webnovel

FULLHENTAI 2

Cerita berawal ketika mendapat secarik surat agar, Sakura Haruno, pergi menuju gudang sekolah. ( Cerita Dewasa 18+ )

Yayangkun · 若者
レビュー数が足りません
37 Chs

Season 2 Chapter 8 (Pelukan)

Chapter 08

.

(Pelukan)

.

.

Sepasang onyx hitam dari balik kacamata berbingkai merah, menatap tajam. Di tujukan pada pria yang terlihat pucat. Senyum tipis dia tujukan pada gadis yang bernama, Sarada Haruno yang kini sedang memalingkan wajah kembali memperhatikan acara televisi.

"Paman, jangan melihat seperti itu. Paman menyeramkan seperti zombi!"

Yang dipanggil paman bernama, Sai Shimura hanya tersenyum. Dia ikut duduk disebelah, Sarada.

"Apa kau tidak bosan menonton tv setiap hari?" tanya Sai dan mengambil remote tv, mematikan tv.

"Hah!! Paman apa yang kau, lakukan?!" protes Sarada terdengar kesal. Sementara, Sai hanya tersenyum.

"Ayo kita jalan-jalan, paman ingin menemui seseorang," gumam Sai diiringi senyuman.

Sarada hanya menghela nafas.

"Paman, ini sudah sore kalau paman ingin menemui seseorang. Paman pergi saja aku tidak mau ikut," jawab Sarada.

Sai terus membujuk, Sarada yang terus menolak dengan alasan sudah sore. "Pasti kau akan senang setelah mengenal teman paman. Ayolah Sara, paman mohon."

"Huuh.. Memangnya siapa?, yang mau paman temui? Sampai paman memelas seperti anak kecil?" tanya Sarada, helaan nafas yang terdengar berat.

"Sasuke Uchiha," gumam Sai.

"Hah?! Apa paman sedang bercanda?" tanya Sarada dengan nada suara yang terdengar cukup tegas. Sampai membuat Sai tersenyum.

"Apa paman, tipe yang suka bercanda? Paman bicara jujur," jawab sai.

Sarada beranjak dari duduknya. Sai tersenyum penuh arti, Sarada menatap intens kearah wajah Sai.

"Kalau paman, sampai bohong!, harus meneraktirku pizza selama sebulan!"

"Baiklah. Tapi, kalau paman jujur, Sara harus menuruti ajakan paman selama sebulan," jawab Sai dikuti senyumannya.

"Itu mudah," sahut Sarada singkat.

Sarada langsung menuju kamarnya. 10 menit kemudia.

Dia keluar dari kamar lalu mendekat kearah Sai, yang kini sedang berdiri di dekat pintu keluar rumah.

Sai hanya menahan tawa melihat penampilan Sarada. Kacamata berbinngkai hitam, kaos polo hitam, jelana biru tua hanpir selutut. Membuat kesan yang sedikit aneh, menurut pandangan Sai.

"Sara, kau masih usia 12 tahun. Kenapa berpenampilan menakutkan seperti ini?"

"Paman cobalah berkaca. Lihat saja menampilan paman seperti apa? Setelan berwana hitam. Seperti mafia gadungan!" protes Sarada, mendengus pelan.

Clekh.

Sai dan Sarada keluar dari rumah sederhana kediaman Haruno. Mereka berdua menuju mobil berwarna merah yang terparkir diluar rumah dekat jalan.

.

.

.

.

Sore tak terasa telah mulai menjadi malam. Sarada, hanya menatap lurus kedepan melihat kendaraan didepan, dari balik kaca mobil.

"Paman, kita akan kemana perjalanan ini lama sekali?

Apa rumah teman paman itu jauh?"

"Sebentar lagi kita sampai," jawab Sai sedang mengemudikan mobilnya.

.

.

.

.

[ 07:00 malam ]

.

.

.

.

Mobil berwana merah yang Sai dan Sarada gunakan, berhenti di depan pintu gerbang yang terlihat tinggi dan lebar.

Berwarna putih dan ada sedikit corak keemasan. Pintu gerbang itu mulai terbuka lebar. Mobil mulai melaju perlahan, Sarada terus memperhatikan halaman yang sangat luas yang menyerupai taman ada pohon sakura didekat kolam kecil.

Sarada terus tertuju melihatnya dari balik kaca mobil. Sai sekilas memperhatikan wajah Sarada yang kini mulai memperlihat senyum.

Mobil berhenti. Seseorang membukakan pintu mobil. Sarada keluar dari mobil, Sai yang sudah keluar lebih dulu kini sedang melihat layar handphone.

"Ayo kita masuk Sara, teman paman sebentar lagi datang kita menunggunya dulu didalam," ucap Sai.

Sarada hanya mengangguk pelan. Pintu rumah yang cukup besar berwarna putih itu mulai terbuka. Sai meraih perngelangan tangan kiri, Sarada.

"Tenang, paman akan menjagamu jangan takut, Sara."

"Iya," jawab Sarada.

.

Sarada Pov.

Paman Sai, mengajakku ketempat yang sangat luar biasa. Tempat ini seperti rumah dalam cerita dongeng saja begitu banyak pelayan.

Mereka memberi rasa hormat ke arah, paman Sai dan aku. Semua Ini sangat berlebihan, aku tidak kenal mereka kenapa mereka sampai membungkuk, memberi rasa hormat.

Apa mungkin ini aturan yang harus diajurkan jika ada tamu? Aneh, hanya ini yang bisa aku katakan saat melewati para pelayan yang berada cukup jauh dari sisi, kiri dan kananku.

Aku melihat ekspresi paman Sai yang terlihat berbeda, sangat tegas terkadang memberi perintah aneh pada pelayan. Apa paman sai, bekerja disini? Tapi, paman bilang ini rumah temannya? Dan teman paman adalah Sasuke Uchiha.

Aku mungkin harus percaya, karena aku bisa melihat buktinya walaupun baru kediaman megah yang hampir seperti istana.

"Sara?"

Aku melihat kearah paman Sai, yang kini sedang ada didekatku.

"Apa kau gugup?" tanya paman Sai, sambil menunjukkan senyum seperti biasanya.

"Aku tidak gugup biasa saja," jawabku.

Tapi, sebenarnya ada rasa aneh yang aku rasakan sekarang.

"Apa makan malam, sudah disiapkan?"

"Iya, semua sudah siap," jawab salah satu pelayan.

Aku hanya terdiam sambil mengenggam erat telapak tangan kanan paman Sai.

"Paman, sebenarnya siapa?

Aku bingung, apa paman pelayan juga ditempat ini?"

Paman Sai menghela nafas lalu memperhatikanku.

"Apa boleh buat sudah ketahuan."

"Paman, aku benarkan?" tanyaku.

"Iya Sara, benar," jawab paman Sai, ia membimbingku agar mengikuti paman Sai. Ruangan yang cukup luas ada meja makan yang lumayan panjang dan dangan hidangan yang tersusun rapi.

"Sara, ayo kita duduk," ucap paman Sai. Dan membimbingku agar duduk di bangku yang didekat meja makan. Paman Sai, ikut duduk di sebelahku.

"Sara, suka steak tidak?"

"Entahlah paman, aku kan tidak tau rasa steak seperti apa?" jawabku.

"Haha, benar juga, tapi ini lebih enak dari pada pizza," ujar paman Sai.

Paman Sai dan aku hanya mengobrol diruang makan yang lumayan luas ini. Sesekali aku menatap hidangan yang terlihat sangat nikmat.. Anehnya aku kurang berselera.

"Maaf kalian menunggu lama."

Aku melihat kearah asal suara, ternyata benar yang dikatakan paman Sai.

"Tuan Uchiha, maaf kalau saya lancang karena tempat ini tak seharusnya."

"Bersikaplah biasa seperti tadi."

Aku hanya menatap idolaku, Sasuke Uchiha didepan ku sekarang. Dia mulai mendekat kearahku. Paman Sai menatapku intens membimbingku beranjak dari dudukku.

"Ini teman paman. Paman tidak bohongkan?" ucap paman Sai.

Aku mengangguk beberapa kali.

"Sai, jadi gadis kecil ini yang mau, kau kenalkan padaku?" tanya Sasuke Uchiha diiringi senyuman tipis.

"Iya, tuan maksud saya-. Iya ini dia yang ingin aku kenalkan." Sai berkata dengan canggung.

"Sarada Haruno, apa kau suka tempat tinggalku ini?" tanya Sasuke Uchiha.

"Iya, aku suka," jawabku.

Srrkk

Aku hanya diam dan kenapa Sasuke Uchiha memelukku?, walau hanya tangan kanannya yang memeluk ku erat.

"Aku sangat suka anak kecil, karena kau fansku. Kau dapat pelukan."

"I-iya.."

.

Sarada Pov End.

.

.

NEXT

Chapter 09

(Drama sang pangeran)