webnovel

Rencana Dimulai

Erin terus memperhatikan Louli yang sedang asyik mengobrol dengan yang lain. Mereka sedang membicarakan tentang make up yang sedang viral.

"Hei! Bagaimana dengan yang ini? Gaun yang bagus," ujar teman Louli.

"Iya, iya. Ini bagus! Aku mau beli yang ini," tambah teman yang lain.

"Aku malah pingin yang baju hitam ini. Tapi sayang, terlalu mahal." Louli tampak sedih melihat gambar baju yang dia inginkan.

"Benar juga. Ini bagus, tapi harga terlaluan! Kenapa si mereka memasang harga yang begitu mahal!" sedikit emosi teman Louli itu.

Semua tertawa kecil melihat teman Louli yang sedikit kesal itu. Erin ikut tersenyum.

"Louli," panggil Erin dengan pelan.

"Iya."

"Malam ini kau ada acara tidak?" tanya Erin.

"Tidak ada. Memang ada apa?" Louli bertanya balik pada Erin.

"Nanti malam ada job menemin tamu di tempat karaoke. Tapi butuh dua cewek, aku kekurangan satu lagi. Apa kamu mau ikut?" Erin mulai menjalankan rencananya.

"Wah! Mau dong!" Louli terlihat senang.

"Kalau begitu nanti malam, kita ketemu didepan jam 7." Erin beranjak bangun.

"Oke!"

Setelah itu, Erin pergi dari sana. Dia langsung menelpon Yundai untuk memberitahu, rencananya berhasil.

"Tuan,"

"..."

"Malam ini, di hotel xxx. Aku akan membawa wanita l4jang itu kesana!" sorot mata Erin penuh kebencian.

"..."

"Baik, Tuan!" Erin menutup telponnya.

Tatapan mata Erin penuh dengan kebencian.

'Dengan begini, si l4jang itu akan menghilang selamanya dari hadapanku. Kali ini, akan aku buat kau membayar semua kesalahanmu! Louli, br3ngsek!' gumam Erin dalam hati.

Malam pun tiba, seperti yang sudah dijanjikan. Louli menunggu Erin didepan rumah bordil. Tak berapa lama, Erin datang.

"Louli, maaf sudah membuatmu menunggu." Erin menghampiri Louli sambil melambaikan tangannya.

"Enggak juga. Aku juga baru sampai," balas Louli sambil tersenyum.

"Ayo berangkat sekarang!" ajak Erin.

Erin dan Louli pun berangkat ke tempat tujuan dengan menggunakan taxi. Tak berapa lama, mereka berdua sampai di hotel xxx.

"Ayo, masuk. Mereka pasti sudah menunggu kita!" ajak Erin.

Tanpa curiga, Louli mengikuti Erin masuk kedalam hotel dan segera masuk kedalam lift menuju lantai delapan.

Mereka pun sampai di lantai delapan. Erin dan Louli berjalan ke salah satu kamar tamu.

Tok! Tok! Tok!

Klik!

Pintu kamar hotel terbuka, tampak seorang pria bule dengan paras yang tampan. Louli dan Erin langsung tersenyum pada pria bule tersebut.

"Hallo, namaku Erin. Dan ini temanku, namanya Louli." Erin mengulurkan tangannya.

Bule itu menyambut tangan Erin lalu menatap Louli yang berada dibelakang Erin.

"Masuklah!" pria bule itu mengijinkan Erin dan Louli masuk.

Didalam kamar ada dua orang pria yang sedang menunggu Louli dan Erin. Keduanya pria itu tersenyum saat melihat Louli yang sangat cantik.

"Hallo," sapa Louli.

"Hallo," balas salah satu pria bule itu.

"Kemarilah, Nona!"

Mereka berdua menghampiri kedua pria itu dan duduk disampingnya. Salah satu pria itu menarik tangan Louli, sehingga Louli terjatuh diatas pangkuan pria itu.

"Ah!" suara terkejut Louli terdengar merdu.

Pria itu langsung memeluk Louli. Louli pun segera menggelantungkan kedua tangannya di leher pria itu dan mulai bersikap manja.

"Ah! Tuan, apa kau sudah di sabar?" tanya Louli dengan suara lembutnya.

"Kau sangat cantik. Tidak salah Frans memanggil mu kesini." puji pria itu.

Sedang Erin duduk diam bersama pria lainnya.

"Hei! Lex! Jangan sekarang, ayo kita seru-seruan dulu." salah satu pria yang bernama Frans datang dengan membawa dua botol minuman keras.

Mereka pun bernyanyi sambil minum-minum. Louli ikut minum tapi tak banyak. Alex perlahan mendekati Louli dan salah satu tangannya mulai menyentuh paha putih dan mulus Louli.

Louli tersenyum nakal pada Alex. Karena Alex memiliki wajah yang tampan, jadi Louli pun membiarkannya saja.

Merasa tak ada penolakan, Alex semakin berani menyentuh Louli. Tangannya terus pergerakan keatas. Masuk kedalam kaos yang Louli pakai.

Alex mulai menyentuh dada Louli dari dalam. Perlahan meremasnya, membuat Louli mendesah.

"Uh!"

Alex mendekat dan menc1um leher Louli. Louli semakin menggeliat didalam peluk kan Alex.

"Ah... Tuan... Ah..."

Suara Louli yang mendesah tak didengar oleh yang lain. Alex semakin liar mencumbu Louli.

"Tuan, kita ke tempat tidur saja. Disini sempit." ujar Louli.

"Baiklah, Ayo!" Alex mengandeng Louli ke tempat tidur.

Louli langsung berbaring diatas tempat tidur dan Alex langsung mencumbunya. Louli terus menggeliat-geliat dibawah Alex.

Perlahan tangan Alex melepaskan baju Louli dan hanya menyisahkan bh berwarna merah yang ketat itu.

Alex tertegun melihat kedua dada Louli yang ternyata sangat besar dan masih terbungkus kain itu. Alex menelan ludah.

"Tuan, jangan menatap seperti itu, Louli jadi malu." ujar Louli sambil menutupi wajahnya dengan dua tangannya.

"Kenapa malu? Dadamu begitu kenyal dan besar. Aku sangat menyukainya." Alex menyingkirkan tangan Louli.

Louli tersenyum pada Alex. Alex kembali menyentuh dada Louli dan meremasnya dengan sedikit keras.

"Ah! Tuan..."

Perlahan Alex melepaskan bh yang dipakai Louli dan akhirnya kedua dada Louli yang besar itu bergoyang dengan indahnya saat bh itu dilepaskan.

Tanpa membuang waktu lagi, Alex langsung menghisap nya kuat-kuat. Louli mencekram kuat seprai untuk menyalurkan perasaan nikmatnya.

Erin melirik kebelakang, menatap Louli yang sudah setengah telanjang itu sedang memejamkan matanya. Merasakan kenikmatan saat Alex menghisap put1ngnya.

Erin menatap sinis pada Louli. Dia pun mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada seseorang. Erin mulai menjalankan rencananya.

"Ah... Tuan... ah... ah... uh..."

Louli terus mendesah tak kalau c1umannya sampai di perutnya yang langsing itu.

"Tolong aku!" pinta Alex.

Louli mengerti maksud Alex. Dia pun bangun, berjongkok dihadapan Alex yang sedang membuka retseleting celananya. Begitu terbuka, Louli segera menyentuh kejantanan Alex.

Dengan senyum menggoda, Louli menj1lat kepala kebanyakan Alex. Sapuan lidah Louli, membuat Alex terasa melayang.

Louli begitu pandai dalam memuaskan pelanggannya. Perlahan Louli memasukkan kebanyakan Alex kedalam mulut dan mulai bergerak keluar masuk.

H1sapan Louli pada kejantanan Alex semakin membuat Alex menegang.

"Ah... kau benar... benar-benar sangat hebat... ah... uh..."

Alex memejamkan matanya merasakan nikmatnya mulut Louli. Tangan Alex tak diam saja, tangan kananny menyentuh put1ng Louli dan memelintirnya perlahan.

"Emm... emm... emm..."

Louli mendesah. Suaranya yang tertahan karena kebanyakan Alex, terdengar sangat merdu. Alex pun semakin kencang meremas dada Louli secara bergantian.

Tangan kirinya mencekram kepala Louli, memajukan mundurkan kepalanya. Disaat keduanya sedang asyik bermain, tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan kasar.

Brak!

Semua yang didalam terkejut. Begitu pula Louli. Beberapa pria berpakaian hitam masuk kedalam kamar. Louli segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Siapa kalian!" tanya Frans dan Kenzi bersamaan.

"Diam semua! Kami datang kesini karena ada perlu dengan wanita ini!" suara tegas salah satu orang itu.

Pria berpakaian hitam itu, menyeret Louli.

"Jangan sentuh aku! Lepaskan! Kalian ini siapa? Aku tidak punya urusan dengan kalian!" teriak Louli sambil memberontak.