Davina tertidur dengan lelap di atas ranjang. Ali menatapnya dengan penuh kasih. Sesekali Ali tersenyum menatap kekasihnya yang tengah mengandung buah cinta mereka.
"Aku nggak sabar pengen hidup sama kamu," ucap Ali lirih. Diusapnya lembut wajah Davina yang agak kusam itu.
"Eumh." Davina meringsek sejenak mengiba posisinya. Ali segera menepuk-nepuk punggung Davina agar gadis itu tak terganggu tidurnya.
"sst, sst, bobo lagi, ya, Sanyang," bisik Ali.
Ali lantas membaringkan dirinya juga. Ia menengadah ke atas menatap langit-langit bekas kamar ayah dan ibunya itu.
"Sekarang aku harus kerja. Kalau enggak aku enggak bisa jagain kamu lagi, Vin," ucap Ali.
Tak sadar, Ali mendengar suara perut Davina bergemuruh. Ali meliriknya dan melihat ekspresi wajah Davina yang mengerutkan keningnya.
"Kamu kenapa begitu? Mimpiin apa?" gumam Ali lirih.
Pemuda itu lantas bangkit dari posisinya hendak pergi, tapi tangan Davina segera menariknya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください