webnovel

Bicara Hati ke Hati dengan Kevin

"Jadi.. Kamu hanya gugup dan over excited saat diam saja waktu bertemu aku?" tanya Kevin mengulang pernyataanku.

"Iya Kevin.. Benar" aku membenarkan apa yang dia katakan.

"Lalu apa isi perasaanmu tentang aku waktu itu?" tanya Kevin kepadaku tiba- tiba mengenai apa yang aku rasakan waktu itu.

"Aku merasakan senang, bahagia, deg-degan dan takut saat itu ketika bertemu dengamu" ujarku mengenai apa yang aku rasakan waktu bertemu dua kali dengannya.

"Terus perasaanmu ke mantanmu? Siapa itu namanya cowok pendek kurus kerempeng berambut panjang yang sering masuk ke instagrammu?" ujar Kevin bertanya mengenai mantanku, Junaedi, yang sering foto bersamaku di instagram setelah Kevin menegak beberapa kali vodka langsung dari botolnya setelah mengambil dari tanganku.

"Junaedi? Sejujurnya aku kasihan sama dia. Aku pacaran sama dia karena dia terus persisten pedekate kepadaku, karena setahun lebih dia begitu dan apapun inginku dia turuti akhirnya aku terima saja dirinya menjadi pacarku setelah dia menyatakan perasaannya hampir dua puluh kali" ujarku jujur mengenai perasaanku pada Junaedi.

"Lalu.. Kamu sudah pernah melakukan kegiatan seksual apa aja dengan Junaedi?" tanya Kevin kepadaku lebih menggali masalah hubunganku dengan Junaedi.

"Hanya jilmek, blowjob dan petting" ujarku.

"Oh ya? Kamu melakukan itu walau kamu katanya ga sayang sama pacarmu?" tanya Kevin ga percaya dengan pengakuanku yang sudah melakukan oral seks dan seks tanpa penetrasi walau tidak ada rasa sayang ke Junaedi.

"Iya.. Mungkin karena sejak smp aku sering diajak nonton film porno oleh teman- teman segengku yang selalu satu sekolah sejak masuk smp hingga sma" ujarku.

"Nonton bokep?" tanyanya ga percaya dengan pengakuanku.

"Iya.. Aku awalnya ga suka, lama- lama jadi biasa.Aku nonton bareng saat kami menginap di rumah Tasha, karena dia paling kaya, walau tidak sekaya kamu. Karena orangtuanya sering keluar kota dan dia anak tunggal, dia sering kesepian, dan mengajak kami ber-5, teman segengnya yang terdiri dari aku, Mia, Jumiati, Dian, Anita. Yang mengajak kami nonton pertama kali film porno juga Tasha. Malah gara-gara Tasha menemukan dildo dikamar orantuanya saat sudah SMA, saat kami menginap kadang-kadang Tasha dan beberapa temanku malah masturbasi menggunakan dildo milik orangtua Tasha sembari nonton film porno. Aku pun kadang- kadang melakukan masturbasi dengan dildo temanku saat mereka sudah tidur keletihan dan meninggalkan aku sendiri masih terjaga, aku hanya melakukan apa yang mereka lakukan karena malu dan ga percaya diri dengan tubuhku yang tidak sebagus teman-temanku. Gara-gara itu aku mengenal blowjob, petting, masturbasi tapi satu yang aku ga pernah lakukan, yaitu 'menjebol' keperawananku karena aku takut aku ga laku dan menjadi perawan tua" menjelaskan masa laluku dan kenapa bisa mengenal aktivitas mesum dan apa aja aktivitas mesum yang aku lakukan.

"Parah juga ya masa mudamu.. Tapi.. Kenapa selumbari malam kamu malah menyerahkan keperawanan kamu ke aku?" tanya Kevin yang masih bingung kenapa akhirnya selumbari malam dia malah menjadi orang yang mendapatkan 'mahkota' dan maduku untuk pertama kali.

"Karena aku sudah tergila- gila dan menyukaimu sejak kelas 3 SMP.. Sejak pertama kali aku diperlihatkan dirimu di instagram oleh Tasha yang juga mengagumimu waktu itu, aku langsung jatuh hati dan suka banget dengan kegagahan dan ketampananmu. Sejak itu aku selalu mengikuti berita dan info terbaru mengenai kamu. Selumbari malam itu, aku yang sudah memendam rasa kepadamu sejak lama dan mungkin karena dipengaruhi oleh alkohol yang pertama kali aku minum menjadi tidak bisa mengontrol nafsuku, apalagi sudah 2minggu aku tidak melakukan aktivitas memuaskan birahiku karena mens dan sibuk mempersiapkan pernikahan dengan papamu, sehingga mungkin percampuran antara nafsu birahi yang sudah 2 minggu aku tahan, pengaruh alkohol dan rasa sukaku kepadamu yang lama sudah aku pendam membuatku nekad melakukan hubungan suami istri dan menyerahkan keperawananku kepadamu" aku mengungkapkan sejak kapan aku menyukainya dan kemungkinan kenapa aku memberi keperawananku kepada Kevin, anak tiriku.

