"Kamu hubungin dong, Bar!" titah Malik dengan nada yang terdengar sangat jelas kalau dia sedang tertekan dari segala arah. Ya, untuk saat ini memang Malik Bagaskara sedang jauh dari kata baik-baik saja.
Karena Malik terus saja menatap Akbar dengan tatapan yang penuh intimidasi, sehingga pada akhirnya Akbar pun tak memiliki pilihan lain selain menuruti saja apa yang menjadi keinginan sang kakak.
"I-iya, Kak!" jawab Akbar dengan nada yang terdengar terbata-bata.
"Kak ... bilangnya apa?" Malik hanya menghela napasnya dengan sangat berat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Akbar. Seorang Akbar Maulana Bagaskara memang adalah cobaan yang berat untuk Malik Bagaskara.
"Jujur aja, Bar," jawab Malik sambil sebelah tangannya terulur naik untuk memijat pelipisnya. Hari ini pikirannya benar-benar kalut.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください