Mu Qing tidak hanya bisa mendengar apa yang dikatakan Xing Jiu'an. tapi dia juga tidak banyak bertanya. Dia hanya berkata, "Kalau tidak suka … sudahlah. Lain kali, jangan sedih karena hal ini lagi. Oke?"
Xing Jiu'an menundukkan kepalanya dan bergumam mengiakan ucapan Mu Qing. Lalu, dia berkata, "Kakak, maafkan aku."
"Selamanya kamu tidak perlu minta maaf padaku… Jiu'an, di antara kita, tidak ada kebutuhan seperti ini," balas Mu Qing.
Xing Jiu'an berpikir bahwa dia menyesal bukan hanya karena memperlakukan Mu Qing dengan dingin beberapa hari terakhir ini, tetapi juga karena keinginannya di kehidupannya sebelumnya. Mu Qing memperlakukannya dengan sangat baik, namun harus terluka sebelumnya karena hubungan mereka yang menjauh. Entah kenapa dia begitu bodoh di kehidupan sebelumnya. Padahal, dia begitu dikasihi di kehidupan sebelumnya, namun dia malah menginginkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Hal ini membuat hidupnya berantakan.
"Aku menyuruh seseorang membawa kucing itu. Seharusnya besok sudah sampai. Jiu'an, kamu ingin melihatnya?"
"Baiklah…" Xing Jiu'an baru ingat bahwa Mu Qing sebelumnya pernah menyebutkan tentang kucing. Namun, dua hari terakhir, dia melupakannya karena suatu hal di kehidupan sebelumnya. Hanya saja…
"Kakak, aku khawatir tidak bisa membesarkannya," kata Xing Jiu'an. Dia menyukai binatang kecil, namun dia bahkan tidak bisa merawat dirinya sendiri, jadi dia takut tidak bisa memelihara kucing itu dengan baik. Mereka memelihara hewan di pegunungan, namun dia hanya bermain dengan mereka. Meskipun dia hanya mengerti sedikit, tapi dia tidak pernah memelihara kucing.
"Tidak masalah, aku akan membantumu memelihara dan merawatnya. Aku tidak akan menelantarkannya," balas Mu Qing. Lampu merah menyala tepat di persimpangan. Dia pun menghentikan mobilnya dan menyentuh kepala Xing Jiu'an. Rambut pendek gadis itu terasa halus.
***
Sesampainya di bandara, mereka bertemu dengan orang yang mereka kenal. Mereka bertemu Lu Zhichen. Saat ini, Lu Zhichen datang menjemput pamannya pagi-pagi. Setelah cukup lama pergi, pamannya akhirnya kembali ke ibu kota dan memintanya untuk menjemputnya. Dia akhirnya mengambil cuti dan datang ke bandara untuk menjemputnya pagi-pagi sekali.
Lu Zhichen sedang duduk di dalam mobil. Dia segera keluar dari mobil ketika dia melihat Xing Jiu'an dan yang lain menuju ke arahnya. Dia juga memiliki beberapa ingatan tentang Xing Jiu'an dari kakeknya. Namun sayangnya, gadis kecil itu sepertinya tidak mengenalnya lagi. Selain itu, sepertinya gadis itu tidak banyak ingat tentang masa lalu.
Lu Zhichen bukanlah orang yang suka menunggu mangsanya, apalagi mangsa yang menunggunya tidak berlari ke arahnya sama sekali. Jadi, dia tidak berinisiatif lebih dulu. Mungkin cukup begitu saja. Dulu, dia menganggap Xing Jiu'an sebagai adik perempuannya. Dia tidak bisa mengatakan bahwa dia menyukainya. Namun, ketika dia melihat adik perempuannya yang sudah lama tidak ditemuinya, dia pasti ingin menemui dan melihatnya lebih dekat.
Lu Zhichen dikucilkan dan sikap Xing Jiu'an sangat dingin terhadapnya. Dia tegas dan kolot dalam kariernya, dia juga sangat jarang dikucilkan dan diabaikan orang lain. Situasi seperti ini sangat jarang terjadi. Melihat Lu Zhichen datang menghampiri, ekspresi wajah Mu Qing berubah menjadi tak enak dilihat. Saat Lu Zhichen makin dekat, Mu Qing pun semakin tidak senang.
Ou Qi dan Lu Mingxi tidak tahu apa yang terjadi ketika Mu Qing dan Xing Jiu'an masih kecil, tetapi mereka memiliki kesan terhadap Lu Zhichen. Pria itu adalah penguasa Keluarga Lu saat ini, sekaligus Tuan Kesembilan yang sangat terkenal di lingkaran pergaulannya. Bahkan jika mereka tidak bekerja sama dengan Lu Zhichen, mereka tahu sedikit mengenai sosoknya. Mereka berpikir kenapa sosok pria seperti itu berjalan ke arah mereka.
Xing Jiu'an memandang Lu Zhichen dengan curiga dan memberanikan diri bertanya, "Apa aku mengenalmu?"
"Tentu saja," jawab Lu Zhichen sambil mengatupkan bibirnya.
"Lama tidak bertemu denganmu, Jiu'an. Izinkan aku memperkenalkan diri lagi. Namaku Lu Zhichen." Suara Lu Zhichen dibuat lebih rendah, sehingga terdengar sedikit serak dan provokatif.
Xing Jiu'an masih menatap pria itu. Dia tidak tahu alasannya mengapa orang ini sangat mengenalnya. Dia lalu membalas, "Maaf, aku tidak terkesan sama sekali."
Mu Qing memandang Xing Jiu'an dengan kagum. Dia tampak sangat senang ketika mendengar Xing Jiu'an mengatakan kalimat ini kepada Lu Zhichen.