webnovel

Gejolak Cinta Wanita Simpanan

GEJOLAK CINTA WANITA SIMPANAN Gendis Arumi Bagaskara yang haus akan kasih sayang dari seorang laki-laki. Dengan latar belakang keluarga broken home ia tumbuh menjadi pribadi yang kuat namun tetap ada kelemahan yang tersimpan di dalam dirinya. Menikah dengan di landasi perjodohan hingga melahirkan seorang putra tetapi dia tidak menemukan cinta dari suaminya sampai akhirnya sang suami meninggal dunia. Sepeninggalan Adtya kini ia hidup membesarkan anak semata wayangnya. Selama hidup menjadi janda tekanan batin semakin terasa, untunglah dia memiliki sahabat yang senantiasa menemani di kala suka dan duka. Seiring berjalan nya waktu dia mulai menemukan cinta yang selama ini di impikan, seorang pria tampan dengan hati yang lembut juga penuh perhatian. Namun sayangnya pria itu sudah memiliki istri sehingga ia harus merelakan hidupnya terperangkap menjadi simpanan dari seorang pengusaha. Kehidupannya menjadi simpanan tidaklah mudah, gejolak batin yang ia rasakan semakin hebat ketika dia ingin memiliki cinta dan tubuh pria itu seutuhnya. Sesak yang amat berat terasa didada setiap kali keinginan itu muncul dalam benaknya, keinginan yang begitu menyiksa karena sudah pasti ada hati yang tersakiti. *** Rayyan Danuja Wijaksana, seorang CEO dari perusahaan ternama yang bergerak dibidang property. Ia memiliki seorang istri, namun setelah sepuluh tahun menikah mereka tetap tidak dikaruniai anak. Takdir mempertemukan Rayyan dengan seorang wanita yang tanpa diduga dapat mengubah hati dan perasaannya. Ia menyukai wanita itu. Rayyan tahu bahwasannya perasaan yang dimilikinya ini adalah perasaan terlarang, namun ia memiih mengabaikannya dan tetap menyukai wanita itu. Sehingga ia memilih untuk membuat wanita tersebut menjadi simpanannya. Akankah Gendis bahagia dengan cintanya? Atau ia malah akan menyesalinya!

Winda_Gemini · 都市
レビュー数が足りません
28 Chs

Negative Thinking!!

Setelah bergabungnya Arka pada keluarga kecil Gendis membuat suasana semakin hangat. Kini Nehan memiliki saudara untuk berbagi rasa.

Namun telah hampir sebulan lamanya mereka kembali ke Surabaya, tetapi Rayyan belum pernah sekalipun mengunjunginya seperti perjanjian yang mereka buat.

"Ma… apakah om Rayyan melupakan janjinya padaku untuk mengunjungiku!" ucap Nehan dengan lirih.

"Ya ma, apakah om Gala juga berbohong." Sahut Arka yang sedang bermain puzzle bersama Nehan.

"Kenapa tiba-tiba kalian membicarakan mereka? Bukankah bermain bersamaku juga sangat mengasyikkan?"

Nehan hanya menarik napas dalam mendengar ucapan Gendis."Kami ingin bertanding sepak bola bersama." Rengek Nehan.

Kedua anak laki-laki ini memberikan tatapan imut dan memohon kepada Gendis." Emmm mungkin saja mereka sedang banyak pekerjaan, jadi kalian harus sabar ya!"

Sementara itu disisi lain Rayyan yang telah memiliki nomor ponsel Gendis ingin sekali menghubunginya hanya saja dia belum memiliki keberanian untuk itu.

Dia hanya memandangi nomor itu ketika ingin menghubunginya. Namun niatnya tidak pernah terlaksana dikarenakan ia takut membuat Gendis merasa tidak nyaman.

Sementara Gendis berfikir bahwa Rayyan hanyalah laki-laki yang sedang menguji perasaannya dan ingin mempermainkannya karena status yang saat ini dimilikinya.

