Julia mengangguk lemah. Alexandra mengangkat sebelah alisnya. Ia masih belum mengerti isi pemikiran Julia. Kemarin ia bersikeras agar Alexandra tidak terlibat dalam rencana Samuel. Bukankah ini kesempatan yang bagus untuk lari dari jeratnya. Tapi, Alexandra hanya mengikuti saja pola pemikiran Julia.
"Nona, Alexandra?!" suarsy di seberang sana kembali terdengar dan menyadarkan Alexandra dalam lamunannya.
"Baiklah," sahut Alexandra. "tunggu aku satu jam lagi," tambah Alexandra. Bash menutup ponselnya. Ia menyimpan gawai di dagu seraya berpikir. Sedikit heran karena wanita yang akan menjadi perawat itu seperti kurang memiliki minat. Bash sempat meragukan saat ia menghubungi Alexandra. Sadar bahwa Alexandra baru terbangun di waktu yang hampir menginjak tengah hari. Tapi, Bash lebih memilih gadis ini dibandingkan satu perempuan yang berpenampilan seperti akan mengikuti kontes kecantikan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください