webnovel

Gelora Gairah [R18+!]

Vivadhi Ranata (Umur 69 Tahun) adalah seorang Pemilik Perusahaan Game yg gila kerja. Sampai - sampai saking asyik dan sibuknya dia bekerja hingga dia pun akhirnya kurang memberikan perhatian kepada keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari saat dia pulang kerja lebih awal, dia mendapati istrinya yang lebih muda 10 tahun dari umurnya dan telah dinikahinya selama 39 tahun sedang berselingkuh dengan pria lain. Lalu karena kalap dan gelap mata, dia pun langsung mengamuk tanpa ampun, menghajar istri & selingkuhannya tersebut secara brutal. Hal ini pun kemudian berujung pada gugatan cerai dan kekerasan dalam rumah tangga yg diajukan oleh istri dan anak - anaknya. Akhirnya karena depresi, dia pun kemudian mengambil pensiun dari tempat kerjanya dan pergi menyepi sendirian ke sebuah desa terpencil. Di suatu malam saat dia sedang merenungi nasibnya dan membulatkan tekad untuk membuka lembaran hidup baru yg lebih baik, Vivadhi Ranata melihat sebuah "bintang jatuh" yg jatuh di sebuah Gunung di belakang rumahnya. Dia pun langsung bergegas pergi kesana dan menemukan sebuah Dadu Dewa yg dijatuhkan oleh Tiga Orang Ranah Beyond True GOD saat sedang asyik bermain game.... Mulai dari saat itu lah, hidupnya pun mulai berubah ke arah yang tak pernah dia impikan sebelumnya. . . . . Tak hanya mengumpulkan kekuatan yang sangat besar hingga mampu menandingi para Dewa dan Makhluk Abadi, namun dia juga mengumpulkan Gadis - Gadis cantik muda belia sebagai selir - selir yang selalu dihujaninya dengan limpahan kasih sayang tiada batas dari Sang Lelaki! . . . [Spoiler] Penjelasan Cover Novel: Dari Bagian Tengah, Geser ke Atas, lalu Memutar Searah Jarum Jam adalah Para Wanita Kekasih Hati Vivadhi Ranata: 1. Faladhina Kiseki 2. Myradhia Chikane 3. Saladhina Olivia 4. Nadhine Aisyah 5. Nadhine Alisya 6. Renadhi Flavina 7. Anadhita Revati 8. Belladhina Sophia 9. Angelina Gladhis 10. Varissa Nadhilla 11. Melani Amadhius 12. Lynadhi Vindatri 13. Reysha Marradhi 14. Eleanord Bradhius 15. Sagradhi Emilia

Vanadhi_Lucia · ファンタジー
レビュー数が足りません
126 Chs

Paket Two In One IV

"Ho ho ho, kamu udah basah banget ya, sayang...." Kata Vivadhi Ranata sambil terkekeh sembari mencoba menggoda Nadhine Alisya yang mukanya telah merah padam karena menahan malu.

Akhirnya dengan kedua tangan milik sang gadis yang mencoba menutupi paras cantik wajahnya yang telah merona semerah buah jambu tersebut, Nadhine Alisya cuma bisa berkata dengan lirih "Abisnya..., Rasanya enak banget sih...."

Vivadhi Ranata yang dengan telinganya yang telah menjadi begitu sensitif tersebut tentunya dapat mendengar dengan sangat jelas bisikan kecil yang keluar dari bibir manis Nadhine Alisya tersebut.

Maka dengan tanpa basa – basi lagi, sang lelaki pun langsung saja menyambar selangkangan Nadhine Alisya yang telah terbuka dengan begitu lebar, dengan kedua belah kaki sang gadis yang telah menjadi begitu lemas dan lunglai dipegangi oleh kedua tangan sang lelaki sehingga lembah perawan yang tersembunyi di tengah – tengah kedua pahanya yang putih dan mulus tersebut terpamerkan dengan segala keindahan yang dimiliki oleh sang gadis.

Sama seperti apa yang baru saja dilakukan oleh sang lelaki kepada Nadhine Aisyah, Vivadhi Ranata pun kini dengan penuh hasrat melahap, menyeruput, menghisap dan meminum semua cairan nektar kenikmatan yang keluar dari mata air rahasia milik Nadhine Alisya.

Kali ini giliran Nadhine Alisya lah yang mengeluarkan desahan – desahan panas dan erangan – erangan nakal dari bibir manisnya yang terbuka dengan begitu lebar akibat diri sang gadis yang sudah tak kuasa lagi untuk menahan gempuran gelombang – gelombang kenikmatan yang diberikan oleh sang lelaki yang sedang menggerayangi kedua belah paha putih mulus sang gadis dengan kedua tangannya sembari menyeruput semua cairan yang kaya akan kandungan Energi Yin khas seorang perawan yang muncrat keluar memancar bagaikan air mancur di tengah – tengah selangkangannya tersebut.

Kini giliran Nadhine Aisyah lah yang melihat bagaimana saudari kembar yang tadinya terbaring di sisinya tersebut saat ini telah mendesah, mengerang dan meronta – ronta dengan geliat tubuh yang penuh kenikmatan tatkala selangkangan dan paha mulus sang gadis dirogol dan dinikmati oleh sang lelaki.

"Apa tadi aku juga seperti itu?" Pikir Nadhine Aisyah sembari mencoba mengingat – ingat apa saja kah yang telah terjadi kepada dirinya sesaat yang lalu saat selangkangan dan pahanya sendiri sedang dijamah dan dipermainkan oleh sang lelaki.

Dan tentu saja, semakin Nadhine Aisyah mencoba kembali untuk mengingat - ingat setiap momen tersebut dengan pikirannya yang masih berkabut dikaburkan oleh perasaan nikmat yang masih membayangi segenap jiwa dan raga sang gadis, semakin merah padam lah wajah sang gadis yang tadinya sudah semerah jambu kini telah menjadi semerah apel atau mungkin bahkan sudah semerah tomat dari pipi sampai ke ujung telinganya.

Setelah beberapa lama, sang lelaki yang telah puas meneguk setiap tetes nektar cinta yang keluar dari selangkangan Nadhine Alisya kini melepaskan cengkeraman tangannya dari paha sang gadis.

Vivadhi Ranata melihat kedua orang anak gadis kembar yang pakaiannya telah dia acak – acak tersebut dan masing – masing selangkangan mereka telah terlihat begitu basah dan becek.

Sang lelaki kemudian melepaskan handuk yang masih menutupi badannya tersebut dan memperlihatkan tombak pusaka miliknya yang telah menjadi begitu besar, keras dan berdenyut – denyut siap untuk maju ke medan tempur.

Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisyah yang melihat senjata pusaka milik Vivadhi Ranata pun membelalakkan mata mereka sambil terkesiap, tercengang, termangu dan menganga mulutnya melihat betapa perkasanya tombak pusaka milik Vivadhi Ranata dengan ukuran dan bentuknya yang begitu... Majestik....

Vivadhi Ranata kemudian mengulurkan tangannya untuk meraih tubuh Nadhine Aisyah dan menarik sang gadis ke dalam pelukannya.

Dengan gerakan yang begitu mulus, sang lelaki melucuti setiap helai pakaian yang masih menempel di tubuh sang gadis yang tidak memberikan perlawanan apa pun.

Malahan Nadhine Aisyah sesekali menggeliat dan bergerak memperbaiki posisi tubuhnya agar sang lelaki dapat dengan lebih mudah melucuti pakaian yang masih dikenakan oleh dirinya.

Maka tak berapa lama kemudian, tubuh indah muda nan belia milik Nadhine Aisyah pun terpamerkan di hadapan Vivadhi Ranata tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi kulit tubuh sang gadis yang begitu putih mulus, lembut dan terawat dengan sangat baik tersebut.

Lekak – lekuk tubuh sang gadis yang masih berada di usia belia remaja tersebut sungguh sangat menggoda.

Ukuran dada dan paha Nadhine Aisyah yang sangat pas tidak kurang dan tidak lebih, berpadu sempurna dengan lekukan pinggang nya yang ramping membentuk sepasang kurva yang sangat estetik sedap dipandang mata.

Tangan sang lelaki pun dengan lembut memberikan belaian di sisi kiri dan kanan tubuh Nadhine Aisyah, mulai dari kepalanya, lalu turun ke pipinya, lalu ke leher, dan kemudian ke pundak sang gadis sebelum menyelip ke sisi kiri dan kanan dadanya dan dengan gerakan tracing yang sangat mulus mengirimkan getaran – getaran penuh hasrat di setiap sentuhannya, sang lelaki pun menyusuri sisi kiri dan kanan dada, pinggul dan paha sang gadis dengan jedua belah tangannya.

Sensasi nnikmat dari sentuhan tangan sang lelaki yang menyusuri kedua sisi kiri dan kanan tubuhnya membuat Nadhine Aisyah jatuh lemas terjerembab ke atas ranjang dengan posisi menungging tatkala tulang – tulang di sekujur tubuhnya serasa telah meleleh melumer dalam api hasrat kenikmatan yang berkobar – kobar dengan ganas melahap sekujur tubuh sang gadis di setiap sentuhan penuh sensasi sensual yang diterima oleh sang gadis dari tangan – tangan Vivadhi Ranata.

Tatkala tubuh Nadhine Aisyah yang telah menjadi begitu lemas melumer dalam kenikmatan tersebut jatuh terjerembab ke atas ranjang, Vivadhi Ranata dengan sigap mencengkeram kedua belah pantat sang gadis yang bagaikan sepasang buah persik yang telah ranum.

Lalu dengan remasan tangan sang lelaki yang semakin mengobarkan api hasrat yang menjilat – jilat tubuh Nadhine Aisyah yang telah menjadi begitu panas tanpa daya terbakar oleh hawa nafsu, Vivadhi Ranata membuat sang gadis kembali mengalami orgasme.

Sebuah klimaks yang membuat lubang kenikmatan Nadhine Aisyah menyemburkan nektar cintanya kembali keluar seperti air mancur yang memancar dari tengah - tengah lembah pribadi milik sang gadis.

Dan Vivadhi Ranata menggunakan pancuran air hangat tersebut untuk membasuh dan melumasi tombak pusakanya yang sudah dalam posisi siap siaga telah menjulang dengan penuh kemegahan menghadapi tubuh Nadhine Aisyah yang pantatnya sedang tertungging memamerkan setiap pemandangan penuh keindahan yang ada di area paling pribadi milik sang gadis.