"Bagaimana caranya agar aku bisa membuat Nehan melupakan laki-laki itu! Dia hanya ingin memanfaatkan statusku dan hanya ingin bermain-main denganku." Batinnya.

"seharusnya dia tidak perlu mendekati anakku sehingga selalu teringat dengannya seperti ini! Mana aku tidak tahu lagi harus menghubunginya kemana." Gendis hanya bisa mengumpat di dalam hatinya.

"Ndis apa kamu tidak bisa meminta nomor ponsel nya Rayyan pada Manggala atau Ayesha?" Gendis sontak tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara Bhanuwati.

"Iss mama! Aku jadi kaget karena mama tiba-tiba ngomong tanpa manggil dulu."

"Ya ampun, tadi mama juga sudah manggil kamu duluan baru bicara loh Ndis." Ucap Bhanuwati meyakinkan.

"memangnya tadi kamu sedang memikirkan apa? Kenapa begitu dengar suara mama kamu jadi kaget begitu?"

"Emm aku hanya kaget saja ma." Gendis terlihat gugup karena dia tidak ingin mamanya mengetahui bahwa saat ini dia sedang memikirkan Rayyan.

"Oh ya sudah, kalau begitu kamu telpon atau kirim pesan sekarang ke Ayesa tanyakan nomor ponselnya Rayyan."

"Untuk apa sih ma! Kita jangan mengganggu kehidupan orang lain, jika dia memang ingin menemui Nehan di saat tidak sibuk pasti dia akan menemuinya."

"lagipula ini kemungkinan mereka sedang banyak pekerjaan ma. Jadi kita tidak boleh mengganggu waktu mereka yang sangat berharga."

Panjang lebar Gendis berbicara untuk meyakinkan mamanya. Namun sang mama tidak mendengarkan perkataan puterinya itu.

Dia langsung berjalan menuju telepon rumah yang berada diruangan itu untuk menelpon Ayesha.

"Halo mama ada apa?"

"Ayesha kamu dimana ini?"

Gendis lagi-lagi kaget dan langsung berbalik badan melihat mamanya yang sedang berbicara ditelpon dengan Ayesha.

"Oh, aku baru selesai meeting ma!"

"Kalau begitu kamu sedang tidak sibuk kan?"

"Emm iya ma." Sahutnya sembari menganggukkan kepalanya.

"Sha, kamu bisa tolong mama?"

"Mama kenapa? Apa mama lagi sakit?"

"Tidak, bukan itu! Mama minta tolong agar kamu meminta nomor ponselnya Rayyan pada Manggala."

"Nehan sudah menanyakan dia terus."

"Loh, aku sudah memberikan nomor Gendis padanya jika dia ingin menghubungi Nehan."

"Ndis apa Rayyan ada menghubungimu?" tanya Bhanuwati

Gendis hanya mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya tanpa bersuara.

"Kata Gendis dia belum pernah menelponnya! Kalau begitu tolong undang dia untuk datang kerumah besok malam kita makan malam bersama!"

"Eh mama kenapa langsung mengundang dia seperti itu? Sha jangan dengarkan mama! Kamu jangan undang laki-laki itu." Pekik Gendis.

"Baik Ma, aku akan meminta mas Gala unuk menghubunginya." Jawab Ayesha yang tidak menghiraukan ucapan temannya.

Setelah melihat Bhanuwati menutup telponnya, dia langsung meraih ponselnya untuk langsung menghubungi Ayesha. Sementara Ayesha berpura-pura tidak mendengar suara ponselnya.

Dia mengetahui bahwa Gendis akan memarahinya jika dia menuruti keinginan Bhanuwati. Karena dia berencana akan menuruti keinginan mama angkatnya itu.

Berulang kali Gendis mencoba menghubungi Ayesha namun hasilnya tetap akan sama berakhir tanpa ada jawaban.

" Halo Mas, mama Bhanuwati mengundang kita untuk makan malam dirumah Gendis."

"mala mini?"

"Bukan, tapi beso malam."

"Oh… baiklah aku akan jemput kamu dan kita bersama kesana ya."

"Ok, tetapi mama Bhanuwati juga mengundang mas Rayyan. Menurut kamu kita sampaikan kepada Rayyan atau tidak mas?"

"Ya, kalau ditanya menurut aku sih ya kita sampaikan saja sama Rayyan, nanti terserah Rayyan mau datang atau tidak."

"Emm kalau begitu mas kamu tolong hubungi Rayyan ya. Sampai ketemu nanti sayang love you." Ayesha menutup ponselnya setelah Manggala menjawab ucapannya."

Tidak lama setelah mengakhiri pembicaraan dengan manggala di telpon. Gendis kembali menghubunginya,"Aku terima atau tidak ya telponya?" Benaknya ragu.

"Nanti kalau tidak aku terima dia malah akan semakin marah."

"Ah sudahlah aku terima saja tapi kali ini aku akan diam saja." Batinnya.

"Halo…. Sha!"

"Shaaaa..." terdengar suara Gendis memekiknya.

"Apa sih Ndis kamu kenapa teriak-teriak begitu? Aku dari tadi dengar kamu manggilin nama aku."

"Memangnya ada apa? Kenapa kamu jerit-jerit begitu bicara denganku."

"Kamu jangan pura-pura tidak tahu Sha, tadi mama menelponmu untuk buat janji dengan si Rayyan."

"Kamu belum membicarakannya dengan Manggala kan?"

"Memangnya kenapa Ndis? Mama hanya mengundangnya mungkin ingin mengucapkan terimakasih padanya."

"Kamu kenapa terlihat sangat baper begini sih? Apa kamu takut ketemu Rayyan? Atau kamu malu mengingat kejadian saat di Malang?"

"Kenapa kamu selalu membuat alasan tentang Rayyan? Alasan-alasan yang kamu berikan itu semakin memperjelas perasaanmu terhadapnya."

"Jika kamu memang tidak memiliki rasa kepada dia, ya apa salahnya kamu jumpai dia dan bersikap seperti biasa layaknya seorang teman."

"Tunggu! Kenapa jadinya kamu yang mengomel? Harusnya aku yang marah saat ini Sha!"

Ayesha menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya untuk memarahi Gendis, dia mengambil langkah ini agar temannya itu tidak memarahinya duluan.

"Sudahlah Ndis aku sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan sekarang!" dia langsung mematikan panggilan ponselnya tanpa memberikan Gendis kesempatan untuk bicara.

"Loh kenapa Ayesha ini, kok jadi dia yang emosi." Batin Gendis kesal.

Disisi lain Manggala mencoba menghubungi Rayyan untuk menyampaikan amanah yang di berikan Bhanuwati.

"Halo Rayyan, besok kamu ada acara apa?"

"Ya biasalah, memangnya kenapa Gala?"

"Begini, barusan isteriku menelpon bahwa ibu Bhanuwati atau mamanya Gendis mengundang kamu untuk makan malam dirumahnya."

"Kapan itu?"

"Besok malam katanya, tapi jika kamu ada kegiatan atau acara lain bisa aku sampaikan ke mereka nanti."

"Emm… begini Gala! Apakah kamu punya waktu untuk berbincang denganku?, Aku ingin membicarakan sesuatu hal yang penting."

"Kalau Hari ini sepertinya tidak bisa, karena ada beberapa pekerjaan lagi yang harus aku selesaikan. Bagaimana kalau besok siang kita bertemu di restoran biasa?"

"Em, boleh aku akan menemuimu disana."

"Ok sampai betemu besok."

Manggala memutuskan panggilan teleponnya. "Hal penting apa yang ingin di bicarakannya? Semakin membuatku bingung saja." Batinnya.