webnovel

Penyelamatan

"Sialan pergi dariku sekarang juga, tindakanmu memancing lebih banyak manusia burung yang mengincar kita."

Kroko meraung marah padaku, aksiku barusan memang membuat kami menjadi fokus para manusia burung tersebut. Peluru-peluru yang mereka tembakan sebagian di tahan oleh tubuh besar Kroko. Meskipun dia memiliki kulit yang keras tetapi jika manusia burung itu menembak secara terus menerus tentunya dia juga akan terluka parah.

Melihat Kroko yang sudah terluka cukup parah, aku akhirnya memutuskan untuk pergi menjauh darinya. Manusia burung itu mengincarku, mereka akan meninggalkan Kroko begitu aku menjauh darinya. Ngomong-ngomong, aku juga membuang pistol laras panjang yang kudapatkan. Peluru di dalamnya habis sehingga pistol tersebut sudah tidak berguna lagi.

Aku melihat masih ada sekitar 3 manusia burung yang mengincarku. Aku tidak henti-hentinya berlari secara zig zag untuk menghindari tembakan peluru mereka. Hem? Mereka nampaknya berhenti mengejarku, apa yang terjadi? Tanpa kusadari aku memasuki area pertarungan Para Exor tingkat Hamba Suci. Sebuah pukulan segera mengenai diriku dan membuatku terbang ke belakang dengan cepat.

Dalam sekejap aku merasakan sakit yang luar biasa. Rasa sakit ini benar-benar hebat dan merupakan sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Aku merasakan seluruh tubuhku mengalami rasa sakit, aku benar-benar tidak bisa bergerak satu inci pun. Aku merasakan seseorang berjalan mendekatiku. Meskipun begitu, aku tidak bisa memalingkan wajahku untuk melihatnya.

Jantungku berdebar menebak-nebak siapa itu? Apakah dia seorang musuh yang berniat membunuhku? Tidak, aku benar-benar tak bisa mempercayai siapapun disini, bahkan jika aku berada di tim yang sama dengan para penyerbu.

"Untunglah kau selamat, benar-benar manusia yang merepotkan."

Suara wanita? Ditengah keherananku, seseorang mengangkatku dan menaruhku di bahunya layaknya sebuah karung. Aku tidak bisa bergerak untuk menolaknya, namun, aku segera bertanya, "Siapa kau?"

Aku bisa melihat bagian belakang tubuhnya yang mirip dengan wanita pada umumnya, dia juga memiliki bokong yang agak menonjol, namun yang paling mencolok adalah ekor kucing yang bergerak-gerak tanpa henti.

"Secara singkat aku adalah teman Leon, aku sedang tidak ingin berbicara panjang sekarang jadi diam dan berdoalah kita berdua bisa menjauh dari tempat ini."

Teman Leon? I-ini benar-benar luar biasa, aku tidak memiliki hal lain untuk diucapkan kecuali terima kasih. Aku benar-benar berpikir bahwa aku akan mati, siapa sangka aku tidak hanya berhasil bertahan.

Aku, tidak, maksudku orang yang menggendongku bergerak dengan kecepatan yang tinggi, dia begitu lincah sehingga aku tidak bisa melihat keadaan sekitar dengan jelas. Semua orang terlewati dengan sangat cepat. Kecepatan ini benar-benar luar biasa. Apakah dia seorang Exor tingkat pengikut taat? Maksudku rasanya mustahil Exor tingkat Hamba Suci memiliki kecepatan sebagus ini.

Saat aku menikmati sensasi digendong dengan kecepatan tinggi, wanita setengah binatang yang menggendongku tiba-tiba berhenti. Aku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Aku menggerakan tubuhku sedikit dan melirik pada sesuatu yang menghambat wanita ini dari berlari.

"Lama tak jumpa Kale."

"Dominic, jangan menghalangi jalanku, perang ini tidak ada hubungannya denganku."

Aku terkejut menemukan orang yang dipanggil Dominic itu adalah pria misterius, salah satu orang yang memimpin kelompokku tadi selain manusia kuda dan manusia bersayap. Jelas, wanita yang menggendongku, Kale, mengenal Dominic, kalau begitu kekuatan Kale seharusnya tidak terlalu lemah.

Dominic melirik ke arahku, "Apakah kau pikir aku akan mempercayaimu? Bagaimanapun, aku tidak bisa melepaskanmu begitu saja."

Kale menggeretakan giginya marah, "Apa yang kau pikirkan bajingan, kau sedang berperang, apa kau akan menyianyiakan waktu tenagamu untuk menghalangiku?"

Dominic diam, dia mengangkat tangan kirinya dan mengarahkannya pada Kale. Kilatan petir muncul ditangannya, sedetik kemudian tangan Dominic diselimuti petir berwarna biru yang menyala terang. Petir tersebut kemudian melaju kencang ke arah Kale. Mataku tak bisa mengikuti pergerakan petir terrsebut.

Disaat aku berpikir bahwa kami akan terkena serangan tersebut, sebuah hembusan angin yang sangat kencang mengelilingi kami berdua membentuk pusaran yang menjaga Kale berserta diriku dari hembusan angin. Aksi kedua orang itu berlangsung sangat cepat, meskipun begitu aku berhasil menyimpulkan satu hal. Kekuatan Exor tingkat pengikut taat sangat kuat.

Dari medan perang yang aku cermati, aku melihat bahwa Exor tingkat Hamba Suci hanya unggul soal fisik saja. Tetapi Exor tingkat Pengikut taat benar-benar memiliki kekuatan dewa yang mereka sembah.

Dalam hal setengah binatang, itu berarti menggunakan kekuatan leluhur mereka. Nampaknya Kale mampu mengendalikan angin, secara sederhana aku akan menyebutnya kucing angin. Sementara itu, pria bernama Dominic belum menunjukkan ciri fisik setengah binatang, nampaknya dia memiliki kendali penuh atas transformasi tubuhnya, seperti Zwein.

"Hei, manusia. Tak mungkin aku bisa mengalahkan orang ini jika aku harus menggendongmu sepanjang waktu. Jika kau bisa berlari, kau harus segera berlari menjauh dari medan perang. Jika kau masih terluka dan tak bisa pergi jauh, cobalah temukan tempat persembunyian diatas mayat-mayat itu," Kale berbisik padaku dengan hati-hati.

Aku mengangguk memberikan tanda mengerti. Untungnya sebagian besar luka dalam diriku telah sembuh sehingga aku bisa lari dengan mudah. Terima kasih pada kekuatan aneh dalam diriku, aku ingat aku juga sembuh dengan cepat saat bertarung melawan manusia babi. Aku bertanya-tanya apakah kekuatan Exor yang kumiliki berkaitan erat dengan vitalitas?

Segera setelah menurunkanku, Kale meledak dalam kecepatan tinggi mengarah pada Dominic. Dia mengayunkan kedua tangannya yang kini menumbuhkan cakar tajam. Dominic menahan cakar tersebut lalu menendang perut Kale dengan kaki kanannya yang diselimuti petir.

Kale terdorong ke belakang, sesaat setelah tangannya menyentuh tanah dia segera mendorong tubuhnya ke atas dan melakukan beberapa kali backflip, setelah kakinya menyentuh tanah dia segera mendorong tubuhnya maju ke depan seperti roket.

Di sisi lain, Dominic juga bersiap, dia melompat ke depan dan mengayunkan tinjunya. Kedua kepalan tangan Kale dan Dominic beradu, gelombang udara yang kuat menyebar ke segala arah. Pertarungan mereka berdua berlanjut kembali dengan bertarung kecepatan tinggi.

Aku mengalihkan pandanganku pada medan perang lain. Keunggulan jumlah para penyerbu benar-benar membuat pihak yang mencoba mengamankan benteng mulai kewalahan. Meskipun begitu, berbagai senjata telah membuat banyak kandidat Exor di pihak penyerang seperti Kroko dan Steve mati. Sementara itu perang diantara Exor tingkat Pengikut Taat juga hamper selesai. Satu persatu Exor tingkat Pengikut Taat di pihak pertahanan mati.

Medan perang mulai condong pada pihak penyerbu. Aku terus bergerak menjauh dari medan perang sembari mengamati lebih seksama berbagai pertarungan yang telah terjadi. Ada beberapa orang yang berniat untuk menyerangku, tetapi aku terus kabur sehingga para pengejar itu menyerah. Pada saat aku berada cukup jauh dari medan perang aku mendengar suara ledakan besar.

Debu meledak sehingga pemandangan medan perang menjadi kabur. Perlahan aku melihat retakan besar yang berpusat pada sosok manusia dengan topeng Tikus berwarna Hitam.

"Apakah dia Tikus Hitam mantan anggota Temple of Shadow?!"