Cecil mengernyit ketika Eric memecahkan telur entah yang keberapa. Yang pertama, jatuh tersenggol. Yang kedua, pecah karena dicengkeram terlalu erat, Eric bilang dia hanya ingin membuka kulit telurnya. Yang ketiga, pecah karena dibanting di meja dapur ketika dia berusaha membuka telur itu. Yang berikutnya, karena dilempar masuk ke mangkuk, Eric frustrasi. Berikutnya lagi … sepertinya jatuh satu kotak dari kulkas karena pria itu tidak sabar mengambilnya. Yang terakhir tadi, pria itu memecahkannya di tepi penggorengan. Dengan terlalu kencang.
Eric lalu mematikan kompor dan mengangkat penggorengan yang sudah berisi minyak dan pecahan telur korban terakhirnya tadi dari kompor. Lalu, pria itu berbalik menatap Cecil.
"Kurasa telur bukan menu yang mudah," ucap pria itu.
Cecil tersenyum geli. "Jika telur bukan menu yang mudah, apa menurutmu yang bisa kau masak untukku?"
Eric tampak berpikir serius. "Sepertinya steak yang pernah kau masak dulu adalah yang paling mudah."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください