Lova dengan cepat menjauhkan punggungnya dari sandaran sofa sambil mencekal tangan Kevin yang tiba-tiba saja berdiri dengan kemarahan yang tergambar jelas di wajah abangnya itu. Ketika tadi Kevin melihat dia pulang dengan benda asing yang sudah menempel di pipinya, dimana saat pagi hari wajahnya masih mulus, abangnya itu langsung panik.
Kepanikan yang melanda Kevin langsung berubah menjadi kemarahan yang hakiki ketika mengetahui penyebab keberadaan plester bening yang menempel di pipi Lova dari cerita Lila. Kevin sampai-sampai kelepasan mengumpat kasar di depan adik dan pacarnya itu. Bahkan kali itu, ucapan dan usapan halus ibu jari tangan Lila pada punggung tangannya tak mampu meredam emosinya.
"Abang mau kemana?" tanya Lova sambil menarik pelan tangan Kevin hingga abangnya itu kembali duduk di sampingnya. Lova menatap Kevin serius.
"Lepas, princess." Kevin mencoba menarik tangannya, namun Lova malah semakin menggenggam erat tangannya.
"Abang mau kemana dulu?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください