webnovel

Pembantaian

"Apa maksudnya ini? Kemana sekumpulan laba-laba itu pergi?!" Ucap Zen

"Apa ini? Apakah kita salah tempat ketua?" Tanya Roman

"Tidak, aku yakin. Semua lorong yang ada di bagian awal, semuanya menuju ke tempat ini" Jawab Zen

Zen berpikir sesaat apa yang terjadi dan kemana para laba-laba itu pergi.

"!!! Jangan-jangan.. !!" Ucap Zen dengan panik sambil menengok perlahan ke belakang diikuti oleh anggota yang lainnya

Mereka melihat sesuatu yang sangat besar, banyak, dan menjijikan. Itu adalah sekumpulan monster laba-laba yang seharusnya ada di bawah sana dan satu figur yang mirip dengan manusia berjalan di antara monster itu.

"Apa?!!" Ucap Zen

Semua anggota kelompok inti terkejut saat melihat figur yang mirip dengan manusia itu. Ya, itu adalah iblis yang sudah mengambil alih dungeon laba-laba. Iblis itu berhenti di depan para monster laba-laba dan tersenyum lebar lalu tertawa dengan keras.

"MWAHAHAHAHAHA! KALIAN PARA MANUSIA MEMANG BODOH SEKALI!!" Ucap Iblis itu sambil tertawa jahat

"A-APA?!! KENAPA ADA IBLIS DISINI?! INI TIDAK DISEBUTKAN DALAM RENCANA YANG KITA KETAHUI..!!" Ucap Matt dengan wajah yang bercucuran keringat dingin

Selanjutnya, Semua anggota kelompok inti bercucuran keringat dingin.. Mereka sangat ketakutan dengan kehadiran iblis itu.

"OH? RENCANA KAH? SAYANG SEKALI MANUSIA! AKU TELAH MENGHANCURKAN RENCANA KALIAN MWAHAHAHA!! SEPERTINYA BUKAN HANYA TUAN LUCIUS SAJA YANG MENGINCAR DUNGEON INI.. KALIAN PARA MANUSIA RENDAHAN TERNYATA MENGINCARNYA JUGA YA?" Kata Iblis itu sambil tertawa dan merendahkan mereka

"Si-sialan..!! Untuk apa kalian para iblis mengincar dungeon juga?!" Tanya Via merinding ketakutan sambil memegang pedangnya

"MWAHAHAHAHA..!! ENTAHLAH, APA YA KIRA-KIRA YANG DIRENCANAKAN OLEH TUAN LUCIUS SEHINGGA MENGIRIMKU UNTUK MENAKLUKAN DUNGEON INI" Ucap sang Iblis

"APAKAH KALIAN BERNIAT MENAKLUKAN DAN MENGAMBIL SEMUA HARTA YANG ADA DI DUNGEON INI? JIKA BEGITU.. KALIAN HARUS MENGALAHKANKU DULU.. MAJULAH KALIAN!! DATANGLAH PADAKU DENGAN SEMUA KEMAMPUAN YANG KALIAN MILIKI" Ucap sang Iblis sambil menggeretakkan tangannya

"Sialan kau! Jangan banyak bicara.. Semuanya kita serang dia bersamaan.. Kerahkan semua kemampuan kalian..!!!" Ucap Zen sambil mengeluarkan pedangnya dan bersiap untuk menyerang

Anggota Kelompok Inti memulai serangan mereka, semua orang mengeluarkan skill terbaiknya yang sudah mereka kuasai. Namun, keberuntungan tidak memihak mereka.. Semua skill yang mereka kerahkan ditangkis dengan mudah dengan Iblis itu.

"HMM.. APAKAH CUMA SEPERTI INI KEMAMPUAN KALIAN? KALIAN TIDAK COCOK UNTUK MELAWANKU.." Ucap sang Iblis

Sang iblis itu mengarahkan tangan kananya dengan telapak tangan terbuka dan mengucapkan nama sihir.

"Wind blows" Ucap sang Iblis

Energi angin yang sangat besar berkumpul di tangan kanan sang Iblis itu dan sang iblis itu pun melepaskan energi itu dan menghempaskan semua anggota kelompok inti kebawah dimana terdapat jaring yang sangat besar dan satu ekor monster capung, mereka semua menjerit tidak bisa berbuat apa-apa. Iblis itu kemudian berjalan ke tepi dimana mereka terhempas dan melihat kebawah sambil tersenyum.

"SELAMAT TINGGAL.." Ucap sang Iblis sambil melihat ke arah mereka yang terjatuh ke jaring yang sangat besar

Mereka, kelompok inti terjatuh dan terperangkap di jaring yang sangat besar bersama monster capung. Mata dari monster capung itu bergerak melihat ke arah mereka, mereka serontak ketakutan.

"Tenanglah.. Kalian manusia" Ucap monster capung

Mereka yang mendengar monster capung itu berbicara langsung kaget.

"Kau.. bisa bicara?" Tanya Zen

"Ya.. Ngomong-ngomong terima kasih ya kalian" Ucap sang monster

"Eh, terima kasih untuk apa?" Ucap Zen yang kebingungan dengan perkataan sang monster capung

"TERIMA KASIH TELAH MENEMANIKU DI SAAT-SAAT TERAKHIRKU!!! SEKARANG KITA SEMUA AKAN MATI OLEH MONSTER ITU!! HAHAHAHAHA!!" Ucap sang monster capung sambil tertawa

"Dia sudah gila.. Monster itu sudah gila, padahal dia sendiri adalah monster tapi dia menyebut iblis dan laba-laba itu monster" Ucap Roman sambil menggigil ketakutan akan ajalnya

Sang Iblis pun, menghancurkan jaring besar itu lalu mengangkat tangannya dan memerintahkan sekumpulan monster laba-laba yang berada di belakangnya untuk menangkap mereka semua.

"AKU SUDAH MENGHANCURKAN JARINGNYA SEHARUSNYA KALIAN SUDAH BISA BERLARI SEKARANG KAN? SEBAIKNYA KALIAN BERLARI KARENA KALAU TIDAK KALIAN AKAN MATI..!! ITU BERLAKU JUGA UNTUKMU SERANGGA CAPUNG. NAH SEKARANG LARILAH!! LARILAH SAMPAI KALIAN MATI ATAU MATI DIMANGSA OLEH LABA-LABA YANG BERADA DIBELAKANG KU INI DAN MESKIPUN KALIAN LOLOS DARI LABA-LABA KALIAN AKAN TETAP MATI DI TANGANKU HWAHAHAHA!! PARA SERANGGA.. BASMI MEREKA!!" Teriak sang Iblis memerintahkan sekumpulan monster laba-laba untuk membasmi mereka

Mendengar ucapan sang Iblis mereka ketakutan dan mencoba untuk mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, para monster laba-laba mulai bergerak untuk membasmi mereka

"Kalian para manusia, naiklah!!" Ucap sang monster capung

Mereka menaiki monster capung itu dan monster itu mulai berlari mencari jalan keluar, monster itu berlari terus menulusuri lorong-lorong bagian tengah dungeon, sementara para petualang itu bertugas untuk membunuh monster laba-laba yang mengejar dan menghalangi.

Dan akhirnya. Mereka melihat cahaya terang di depan, monster itu berlari kesana secepat mungkin

"ITU DIA JALAN KELUARNYA!!" Ucap Zen sambil menunjuk ke arah cahaya tersebut

Sampailah mereka ke tempat tersebut, namun ternyata itu masihlah tempat yang sama, mereka masih berada di dungeon.

"Tidak mungkin..." Ucap Via dengan wajah putus asa.

"Di atas..!! Monster capung terbanglah!! Jalan keluarnya ada di atas!" Teriak Zen

"BAIKLAH!! AYO KITA TERBANG, PEGANGAN YANG ERAT" Ucap sang monster capung sambil mengeluarkan sayapnya

Monster itu pun terbang melarikan diri ke atas yang dimana itu berlubang. Mereka sudah sangat bahagia karena bisa terbebas dari kepungan para monster laba-laba.

"KALIAN PIKIR KALIAN BISA LARI?!" Terdengar suara sang Iblis bergemuruh di tempat itu

Monster capung itu tiba-tiba saja menabrak sesuatu seperti dinding yang tebal di jalan keluar tersebut. Monster itu dan kelompok inti pun terjatuh, dibawah sana yang menunggu mereka adalah sekumpulan monster laba-laba yang lapar. Mereka pasrah, tidak bisa melakukan apa-apa lagi, mereka pun terjatuh ke tanah dan sekumpulan monster laba-laba mengelilingi mereka.

"TAHAN! PARA SERANGGA!" Ucap sang Iblis

Sang Iblis itu berjalan ke arah mereka, dan menatap mereka dengan senyuman yang sangat lebar. Para petualang itu sudah pasrah, mereka terdiam ketakutan akan kematian mereka. Tapi, salah satu dari mereka mencoba untuk berdiri dan mengatakan sesuatu.

"Kau.. Lihat saja.. Kau akan mati... Di tangan En-.. Enzo.. Dan Zion.. Mons-" Ucap Meil yang mencoba untuk berbicara namun dia ditusuk oleh Iblis itu sebelum dia menyelesaikan perkataannya

Via yang menyaksikan itu dia gemetar ketakutan melihat sahabatnya Meil terbunuh di depan matanya. Begitu juga dengan petualang yang lainnya.

"Sayang sekali.. Tadinya aku mau menjadikanmu mainan untuk Tuan Lucius" Ucap sang Iblis dengan mata yang tajam dan sedikit kecewa

"Lucius.. Daritadi kau.. Menyebutkan nama itu.. Sebenarnya.. Siapa dia..?" Ucap Zen sambil mencoba untuk bangkit

"Hmm?" Sang Iblis itu melihat ke arah Zen

"Kau menarik juga manusia, kekuatanmu masih sebesar itu meskipun kau sudah menggunakan banyak sekali skill untuk menyerangku. Mungkin kau akan berguna untuk Tuan Lucius" Ucap sang Iblis

Iblis itu mengepal kepala Zen seperti mengepal sebuah batu kecil dan melumpuhkan seluruh tubuhnya kemudian Iblis itu melihat ke arah Mary dan Milia.

"Hmm, kalian berdua mungkin bisa menggantikan gadis yang kubunuh untuk kujadikan mainan Tuanku.. Hahaha!" Ucap sang Iblis sambil tertawa

Iblis itu melumpuhkan Milia dan Mary. Kemudian, iblis itu membawa kedua gadis itu dan zen lalu memerintahkan sekumpulan monster laba-laba yang sudah lapar itu untuk memangsa anggota kelompok inti lainnya dan monster capung yang sudah tak berdaya dan Iblis itu menghilang sambil membawa mereka bertiga.

Para monster laba-laba itu mulai memakan mereka semua. Dicincang, dicabik-cabik, mereka membagi daging-daging mereka kepada laba-laba lainnya. Sekumpulan monster laba-laba itu sudah seperti sekumpulan makhluk hidup yang mirip seperti manusia, mereka bisa menggunakan pikiran mereka layaknya manusia.

Sang Iblis yang membawa Zen, Milia, dan Mary tiba di sebuah tempat mirip seperti sebuah istana. Disana terdapat penjaga monster level tinggi dan singgasana yang sedang diduduki oleh sosok misterius yang berpenampilan seperti manusia namun memiliki sayap.