Kevin tersenyum lalu berkata "Kalau kamu memang melakukan karena kamu ingin, kenapa kemarin pagi kamu menyalahkan aku, malah menuduh aku memperkosa kamu sampai aku menunjukan bukti video?"

"Karena aku hanya samar- samar ingat, apa yang aku ingat berbayang, dan terpotong- potong apa yang aku ingat diotakky kemarin pagi" aku menjelaskan kenapa aku menuduhnya yang melakukan pemaksaan.

"Lalu.. Kenapa kamu lari dan bersembunyi di kamar setelah kamu mengetahui yang sebenarnya terjadi dari video rekaman kejadian?" tanyanya kepadaku mengenai alasan kenapa aku lari ke kamar saat aku sudah ditunjukan bukti video perbuatan kami berdua selumbari malam itu.

"Jelas karena gengsi, malu dan aku takut video itu tersebar sehingga aku bisa dicerai dan diamuk papamu yang baru aku nikahi belum sampai genap sehari menjalin hubungan, bahkan belum di 'unboxing' papamu" ujarku mengungkapkan alasan aku lari ke kamarku kemarin pagi.

"Oh begitu.. Tenang saja, aku sudah langsung menghapus bukti rekaman perbuatan mesum kita. Walau aku tidak menyesal, tapi aku ga ingin papaku kecewa pada kita berdua terutama sekali kepadaku aku sebagai anak kandungnya. Selama kamu tidak membocorkannnya beliau tidak akan tahu." Kevin memberitahukanku bahwa bukti perselingkuhan kami sudah dia hapus.

"Terimakasih sayangku" ujarku tersenyum bahagia dan merasa lega setelah mendengar info mengenai rekaman perselingkuhan kami yang sudah dihapus Kevin.

"Jadi.. Sekarang kamu mengakui semua itu berkat alkohol. Hahahaha.. Dan besok saat pengaruh alkohol ini sudah hilang kamu akan lupa semua yang kamu katakan persis seperti kamu lupa perselingkuhan kita selumbari malam itu.. Hahahaha" tawanya mengeluarkan pernyataannya terkait kondisiku yang dia anggap berani bicara karena pengaruh alkohol.

"Kata siapa aku mabuk?" ujarku mengatakan kenyataan yang sebenarnya mengenai kondisi kesadaranku saat ini.

"Bukannya kamu meminum beberapa teguk vodka yang aku sedang minum? Kok kamu malah bilang kalau kamu tidak mabuk?" tanya Kevin menjawab pertanyaanku sebelumnya dengan pertanyaan kembali.

"Awalnya aku memang mau mabuk tapi akhirnya aku putuskan hanya minum setetes karena rasanya ga enak, saat tegukan ke dua dan ke tiga aku hanya menempelkan botol saja ke mulut tanpa aku teguk." terangku kepadanya.

"Awalnya? Kenapa kamu butuh mabuk? Apa karena sedih dengan kondisi papa seperti yang aku rasakan" tanya Kevin mencari tahu alasanku kenapa sempat ingin mabuk.

"Bukan.. Aku hanya niat sedikit minum agar aku ada keberanian, tapi karena rasanya yang sangat tidak enak aku mengurungkan niatku dan lebih memilih tetap sadar dalam menjalankan rencanaku" terangku kepada Kevin.

"Rencana apa?" tanyanya bingung dengan maksud omonganku.

Aku tersenyum lalu berdiri dari posisi awal dudukku disamping Kevin bergeser kedepannya sehingga posisiku sekarang berhadap-hadapan aku berdiri dan Kevin duduk di sisi tempat tidurnya. Kami saling tatap- tatapan dalam diam selama beberapa detik, sebelum aku melangkah maju mendekatnya lalu duduk berhadapan denganya diatas pangkuan pahanya sembari merangkul memeluk melingkari bahu dan leher Kelvin dengan erat menggunakan kedua tanganku.

"Rencanaku? Yang pasti aku ingin mengulangi kenikmatan selumbari malam itu tapi sekarang aku tidak ingin lupa kejadiannya.. Kamu berani sayang? Bisik mesraku di telinga kanan Kevin mengajaknya mengulang perbuatan perselingkuhan kami waktu itu.