Setelah jenazah ibu Sakhi dan Pio di sholatkan di masjid desa, lalu dibawa ke area pemakaman yang jaraknya hanya beberapa meter dari masjid. Lova berjalan mengikuti di belakang iring-ringan dalam rangkulan Zeva yang datang lebih cepat dari yang Alex minta.
Tangis Sakhi dan Pio kembali pecah ketika tadi dibangunkan untuk sholat subuh dan dilanjutkan dengan sholat jenazah. Sepasang kakak adik itu kembali dihadapkan pada kehilangan yang amat sangat besar. Hanya sosok ibu yang Sakhi dan Pio punya selama ini, lalu ketika wanita yang telah melahirkan mereka pergi apa mereka masih bisa baik-baik saja? Tentu saja tidak.
Kehilangan tetap saja akan menyakitkan bagi semua orang, tanpa terkecuali. Tidak memandang usia, gender, atau tingkat sosial. Saat kehilangan, apalagi orang yang kita sayang kadar rasa sakitnya akan sama.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください