webnovel

Prolog

Prolog : Awal Mula Dari Segalanya.

(A/N : Untuk para pembaca Fanfiction ini, dengan segala hormat, saya ingin memberitahukan, kalau seluruh hal yang ada di fanfic ini adalah fiksi belaka, jadi kalau ada beberapa kesamaan dengan realita, maka tolong jangan di anggap serius. Selain itu, untuk beberapa hal seperti Servant, Magecraft, dll, itu adalah milik Type-Moon, sementara saya hanya memiliki hal-hal OCnya saja)

=-----=-----=-----=-----=

Di suatu tempat antah berantah yang berada di luar ruang dan waktu, seorang remaja laki-laki bisa terlihat sedang berjalan tanpa arah tujuan.

Remaja laki-laki itu terlihat menyerupai seorang penyihir, tapi memiliki wajah yang tampan, dengan rambut panjang hitam keunguannya yang bercampur dengan warna aquamarina agak pucat yang mengalir dengan bebas di punggungnya, di mana hal tersebut di kombinasikan dengan mata indahnya yang berwarna merah marun yang memudar menjadi violet di ujungnya, membuat siapa pun yang melihatnya akan terpesona dengan penampilannya.

Namun, berbanding terbalik dengan penampilannya yang mempesona, aura yang keluar dari tubuhnya benar-benar terlihat sangat tidak menyenangkan sama sekali, sampai-sampai bisa menyebabkan seseorang terbunuh.

Pada awalnya remaja laki-laki tersebut hanya terus saja berjalan di tempat itu tanpa arah tujuan, hingga secara tiba-tiba, cahaya dapat terlihat kembali menyala di kedua matanya itu.

"Oi... oi... OI!! Ini lelucon, kan!? Bagaimana caranya orang 'itu' bisa tercatat di dalam Throne of Heroes!?" Nada suaranya benar-benar dipenuhi oleh keterkejutan murni, ketika matanya terlihat mulai menatap ke arah depan dengan agak menyipit.

'Untuk sekarang, mari kita coba lihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.'

Setelah memutuskan hal tersebut, kedua mata dari remaja laki-laki itu kemudian menyala dalam warna pelangi, sebelum dengan cepat kembali normal.

"Jadi, begitu. Aku tidak pernah menyangka, kalau pria tua ini berhasil membuat sesuatu hal yang mustahil terjadi."

Lagi pula, dari apa yang baru saja remaja ini lihat, selain tercatat di Throne of Heroes, sepertinya pria tua itu pun bahkan berhasil, entah bagaimana, membuat Dunia miliknya menyatu dengan suatu Universe.

Namun, kejutan ini tidak berhenti sampai di sana saja. Karena, akibat dari hal itu juga, selain seluruh timeline lain dari Universe ini yang mulai terkena dampak efek kupu-kupu dalam skala besar, tapi Throne of Heroes pun sepertinya mendapatkan cukup banyak orang baru di dalamnya.

"Meski begitu, aku harus memberi sebuah hadiah untuknya, karena berhasil melakukan sebuah tindakan yang mustahil dengan efek besar terhadap seluruh Universe."

Setelah mengangguk sebanyak beberapa kali dengan senyum yang tumbuh di wajahnya, remaja laki-laki itu kemudian mulai memasang ekspresi wajah bingung dan berkata; "Tapi... apa ya yang sebaiknya aku jadikan sebagai hadiah?"

Butuh beberapa menit bagi remaja laki-laki itu untuk memutuskan hadiah apa yang dirinya ingin berikan, hingga setelah dia sampai pada kesimpulan tertentu, senyum lebar kembali tumbuh di wajahnya.

"Humu, humu. Pasti itu adalah yang terbaik. Lagi pula, aku harus memberi orang 'ini' pengalaman terbaik di Holy Grail War pertamanya."

Setelah memutuskan hadiah apa yang ingin dirinya berikan, remaja laki-laki itu kemudian menghilang ke dalam sebuah portal ungu yang muncul secara tiba-tiba di depannya.

.....

....

...

Tanggal 17 September, Tahun 2024.

Di Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia.

Di atas Tugu Monas, bisa terlihat ada seorang remaja laki-laki berpenampilan penyihir yang sedang duduk dengan sangat santai di sana.

"Hehehe~ Akhirnya selesai juga~ Kira-kira, siapa ya yang akan muncul sebagai pemenang~?" Dia terlihat menggumamkan hal itu dengan penuh kegembiraan, pada saat matanya mulai menatap ke arah langit.

Di tempat remaja laki-laki itu menatap, di sana bisa terlihat ada semacam cawan emas aneh yang terus saja memancarkan energi suci darinya, di mana cawan tersebut terlihat sedang melayang di udara, kira-kira berada sekitar lima ratus meter dari tanah yang ada di bawahnya.

"Meski begitu, akan sangat membosankan, jika saja tidak ada satu pun Magus dari Clock Tower yang tertarik. Hmm..."

Remaja laki-laki itu kemudian mulai memikirkan sesuatu hal dengan penuh keseriusan, sebelum dia akhirnya terlihat telah berhasil memutuskan sesuatu.

"Yosh!! Baiklah!! Sudah aku putuskan!! Kalau aku akan membuat tujuh pesertanya berasal dari berbagai jenis Magus, sementara sisanya adalah manusia biasa. Humu! Humu! Itu adalah ide yang sangat brilian!!"

Setelah mengatakan hal itu dengan penuh semangat, remaja laki-laki tersebut kemudian langsung melompat menuju ke bawah, di mana tubuhnya segera berubah menjadi ribuan bunga berwarna violet yang terbang dengan bebas di udara.

.....

....

...

Di dalam kediaman dari keluarga Magus tertentu yang berasal dari Jerman.

"Ohh!! A-apa ini benar-benar nyata!? Sebuah Holy Grail asli yang dapat mewujudkan kembali Heaven's Feel!?"

Seorang pria tua terlihat meneriakkan hal tersebut dengan penuh keterkejutan bercampur dengan kegembiraan, setelah dirinya mendengar sebuah suara dari seseorang yang entah kenapa hanya bisa dirinya kenali, sebagai penciptanya.

Setelah itu, dia mulai memerintahkan setiap homonculus yang tersisa di sana untuk membantunya menciptakan sebuah homonculus kuat, demi memenangkan Holy Grail War yang akan segera muncul ini.

Selain itu, dia juga menyuruh beberapa homonculus lainnya untuk membawakannya relik dari seseorang yang sangat kuat, untuk mendapatkan seorang Servant kuat, demi memenangkan perang kali ini.

'Aku tidak akan pernah melakukan kesalahan yang sama seperti yang terjadi di masa lalu.'

Lagi pula, di masa lalu dia sempat membawa orang luar ke dalam keluarga tersebut, hanya untuk sebuah kegagalan menyebalkan di akhir, dan itu pun berlaku untuk anak dari orang tersebut.

Itulah mengapa, pada perang kali ini, dia memutuskan untuk menciptakan sebuah homonculus terkuat dari keluarga tersebut, yang bahkan mungkin saja melampaui para homonculus yang keluarga itu buat sebelumnya.

.....

....

...

Di suatu kediaman dari keluarga Magus tertentu yang terletak di Kota London.

"Kakak, apa kamu yakin dengan mimpi mu itu? Bisa saja, hal tersebut hanyalah mimpi mu saja, kan?"

Seorang pemuda berusia dua puluh tahun, dengan rambut cokelat dan mata biru di bawah kacamata hitamnya, dia terlihat mengatakan hal itu dengan penuh keraguan.

Namun, wanita muda yang dirinya panggil kakak ini malah menjawabnya dengan gelengan kepala ringan saja, sebelum dia menunjukkan sebuah tato merah terletak di punggung tangan kanannya.

"Apa kamu yakin, masih ingin menganggap kalau mimpiku hanyalah mimpi belaka, Caules?"

Mendengar hal itu, Caules hanya bisa terdiam membeku saja sambil terus menatap ke arah tangan kakak perempuannya itu, hingga kakak perempuannya memutuskan untuk pergi dari sana.

"Jika kamu memang tidak ingin membantuku, maka aku akan pergi sendiri ke sana dan memenangkan perang tersebut."

Namun, tidak lama setelah wanita itu menggerakkan kursi roda miliknya menuju ke pintu keluar, Caules segera menahan kursi roda tersebut untuk menghentikannya.

