Malik merasa ada yang sedikit berbeda dengan atmosfer ruang makan di keluarganya. Manik mata elang milik Hadi terus saja menyorot tajam ke dalam dua netra gelap milik putra semata wayangnya itu, Malik Bagaskara.
"Papa kok melihat aku seperti itu?" tanya Malik yang mungkin pada akhirnya juga merasa risih dengan tatapan yang papanya layangkan.
"Tadi kamu ketemu dengan om Afnan?" tanya Hadi yang masih saja menjadikan netra milik putranya sebagai titik atensi terbaiknya untuk saat ini.
"Iya di Panti Asuhan Kasih Ibu," jawab Malik tanpa memiliki niat untuk mengingkari hal tersebut. Karena kenyataannya memanglah seperti itu.
"Kamu tahu nggak kalau anak om Afnan saat ini adalah seorang pengacara juga?" tanya Hadi sekali lagi dan Malik hanya menggerakkan kepalanya naik turun sebagai jawaban.
"Kak Bina, Pa?" Itu bukanlah jawaban dari kedua bibir ranum milik Malik, tapi dari sang adik. Athira Putri Bagaskara.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください