webnovel

Kewajiban Semua Orang Menjaga Sang Dewi!

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Su Jue mendengus agak keras, kemudian ia pun segera menyimpan ponselnya dengan cepat, alisnya berkerut dan tatapan matanya tampak sangat dingin.

Su Jue merasa, dirinya berasal dari keluarga baik-baik dan memiliki kemampuan sendiri. Meskipun prestasi akademiknya tidak tinggi, tetapi ia juga menduduki peringkat paralel 100 atau kadang lebih. Ditambah dengan tubuhnya yang tinggi dan wajahnya yang tampan, ia menjadi pangeran sekolah terbaik tahun ini.

Semua orang bisa memahami bahwa orang seperti Su Jue pasti memiliki kesombongan terhadap status yang dimilikinya. Bahkan orang lain pun akan menerima begitu saja sikap Su Jue yang seperti ini.

Xie Huiyang tidak menyadari perubahan sikap Su Jue yang berubah menjadi dingin, ia bahkan dengan rasa ingin tahu bertanya, "Kali ini menghasilkan berapa banyak uang?"

Terakhir kali Su Jue menghasilkan banyak uang dengan membeli saham, dan hal itu menjadi gosip besar yang menyebar ke seluruh sekolah.

Sekelompok anak SMA meski sehebat apapun, mereka tidak akan pernah benar-benar berhubungan dengan lingkaran sosial dan keuangan. Jika ada satu murid saja yang mampu melakukannya, itu merupakan suatu kehormatan bagi murid lain karena sudah membuat prestasi luar biasa meski masih sekolah, apalagi mampu menghasilkan uang.

Su Jue memikirkan informasi dari grup yang baru saja dilihatnya, kemudian ia pun mengerutkan keningnya sembari berkata, "Aku belum tahu."

Kemudian Xie Huiyang membalikkan badannya, "Tuan Muda Su, kamu sangat bangga dengan karir dan cintamu!"

Saat melihat Su Jue kebingungan dengan perkataan Xie Huiyang barusan, ia pun mendekat kembali dan melihat Su Jue dengan tatapan yang ambigu, "Sepulang sekolah kemarin, kami semua melihatnya! Ada Lu Xinnuan yang merupakan si anak pintar dan si bunga sekolah, dan juga ada adik kelas yang sangat cantik mendatangimu. Aku sangat iri padamu!"

Su Jue segera mengerti apa yang dimaksud Xie Huiyang, kemudian ia menjawab dengan dingin, "Diam."

Saat Su Jue mengangkat matanya lagi, ia mendapati ada orang lain yang berdiri di samping kursinya. Kemudian Su Jue tersenyum tipis kepada Lu Xinnuan dan bertanya, "Ada apa?"

Xie Huiyang segera meninggalkan kursinya lalu menaruh kedua tangan di belakang kepala sambil bercanda ia berkata, "Kursi ini milik kalian berdua!"

Untungnya saat ini pelajaran masih belum dimulai. Sehingga Xie Huiyang pun pergi ke toilet dan merokok secara diam-diam, setelah itu ia baru kembali ke kelas lagi.

Lu Xinnuan menggigit bibirnya dengan malu-malu, "Mereka selalu berbicara omong kosong."

"Lain kali, aku akan memberi mereka pelajaran."

Tatapan mata Su Jue berubah menjadi tajam, sehingga membuat perasaan Lu Xinnuan terasa hampa sejenak, tapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apapun.

"Akan ada rapat pertemuan sore ini. Apakah Kakek Su akan datang?"

"Dia tidak ada waktu." Jawab Su Jue, kemudian ia menambahkan, "Akhir-akhir ini, dia tidak punya waktu."

"Ada apa dengan Kakek Su?"

"Pada pesta yang kami hadiri tadi malam, dia bertemu dengan seorang ahli weiqi dan sedang berjuang melawan orang itu."

Lu Xinnuan yang bijaksana dengan cepat memberikan senyum lembut dan murah hati, "Ngomong-ngomong, apakah kamu sudah menghafal untuk pidato sore ini?"

Su Jue juga merupakan perwakilan siswa untuk rapat pertemuan kelas tiga, ia juga akan memberikan pidato di atas panggung.

Su Jue pun mengangguk, "Kalau begitu, kita saling menghafal saat istirahat nanti!"

"Iya."

-

Lu Mian datang ke kelas lagi hari ini. Ia melihat jadwal yang ada di papan tulis, setelah memahami situasi dan tahu apa yang harus dilakukan, ia pun mengeluarkan sebuah buku tebal dan meletakkannya di atas meja.

Lu Mian pun sedikit bersandar ke dinding sambil membalik halaman dengan satu tangannya, dan satu tangannya yang lainnya sedang memutar pena. Tindakannya sangat keren sampai membuat murid lain tidak bisa mengalihkan pandangan mereka saat melihatnya.

Di pagi hari sentuhan cahaya masuk dari jendela, sehingga membuat Lu Mian terlihat begitu sejuk dan polos, dan membuat pantulan sinar darinya begitu silau. Semua murid yang ada di dalam kelas ini menatap Lu Mian dengan konyol.

Mereka merasa telah melihat hal yang indah saat pantulan cahaya itu mengenai tubuh Lu Mian dengan warna keemasan seperti musim gugur.

Andai saja Lu Mian datang ke sekolah setiap hari. Para anak laki-laki di dalam kelas ini berpikir dengan sedikit kegembiraan.

Saat berbalik ke arah pintu kelas, anak laki-laki di kelas lain tampak ada yang sedang berdiri di depan pintu kelas Lu Mian. Namun anak di kelas ini pun tidak lupa mengusir sekelompok anak dengan niat buruk itu.

"Apa lihat-lihat! Cepat kembali ke kelas sana!"

"Apa kalian tidak belajar? Jangan ganggu kelas kami!"

Sudah menjadi tanggung jawab setiap orang untuk mencintai Dewi. Siapa yang berani mendambakan dewi kelas mereka, maka semua warga kelas ini akan menghentikannya!

"Memangnya kenapa jika kami hanya melihat saja! Itu bukan urusan kalian!" Para murid laki-laki di luar tidak mau kalah.

Di dalam dan di luar kelas, ada banyak kebisingan, dan terdengar seperti ada sebuah perkelahian.

Lu Mian pun merasa mereka sangat berisik, sehingga membuat kecepatan membacanya menjadi lambat. Ia pun menggosok pelipisnya dengan malas, kemudian ia berujar dengan suara yang tidak besar namun juga tidak kecil, "Diam!"