"Tidak, meskipun hal itu memang benar-benar nyata. Tapi bagaimana cara mu untuk bisa menang dalam perang ini, kakak? Karena, aku yakin pasti akan ada banyak Servant kuat di dalamnya. Dan, kamu tidak mungkin bisa mendapatkan relik dari pahlawan kuat dalam waktu yang sesingkat ini."

Wanita dengan kursi roda itu pada awalnya hanya diam saja, setelah dirinya mendengar seluruh kata-kata dari adik laki-lakinya ini, sebelum dia merogoh saku bajunya dan mengeluarkan sebuah pecahan dari sesuatu hal dari sana.

"Apa ini?" Caules hanya bisa menggumamkan hal itu dengan penuh kebingungan, yang hanya di balas oleh kakak perempuannya itu dengan senyum kecil yang tumbuh di wajahnya; "Lihat saja nanti. Karena, aku yakin dengan pahlawan yang akan muncul dari relik ini, aku pasti akan memenangkan perang ini."

Setelah mengatakan hal tersebut dengan penuh keyakinan, wanita itu kemudian pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan Caules yang hanya bisa terdiam tanpa tahu harus bereaksi seperti apa.

.....

....

...

Di suatu markas rahasia dari organisasi tertentu.

"Hmm... Apa yang harus aku lakukan sekarang, ya~? Apa aku harus ikut ke dalam perang ini? Atau tidak?"

Seorang gadis muda berambut perak kabu-abuan terlihat menggumamkan hal itu dengan penuh kebingungan, ketika dia terus menggoyang-goyangkan kedua kakinya.

"Tapi, aku sangat payah dalam hal Magecraft. Apa aku bisa menang di perang ini, ya?"

Itu benar sekali. Meskipun organisasinya ini memang memiliki beberapa pengalaman di dalam bidang Magecraft, di mana seluruh anggotanya bisa di bilang cukup mahir di dalam hal tersebut, tapi dia adalah satu-satunya orang yang benar-benar sangat payah di dalam hal itu, walaupun dirinya memiliki jumlah Mana yang di atas Magus rata-rata.

"Arghh! Bodo amatlah! Biarpun aku memang payah di dalam hal ini, tapi seharusnya hal itu bakal tertutupi jika Servant yang aku panggil kuat, bukan?"

"Yosh! Sudah aku putuskan! Kalau aku bakal memanggil Servant yang kuat, buat memenangkan perang ini."

Setelah memutuskan hal tersebut, gadis itu kemudian segera turun dari kursi miliknya dan pergi keluar dari ruangan itu, hanya untuk tergelincir di tangga dalam perjalanannya.

Namun, meskipun beberapa kesialan terjadi pada dirinya, gadis itu masih tetap melanjutkan perjalanannya dengan penuh optimisme, karena dia yakin pasti akan memenangkan perang ini, dan menunjukkan kepada orang-orang tua menyebalkan itu, kalau dirinya ini tidak kikuk sama sekali.

.....

....

...

Di dalam kediaman dari suatu Magus tertentu yang ada di Irlandia.

"Ohh!!! Sudah aku duga!! Kalau diriku ini memanglah seorang protagonis!! Lagi pula, meskipun aku gagal mengikuti Fuyuki Holy Grail War, tapi aku malah terpilih untuk Holy Grail War yang menakjubkan seperti ini."

Seorang pemuda bisa terlihat mengatakan hal itu dengan penuh kebanggaan, sambil tersenyum lebar, ketika dia memandangi sebuah tato hitam yang berada di punggung tangan kanannya.

'Dengan Mystic Eye of Death Preception ku ini, aku pasti bisa memenangkan perang kali ini. Lagi pula, selama aku bisa memotong garis kematian seseorang, tidak peduli seberapa kuatnya mereka, pasti aku akan bisa membunuh mereka.'

Setelah memikirkan hal itu, senyum miliknya menjadi semakin lebar, sebelum dia memutuskan untuk pergi menuju ke suatu tempat, hanya untuk mempersiapkan relik pemanggilan untuk perang yang akan sebentar lagi dirinya ikuti.

.....

....

...

Di suatu tempat tertentu yang ada di Jakarta Barat.

