Ghea tidak pernah membayangkan kalau sang suami tetap saja mau membentangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk kembali mendekapnya dengan sangat erat-erat seolah-olah apa yang dia lakukan bukanlah kesalahan yang besar. Malu? Mungkin kata itu saja tidak bisa cukup untuk menggambarkan bagaimana perasaan Ghea saat dia melihat Haris tetap saja melengkungkan senyum manis khas diri.
"Mas, maaf, ya?" Sudah tidak bisa lagi untuk Haris hitung berapa kali Ghea hari ini meminta maaf apa ya yang terjadi.
"Ghe, kamu mau berapa kali sih minta maaf ke aku? Aku maafkan kamu, Ghe!" Seharusnya Ghea senang kala mendengarkan hal tersebut, tapi ternyata tidak seperti itu yang terjadi. Semakin ikhlas Haris memaafkannya semakin tertatih juga langkah Ghea untuk melanjutkan hidupnya dia seperti sedang beralaskan duri.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください