti di depan pintu masuk ruangan itu.
"sopo iku (siapa itu)?" tanya Susan dari dalam dengan nada datar.
"adhine (adikmu)" jawab Susi singkat.
"ana sing arep dakrembug (ada yang mau saya bicarakan)" lanjut Susi menjelaskan maksud kedatangannya.
"Euis, Maria, Yuli, tolong keluar sebentar" ucap susan meminta agar mereka meninggalkan kedua kakak beradik itu di dalam.
"nggih Kanjeng" ucap ketiganya sambil sedikit membungkuk, ketiganya lalu keluar dari ruangan itu dan menutup pintu dengan rapat.
Setelah hanya tinggal mereka berdua di dalam ruangan, Susi masuk ke dalam ruang kerja kakanya.
"Kulonuwun" ucap Susi sebelum memasuki ruang kerja kakaknya, kakaknya sedang duduk di belakang meja kerjanya yang penuh dengan dokumen dan berkas yang harus di urus oleh OSIS.
"Sugeng Rawuh Susi(selamat datang susi)" ucap Susan menyambut kedatangan adiknya itu dengan senyuman, ia terlihat senang melihat adik nya kini satu sekolah dengannya.
"sudah lama kakak tidak melihatmu" lanjut Susan dengan nada lembut, terlihat sepertinya ia merindukan keberadaan adiknya yang selama ini tinggal bersama ibu nya di daratan.
"kakak, aku mau bertanya sesuatu, tolong di jawab dengan jujur" ucap Susi dengan serius, Susan terkejut melihat perubahan sikap adiknya yang drastis itu.
"apakah benar kakak akan menutup klub Senshado akhir tahun nanti ?" lanjut Susi menanyakan kebenaran tentang hal yang di dengarnya.
Ekspresi Susan mulai berubah menjadi datar, ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah jendela yang ada di belakang meja kerjanya, jendela itu menghadap langsung ke arah gedung klub Senshado yang ada di belakang sekolah.
"jadi kamu sudah tau soal itu" ucap Susan dengan datar, ia terkejut adiknya bisa tau tentang hal itu dengan begitu cepat meskipun tidak mengikuti orientasi sekolah.
"apa itu benar ??" ucap Susi terus menekankan pertanyaannya.
"itu benar, kakak akan menutup klub itu akhir tahun nanti" ucap Susan membenarkan hal itu.
"tapi kenapa !?" tanya Susi dengan kesal.
"alasannya bersifat pribadi, kakak belum bisa memberi tahumu saat ini" ucap Susan menolak memberitahu alasannya akan menutup klub Senshado.
"berhentilah bersifat seperti anak kecil, kenapa kakak tidak langsung ber terus terang saja !?" ucap Susi terus menekan kakaknya untuk mengungkapkan alasannya.
"Susi, setiap perempuan memiliki hal yang tidak di mengerti bahkan oleh perempuan lain, kakak harap kamu mengerti" ucap Susan yang tetap kukuh. Ia kembali duduk di kursinya dan mendekatkan tubuhnya ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaanya.
"kalau kamu berkenan, kakak ada pekerjaan yang harus di selesaikan" ucap Susan sambil menyusun beberapa kertas yang ada di sampingnya.
"tch.." Susi sudah mencapai batas kesabarannya, ia melapiaskannya dengan merubuhkan sebuah pajangan bendera sekolah yang ada di meja kerjanya.
"karepmu lah (terserah kau) !" bentak Susi, ia kemudian berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan ruang kerja kakaknya itu, sementara Susan hanya bisa menerima kemarahan adiknya itu dan menahan emosinya dengan menutup matanya dan menundukkan kepalanya.
Setelah Susi keluar dari ruangan OSIS Susan mendirikan kembali pajangan bendera di meja kerjanya, ia mengehela napas dengan berat mencoba mendinginkan kembali kepala dan pikirannya.
"bahkan adikku sendiri sekarang membenciku" ucap Susan pelan, ia melanjutkan pekerjaanya dan mengurus berkas dan dokumen yang menumpuk.
Chapter 5.1 sementara itu di luar.
Husodo, Yuliana, dan Euis keluar dari ruang OSIS dan menunggu di depan ruangan itu untuk memastikan tidak ada yang masuk ketika mereka berdua sedang berbicara.
"tidak saya kira Susi datang lebih awal" ucap Euis, anggota OSIS yang sebelumnya ada di dalam bersama Susan.
"saya juga kaget, tiba tiba dia datang ke acara penerimaan anggota baru klub Senshado" ucap Husodo yang juga tidak mengira kedatangan adik dari ketua klub nya itu.
"rencananya dia memang akan baru masuk minggu depan tapi tidak diduga jadwalnya di majukan, dan juga dia ingin langsung ikut dalam kegiatan Senshado jadi dia datang ke gedung klub" ucap Yuliana menjelaskan alasan Susi datang lebih awal ke sekolah itu.
"heee begitu toh" ucap Husodo dan Euis berbarengan.
"omong-omong, apakah Susi datang untuk membicarakan itu ?" ucap Euis yang penasaran dengan maksud kedatangan Susi ke ruang OSIS dan menemui kakaknya.
"ya, begitulah" ucap Yuliana membenarkan, ketiganya sepertinya langsung mengerti konteks dari pembicaraan mereka.
"memang sulit di percaya jika yang akan melakukannya adalah Kanjeng sendiri, apalagi dia adalah penerus aliran Kartika" ucap Euis.
"tapi, apakah Ndoro bisa mengubah keputusan kakaknya ?" ucap Husodo penasaran.
"saya ragu soal hal itu, sekali membuat keputusan ketua tidak pernah menariknya kembali" ucap Euis menjelaskan sikap pimpinannya yang tidak pernah plin plan dalam membuat keputusan.
"kakaknya keras kepala, tapi adiknya juga tidak mau hanya diam begitu saja" ucap Yuliana menilai sikap kedua kakak beradik itu.
"hmmmm" ketiganya tidak dapat berkata apa apa lagi seakan kehabisan bahan obrolan.
"omong-omong pertandingan persahabatan akan tetap berlangsung kan ?" ucap Yuliana menanyakan nasib pertandingan persahabatan yang di lakukan dengan beberapa sekolah setiap tahunnya.
"itu akan di lakukan di penghujung tahun tapi sepertinya itu akan tetap di laksanakan" jawab Euis.
"akan terasa membosankan jika acara pertukaran budaya dan festival akademik dilaksanakan tanpa pertandingan senshado" ucap Yuliana.
"tapi kita kekurangan anggota untuk pertandingan final, teman teman kita yang lain sudah mulai bersiap untuk ujian kelulusan sehingga mereka sudah tidak bisa ikut dalam pertandingan" ucap Husodo- menjelaskan masalah yang klub mereka sedang hadapi.
"memang berapa anggota baru yang kalian dapat ?" tanya Euis penasaran dengan jumlah anggota baru yang mereka dapatkan tahun ini.
"total 25 orang" jawab Husodo singkat.
"sedikit sekali, kemarin saja sampai 48 loh !" ucap Euis terkejut mendengar berapa banyak anggota baru yang mereka dapatkan.
"mungkin karena mendengar klub itu akan di tutup jadi tidak banyak yang tertarik untuk mengikuti kegiatan klub yang hanya berjalan satu tahun" ucap Yuliana menduga penyebab mereka mendapatkan sedikit anggota baru tahun itu.
"yang kita punya hanyalah anak anak baru itu, dan beberapa anak kelas dua" ucap Yuliana menyebutkan beberapa anggota yang masih mereka miliki hingga saat itu.
"akan sulit untuk melatih anak anak kelas satu, terutama dengan mepetnya waktu kita" ucap Husodo.
Tiba tiba Susi membuka pintu dan keluar dari ruang OSIS dengan cepat, ketiga kakak kelas itu menepi dan memberi jalan untuknya lewat.
"Ndoro Ayu…." Ucap Husodo mencoba untuk menghentikan Susi, Susi membalikkan badannya, ia berusaha menyembunyikan wajah kesalnya dan bersikap normal kembali.
"kak Husodo, Kak Yuliana, silahkan pulang kerumah dan beristirahat, saya akan menghadiri acara penerimaan anggota klub baru hari rabu nanti" ucap Susi menjelaskan kalau kedua kakak kelasnya itu sudah bisa meninggalkannya sekarang.
"baik Ndoro" ucap keduanya sambil membungkuk, Euis juga ikut membungkuk di belakang keduanya.
Susi melanjutkan langkahnya dan menghilang dari pandangan ketiganya, Husodo dan Yuliana memutuskan untuk kembali ke ruang klub untuk merapikan kembali kursi yang tadi di gunakan sementara Euis kembali ke ruang OSIS untuk membantu ketuanya menyelesaikan pekerjaan.