webnovel

Chapter 1 - Rencana Besar

Saat itu adalah waktu siang yang di hari minggu, saat sebuah pesan wa masuk ke hp Ryuu. Pesan singkat dri Shin; "Hil sini deh, URGENT."

Shin dan Ryuu adalah nick in game yang biasa mereka gunakan. Sepasang nickname yang dijuluki Golden Partner dalam dunia maya. Shin sebagai leader dan Ryuu sebagai wakilnya, membawa TiesB menuju titik kejayaannya saat ini.

Adalah Ryuu, yang menemani Shin sejak TiesB dibentuk.Sejak squad itu masih beranggotakan dua orang. Atau lebih jauh lagi, adalah ryuu yg menemani Shin melewati masa-masa kecilnya. Jauh sebelum ide 'membentuk TiesB' bahkan sekedar muncul di benak Shin. Yang menjadi alasan bagaimana chemistry duo ikonik itu bisa terbentuk.

Ryuu sudah hapal betul akan tabiat rekannya. Termasuk detail kecil 'Urgent' pada pesan Shin. Yang hanya akan digunakan Shin dalam situasi yang benar-benar penting.

Dan hal itu menuntun Ryuu ke posisinya sekarang. Berdiri diam menghadap sebuah rumah dua tingkat. Untuk kesekian kalinya, pemandangan itu masih memuka u Ryuu. Rumah khas bergaya modern, salah satu properti pribadi milik Shin. Memicu segala kilas-balik bersama Shin, yang membekas di ingatan Ryuu.Namun itu adalah satu kisah untuk diceritakan di waktu yang lain.

Menutup takjubnya, Ryuu berjalan menuju pintu masuk. Yang dibukanya langsung tanpa kesulitan sedikit pun. Bukan berarti pintu itu tidak terkunci.Akan tetapi, gagangnya memang sudah dilengkapi dengan teknologi sensor, dan Ryuu adalah salah satu dari sedikit nama dalam 'white list' system itu.

Ryuu sudah sangat familiar dengan isi rumah itu, yang sebagian besar hanya berisi properti dekoratif. Yang Ryuu sendiri ragu klau pernah disentuh Shin.

Tapi Ryuu tidak ke ruang manapun di lantai itu. Ataupun menaiki tangga ke lantai dua. Alih-alih, ryuu berjalan menuju sebuah lemari jam antik di pojok ruangan. Mengitari ke belakang, menuruni anak tangga keramik yang tersembunyi di balik lemari itu.

Ya, dengan rumah luas dan mewah itu. Shin memilih tinggal di basement. Dan itu hanya salah satu dari hobi aneh Shin.

Sedikit menyusuri lorong, Ryuu akhirnya tiba di depan sebuah pintu kayu dengan ukiran-ukiran huruf fantasi.

"Zul, ini aku." Ucap Ryuu

Gagang pintu berbunyi 'klek' tanda kunci dilepas. Seolah memanggil Ryuu.

Ryuu masuk, mendapati seorang lelaki sebayanya yang sedang berbaring di kasur lebar, tepat di tengah ruangan remang itu. Di sekelilingnya ada sampah-sampah plastik dari produk-produk makanan dan minuman.

Lelaki itu tak lain adalah Shin. Squad Leader TSB yang sedang merajai dunia E-sport.

Ryuu menyapa. "Hadeh Zul, hp-an mulu. Sesekali beres-beres napa."

Ryuu meraih kantong plastik besar di sudut ruangan, mulai memunguti sampah plastik satu persatu. Salah satu 'pekerjaan tak tertulis' dalam job desk -nya.

"Ini Hil, aku lagi nyari pulau." Ucap Shin sembari menscroll hpnya.

"Hah? Pulau?" Mendengar Shin yang asal menjawab, Ryuu sedikit terheran.

Salah satu dari hobi aneh Shin; secara acak melemparkan penggalan kalimat misterius. Yang entah dimulainya sejak kapan, dan entah sejak kapan melekat menjadi kebiasaannya.

Shin masih diam sambil scrolling layar hp, seolah sedang menunggu jawaban. Sementara Ryuu masih melanjutkan kegiatan bersih bersihnya. Sembari menerka-nerka maksud dari perkataan Shin.

Teka-teki acak dari Shin, Ryuu yang berusaha untuk menguraikan artinya. Sudah menjadi pemandangan yang biasa. Sudah tak terhitung kuis dadakan yang dilontarkan Shin secara asal. Sebagian memang berhasil di jawab Ryuu, namun lebih banyak yang berakhir tidak terjawab.

Beberapa menit, Ryuu puas, selesai beres-beres. Tapi ekspresinya menunjukkan yang sebaliknya, menyerah akan kekalahan. Untuk kuis dadakan kali ini sepertinya Ryuu masih kehilangan beberapa petunjuk penting.

Demi menyaksikan raut wajah partnernya itu, Shin menoleh sebentar. Dan melempar sebuah dokumen dengan label merah bertuliskan 'TOP SECRET' ke arah Ryuu sambil menyengir.

Ryuu meraih dokumen yang mendarat tepat di depannya. Membaca bagian sampul helai kertas tersebut.

"Ties Brother, Pertemuan Super Rahasia Abad ini."

Lalu membaca sekilas halaman-halaman setelahnya. "Pertemuan besar member-member TSB secara offline yang pertama...""Di salah satu properti pribadi Shin"

Ryuu sontak menatap wajah Squad Leader-nya itu. Ada banyak pertanyaan yang muncul secara serentak di benak Ryuu, namun tidak satupun termanifestasi melalui lisannya.

Menebak pikiran Ryuu, Shin masih memasang cengiran khasnya, sebuah cengiran-seolah-tahu-segalanya."Itu benar Hil, undangannya juga sudah ku kirim ke 7 member lain."

* * *