"Tuan Lucius.." Ucap sang Iblis yang membawa tiga petualang dari kelompok inti

"Ada apa.. Tenrou?" Tanya sosok yang sedang duduk di singgasana

"Saya membawakan anda hadiah.. Tuanku, semoga anda menyukainya" Ucap sang Iblis yang bernama Tenrou sambil menaruh Zen, Milia, dan Mary di hadapan sang sosok yang bernama Lucius

"Hmm..? Apa ini, Tenrou?" Tanya sang sosok yang bernama Lucius

"Itu adalah hadiah dari saya tuanku.. Laki-laki berambut putih itu kekuatannya sangat besar, mungkin anda bisa menjadikan dia seorang Iblis yang bisa diandalkan selain saya tuanku.. Dan untuk dua wanita disana, anda bisa jadikan mereka mainan anda!" Ucap sang Iblis Tenrou sambil tersenyum

"Baiklah.. Tenrou! Aku akan menjadikan bocah rambut putih ini menjadi Iblis, karena sebentar lagi kau mungkin akan mati oleh seseorang yang akan mengunjungi dungeon yang kau taklukan" Ucap sang sosok bernama Lucius

"Terima kasih tuanku.. Saya tidak peduli meskipun saya mati, yang terpenting anda bisa tetap bersenang-senang sampai semua bawahan anda tewas Tuanku" Ucap sang Iblis Tenrou

"Kau benar.. Jika semua bidak ku tewas.. Mungkin aku! Sang Raja Kematian akan turun tangan untuk menghancurkan manusia-manusia rendahan itu" Ucap sang sosok bernama Lucius sambil tersenyum dan kemudian tertawa

....

Kelompok pembantu yang sudah menunggu kelompok inti selama 20 menit mulai merasa gelisah.

"Kelompok inti masih belum kembali.. Padahal sekarang sudah 20 menit" Ucap Lia

Kelompok pembantu memberikan kelompok inti waktu tambahan 5 menit untuk kembali, namun sudah 21 menit kelompok inti tidak kunjung kembali dari dungeon. Pemimpin kelompok pembantu Mel, ketua dari kelompok Sunrise memutuskan untuk memerintahkan kelompok pembantu untuk menolong kelompok inti.

"Ini sudah 20 menit lebih, dan mereka masih belum kembali. Kita mungkin harus menyusul dan menolong mereka" Ucap Mel

"Ya, kita harus melakukannya!" Respon Lia terhadap perkataan Mel

"SEMUANYA BERSIAP! KITA AKAN MASUK KE DUNGEON!!" Teriak Mel sambil berjalan menuju dungeon

Kelompok pembantu akhirnya memasuki dungeon dan mulai menjelajah bagian awal dungeon. Mereka tidak menemukan apa-apa di bagian awal dungeon, akhirnya mereka melanjutkan ke bagian tengah dungeon dan menemukan sekumpulan monster laba-laba yang sedang memakan rekan-rekannya.

"Apa.. Yang terjadi?" Ucap Mel membeku keringat dingin mulai bercucuran melihat rekan-rekannya sedang dimakan oleh monster

"Meil.. Via!" Teriak Zion sambil mengeluarkan pedang dan tamengnya kemudian melompat ke bawah

"Tunggu! Zion!" Ucapku

Enzo ikut melompat ke bawah menyusul Zion. Sedangkan, anggota kelompok pembantu yang lainnya hanya terdiam. Mereka membatu, gemetar dan bercucuran keringat dingin bahkan ada yang sampai mengompol dan melarikan diri.

Mel tersadar dan mencoba untuk menghentikan mereka berdua namun dia sudah terlambat.

"Semuanya mundur!! Kita harus pergi dari sini!! Kita harus meminta bantuan!" Teriak Mel sambil berlari mengundurkan diri, diikuti oleh petualang lainnya.

Anggota kelompok pembantu melarikan diri keluar dari dungeon mencoba untuk kembali ke kota untuk memanggil bantuan dan meninggalkan Enzo dan Zion di dalam dungeon.

"BRENGS*K!! KALIAN PARA MONSTER AKAN KULENYAPKAN!!!" Teriak Zion sambil marah, matanya sangat tajam menunjukkan aura membunuh yang sangat kuat