Seorang remaja laki-laki berambut hitam keunguan bisa terlihat sedang duduk di atap rumah tertentu, sambil terus memandang ke arah di mana Tugu Monas berada, dengan mata yang agak menyipit.

'Ini perasaanku saja, atau memang ada sesuatu hal yang aneh di depan sana?'

Dia pada awalnya ingin menganggap kalau hal aneh yang dirinya rasakan itu sebagai sesuatu hal yang wajar, tapi setelah melihat sebuah tato hitam yang muncul di punggung tangan kanannya secara tiba-tiba, pemikirannya itu segera sirna, karena...

'Ini kan, Command Spells? Bagaimana aku bisa memilikinya?'

Meskipun dirinya tahu, kalau Dunia ini entah kenapa mulai berubah menjadi sangat aneh hanya dalam waktu satu malam saja, dari kira-kira sekitar dua tahun yang lalu, tapi dia tidak pernah menyangka, kalau hal tersebut akan menjadi sangat buruk seperti ini.

Tidak, bukannya dia tidak pernah menyangkanya. Tapi hal ini lebih seperti, remaja itu yang tidak ingin mempercayainya, sampai-sampai membuat dirinya sendiri berpikir, kalau tidak ada hal aneh apapun yang terjadi di Dunia ini.

"Terserahlah. Aku tidak peduli lagi. Karena, asalkan mereka baik-baik saja, maka aku tidak akan peduli sama sekali dengan hal apapun yang terjadi di Dunia ini."

Kemudian, setelah menggumamkan hal tersebut, remaja itu segera memutuskan untuk terlibat di dalam ritual menyebalkan ini, hanya demi melindungi keluarganya, mengingat ritual gila ini sepertinya akan berlangsung di kota ini.

.....

....

...

Sementara satu per satu Master mulai di pilih, seseorang yang merupakan dalang di balik seluruh hal tersebut, dia hanya terkikik kecil saja dan mulai menatap seluruh kota itu dengan senyum kecil yang tumbuh di wajahnya.

=-----=-----=-----=-----=

Author Note:

Yayy!! Fanfic baru!!

Untuk yang pertama, author menulis fanfic ini cuma untuk mengalihkan pikiran author saja, sekaligus mood author yang sedang sangat buruk, akibat insiden menyebalkan yang terjadi di NT.

Terus, untuk yang kedua, fanfic ini nantinya bakal terhubung dengan satu fanfic baru author yang lain, karena MC dari fanfic author yang lain itu adalah salah satu Servant yang ada di HGW ini.

Jadi, bagi kalian yang pengen lihat sudut pandang dari MC tersebut, kalian nanti bisa pergi lihat saja ke fanfic tersebut, itu juga kalau author sudah mengupnya.

Lalu, author juga di sini ingin memberi tahu kalian, kalau HGWnya ini itu mirip dengan yang ada di Fate Apocrypha, di mana bakal ada pertempuran dua fraksi beranggotakan tujuh Master dan Servantnya, tapi bedanya itu, di sini akan lebih ke arah battle Royal di antara keempat belas pasang Master dan Servant tersebut, tanpa ada pertempuran antara satu fraksi sekaligus, melawan fraksi yang lainnya.

Palingan, nanti bakal ada aliansi sementara di antara sesama Master, bisa saja berbeda fraksi, di mana hal itu pun paling hanya akan bersifat sementara, karena tujuan utama dari fanfic ini adalah Battle Royal di antara keempat belas Servant.

Dan juga, nantinya bakal ada Beast yang muncul di HGW kali ini, plus setelah HGW ini selesai, author berniat buat lanjut ke FGO, di mana nanti bakal ada perubahan besar di jumlah singularitas yang ada, dan hal-hal yang terjadi di Singularitas tersebut.

Bahkan, kemungkinan besar nanti bakal ada lebih dari satu Master, alias gak hanya akan ada Fujimaru Ritsuka saja.

Tapi, karena itu untuk nanti, setelah HGW ini selesai, jadi mari kita sabar menunggunya.

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin menunggu kelanjutannya, agar tidak ketinggalan, silakan di subscribe fanfic ini, sekalian like setiap babnya, plus tolong beri saya feedback, soalnya hal itu sangat diperlukan, untuk keberlanjutan dari fanfic ini.

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!