"Beli apa aja yang loe mau, tapi jangan beli alkohol sama narkoba. Apalagi rokok" ucap Rico.
Wajah Davina seketika merengut. Ia mendorong kartu itu dari ke arah Rico lagi.
"Enggak, enggak mau."
"Loe punya duit?" tanya Rico.
"Ada," jawab Davina.
"Berapa?"
"Ih, apaan sih? Pake nanya-nanya. Privasi dong!" Davina tak senang dengan pertanyaan Rico.
"Bawa, atau loe enggak boleh kemana-mana," ucap Rico.
"Ya, terserah. Aku emang enggak mau kemana-mana. Oh, ya. Satu lagi!" ucap Davina.
"Apa?"
"Aku enggak akan tinggal di sini, kan?" ucap Davina.
Rico tersenyum seolah mengiyakan ucap Davina.
"Mas, kita enggak boleh tinggal bareng. Apa kata orang?"
"Ini Jakarta, Tomboi. Dan loe ada di apartemen. Bukan di perumahan. Enggak akan ada yang peduli juga!"
"Tapi aku peduli. Aku punya keluarga. Aku punya anak. Aku .... "
"Ssst, sssst, stop ngomelnya. Gue keburu telat. Kartu ini gue taruh di meja. Loe harus ikut Raka. Bawa kartu ini buat bayar. PIN-nya nanti gue SMS," ucap Rico.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください