webnovel

GAIRAH DUDA MUDA

Di usianya yang baru menginjak kepala tiga, Matthew Williams sudah menjadi duda dan memiliki seorang anak perempuan berumur lima tahun. Bukan hanya tampan, Matthew juga memiliki kekayaan yang berlimpah karena ia sendiri adalah direktur sebuah perusahaan yang berjalan di bidang properti, dimana perusahaannya itu sudah memiliki ratusan bahkan ribuan klien dari seluruh dunia. Dia memang memiliki segalanya, bukan hanya fisik yang sempurna tapi juga kehidupan mewahnya. Wanita manapun pasti akan tergila-gila padanya. Namun, disisi lain tidak ada yang tahu jika seorang Matthew kehilangan gairahnya setelah ia bercerai dengan istrinya. Karena hal itu, Matthew melalui hidupnya dengan hampa dan kosong. Ia seperti sudah kehilangan sesuatu pada dirinya, dan Matthew tidak bisa menyembuhkannya. Hingga suatu ketika, datanglah Elena Madison ke dalam hidupnya. Entah mantra apa yang digunakan oleh pengasuh putrinya itu sehingga membuatnya selalu bergairah hanya ketika melihatnya saja.

Shawingeunbi · 都市
レビュー数が足りません
26 Chs

ALASAN

"Apa maksudmu?" Matthew menatap Paul dengan serius, setelah pria itu memberikan sebuah pernyataan tak terduga mengenai istrinya.

"Aku tahu mungkin aku sedikit lancang, tapi aku sudah menyelidiki kehidupan-- BUGH!! Omongan Paul terpotong karena Matthew yang langsung melayangkan sebuah tinjuan tepat mengenai wajahnya. Paul yang tidak siap dengan tinjuan itupun tersungkur jatuh.

Tidak sampai disana, Matthew bahkan langsung menarik kerah kemeja Paul sambil melotot tak bisa menahan emosinya. "Sudah berapa kali kubilang, berhenti mengganggu istriku, Paul!!"

"Aku melakukan ini untukmu, Matt! Karena aku menghormatimu, kau berhak mendapatkan wanita yang baik!" Paul menjawab dengan sepenuh hatinya. Ia sudah bersahabat dari lama dengan Matthew. Paul adalah tangan kanan Matthew juga, dirinya yang memiliki kelebihan dalam bidang itupun juga merasa bertanggung jawab untuk menyelidiki wanita yang dekat dengan pria itu.

Terlebih lagi Ariana adalah wanita pilihan Lena. Ya, mereka dijodohkan. Dan entah bagaimana bisa Matthew menyetujuinya begitu saja.

"Dan kau pikir Ariana bukan wanita yang baik?!"

"Matt, kau kenal aku,kan? Aku tidak akan begini jika memang tidak ada masalah."

Tentu saja Matthew tahu Paul orang yang seperti apa. Namun meski begitu, ia juga tidak bisa sembarangan mengurusi hidupnya. Ia dan Ariana pada awalnya memang tidak saling mencintai, namun setelah wanita itu mengandung dan melahirkan putrinya, Matthew merasa bertanggung jawab untuk lebih memperhatikannya.

Hubungan mereka yang awalnya berjalan begitu dingin, jadi terasa sedikit menghangat perlahan-lahan. Ia sudah resmi menjadi seorang ayah, putrinya menginjak umur ke empat tahun ini.

Dan apa-apaan ini? Mengapa tiba-tiba Paul datang dan menyatakan jika dia sedang menyelidiki Ariana diam-diam tanpa sepengetahuannya? Tentu saja Matthew tidak terima. Ia tahu Matthew memiliki kelebihan di bidang itu, tapi dia tidak bisa seenaknya menyelidiki seseorang seperti Ariana khususnya.

Hubungannya dengan Ariana juga sudah mulai transparan. Jika Paul ikut campur, Matthew tidak ingin hal yang tidak pernah ia dengar pada akhirnya dirinya ketahui dari orang lain mengenai Ariana. Makanya Matthew tidak akan membiarkan pria itu begitu saja.

Dan ini juga mungkin menjawab, jika dirinya memang belum sepenuhnya menaruh kepercayaan pada istrinya itu. Meski mereka sudah menikah selama hampir lima tahun.

Namun mengenal Ariana, Matthew akui jika hidupnya jadi mulai sedikit tertata. Meski wanita itu begitu seenaknya melakukan sesuatu, tapi di sisi lain dia adalah istri yang baik.

Melihat bagaimana hubungan mereka sudah sejauh ini, Matthew tidak akan membiarkan semua itu hancur begitu saja karena informasi yang didapat Paul.

"Berhenti menyelidiki Ariana, dan jangan beritahu aku apapun!" Matthew memberikan ultimatum peringatan kepada Paul. "Jika kau berani melanggar, aku tidak akan menganggapmu sebagai sahabatku lagi!"

Dia benar-benar serius dengan ucapannya. Paul bahkan tidak pernah melihat Matthew yang seserius ini padanya. Namun ia tidak akan menyerah. Paul melakukan hal ini juga untuk kebaikan sahabatnya itu. Dan ia rasa Matthew harus tahu tentang hal ini.

"Aku bersumpah kau harus mengetahuinya, Matt. Atau kalau tidak, kau akan menyesal seumur hidup--"

"Paul!"

Matthew menarik kerah kemeja Paul. Jika tidak mengingat siapa pria itu, mungkin saja Matthew sudah melayangkan tinjuannya ke wajahnya lagi. Ia tadi sudah kelepasan, dan Matthew tidak ingin mengulanginya lagi.

"Jangan membuat aku meninju wajahmu lagi!"

"Aku bahkan bisa bertaruh dengan nyawaku, Matt! Ini adalah informasi penting, aku tidak akan sampai begini jika ini hanya informasi biasa!"

Lama-kelamaan Matthew merasa kepalanya jadi pening. Apa yang dikatakan Paul begitu serius, ia takut akan mendengar hal yang tidak ingin dirinya dengar. Namun tidak salahnya mencoba, jika ini begitu serius, Matthew akan mencoba menerimanya.

Lagipula semua sudah berlalu, dan mereka juga sudah melalui banyak hal. Matthew tidak akan goyah, ia berusaha meyakinkan dirinya.

"Katakan," ucapnya akhirnya. Matthew bersedia mendengarkan penjelasan Paul mengenai informasi yang ia dapat.

Paul menatap Matthew, ia tidak menduga pria itu pada akhirnya akan mendengarkannya. Namun inilah tujuannya. Matthew harus mengetahui yang sebenarnya.

"Ini tentang Michella." Paul mulai menjelaskan. "Dia bukan putri kandungmu."

Matthew tertawa. Lelucon macam apa ini? Ia sama sekali tidak menduga jika sahabat sekaligus asistennya itu akan membuat sebuah lelucon.

"Leluconmu sama sekali tidak lucu--" Seketika Matthew menghentikan kalimatnya, setelah melihat keseriusan di wajah Paul. Matthew tidak pernah melihat pria itu seserius ini. Jadi ini bukan lelucon?

"Aku sudah mengeceknya sendiri, Matt. DNA mu dengan Michella tidak cocok. Kalian tidak sedarah."

Bagai dihujami ribuan jarum, dadanya teremas sakit. Matthew tidak pernah menduga akan mendapatkan informasi semacam ini. Michella bukan putrinya? Katakan ini tidak benar.

Matthew sangat bahagia bisa memiliki Michella sebagai putrinya. Bahkan ia sangat membanggakannya. Jika memang Michella bukan putrinya, lantas siapa ayah kandung gadis kecil itu?

Seakan tahu apa yang sedang Matthew pikirkan. Paul pun menjawab.

"Dia anak Peters. Sebelum perjodohan itu, Ariana memiliki kekasih. Mereka bahkan masih berhubungan setelah kau menikah dengannya."

"Bagaimana dengan sekarang?" Matthew bertanya.

"Mereka sudah putus. Tapi saat ini Peters mengejar-ngejar Ariana lagi setelah mengetahui jika Michella adalah putri--"

Brakkk!!

Matthew menggebrak meja di depannya. Ia pikir dirinya bisa mentolerir apa yang terjadi, namun perasaan sakit seketika menggerayanginya. Matthew tidak bisa menerima segala bentuk pengkhianatan, meski mereka berawal dari dijodohkan.

Ia tahu saat ini Ariana sudah tidak berhubungan dengan kekasihnya lagi, tapi mengetahui jika wanita itu menutupi kenyataan kalau Michella bukan dari darah dagingnya sontak membuat Matthew marah besar.

"Siapkan surat perceraianku, Paul. Aku menggugat cerai Ariana!"

"Matt, kau yakin?"

Matthew menoleh ke arah Paul setelah mendapatkan pertanyaan itu. "Aku akan memastikan jika Michella bukan putriku lagi. Berikan buktinya padaku. Dan tetap urus surat perceraiannya."

"Tapi Matt--"

"Aku tidak suka dibantah, Paul!"

Ya, Matthew benar. Pria itu memang tidak suka dibantah. Dan di sisi lain Paul merasa lega bisa memberitahu sahabatnya itu, tapi ia juga tidak menyangka jika Matthew menyuruhnya untuk membuat surat perceraiannya.

Setelah mengiyakan perintah Matthew, Paul pun pamit pergi dari ruangan pria itu. Sepeninggal Paul, Matthew berusaha menenangkan dirinya, meski banyak cara sudah ia lakukan, tapi tetap saja dirinya tidak merasa lebih baik.

Namun yang Matthew tahu pasti, hatinya membeku. Ia membangun tembok yang tinggi, agar tidak ada siapapun yang bisa menyentuhnya.

Matthew mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah nada tersambung, terdengar suara dari sebrang sana.

"Ma, terima kasih."

"Matt, ada apa?" Lena menjawab dari seberang sana.

"Michella, dia bukan putriku, kan?"

Hening. Tidak ada suara yang menyahut. Dugaan Matthew benar, Lena juga mengetahui hal ini, tapi masih tetap bungkam.

Setelah menggugat cerai Ariana, beberapa hari kemudian Lena juga menghilang. Matthew tidak tahu, apakah Lena benar-benar mamanya?