webnovel

Es Kutub Yang Mencair

Apa yang akan kamu lakukan jika, ada orang yang tiba-tiba bertanya "apa itu takdir?" dan bagaimana jika ternyata dialah takdirmu?. berkisah tentang seorang remaja perempuan yang tidak ingin jatuh cinta pada laki-laki, karena perlakuan ayahnya di masa lalu, dia bahkan tumbuh menjadi perempuan yang dingin. menjauhkan dirinya dari sekolah campuran adalah pilihannya agar tidak berdekatan dengan laki-laki, tapi takdir berkata lain... tiba-tiba dia bisa merasakan rasa suka, yang sampai bisa merubah kepribadiannya, rasa luka yang bisa dia rasakan, dan bahkan dia bisa merasakan betapa sakitnya sebuah perpisahan. siapa? siapa dia? yang bisa membuat seorang perempuan dingin, yang anti akan cinta, bisa menangis tersedu-sedu karena luka yang mulai membakar hatinya yang beku?.

Hana_Hiromi · LGBT+
レビュー数が足りません
18 Chs

Rumah Kita

AZUMI AIKO POV

"Miyu..." panggilku

" oh! aiko senpai" jawabnya, sambil berlari ke arahku.

" dimana yang lain?" tanyaku saat melihat area kolam renang yang masih sepi.

" mungkin sebentar lagi sampai" jawabnya.

" ne...senpai..." panggil Miyu.

"ada apa?" tanyaku sambil melihat Miyu yang tertunduk malu.

" aku-"

" oh Aiko! Miyu!" teriak seorang siswi dari pintu masuk.

"cih!"

" ada apa dengannya?" batinku, saat melihat ekspresi marah diwajah Miyu.

" oh.. Fuji" kataku saat melihat siswi yang berjalan ke arah kami adalah fuji

" kenapa masih sepi?" tanya fuji.

" aku pikir kamu akan datang dengan kekasihmu" kataku sambil tersenyum jail.

" Aiko...." panggilnya dan langsung menggelitik perutku.

"hahahahah" tawaku terbahak-bahak.

" kapan aku bisa mempublikasikan hubunganku dengan Eri seperi Fuji dan Haruka sensei" batinku.

" berhenti mengejekku Aiko.." kata Fuji saat berhenti menggelitik ku.

"oh bagaimana dengan ka-" kata Fuji yang terhenti saat melihat Miyu.

" dia menyadarinya" batinku, saat melihat Fuji.

Nakamura Fuji teman pertamaku saat menjadi murid baru, dia tahu semua tentangku, dia tahu hubunganku dengan Eri, karena dia sering Melihat Eri memasang tatapan tajam padanya saat dia sedang memelukku.

hingga suatu hari dia memutuskan untuk bertanya padaku tentang hubungan ku dengan Eri.

"Fuji!" panggil seseorang dari kejauhan yang pasti adalah Haruka sensei.

Di klub renang, kami seperti keluarga, panggilan dengan nama keluarga tidak terpakai di klub renang.

" he~ kekasihmu datang" bisikku mengejek.

" kenapa?" tanya Fuji saat Haruka sensei berdiri di depan kami berdua.

" aku tidak merebutnya" kataku saat Haruka sensei melihatku dengan tatapan ganas.

" panggil anak-anak kemari" kata Haruka sensei.

"baik" jawab Fuji dengan gembira.

" Haruka sensei, apa kamu tidak terlalu tegas?" tanyaku saat Fuji sudah pergi.

"ah~ Fuji...Fuji...kawaii" kata Haruka sensei sambil menutup wajahnya yang memerah.

"benar-benar tsundere" batinku.

Haruka sensei sangat menyukai Fuji, bahkan Haruka sensei yang pertama menyatakan cinta pada Fuji. walaupun Sifat Haruka sensei yang tegas, tapi sebenarnya dia adalah seekor kucing yang lucu dan Manja.

salah satu buktinya adalah aku memergoki dia yang sedang memuji keimutan Fuji saat mereka kencan pertama.

bahkan dia bisa menjadi seseorang yang mesum, memiliki foto-foto aktivitas yang Fuji lakukan setiap hari.

" Aiko" panggil Haruka sensei.

"ya" jawabku.

" BAGAIMANA INI?! HARI INI FUJI SANGAT IMUT!!!" teriak Haruka sensei sambil mengguncangkan tubuhku dengan kuat.

" Haruka sensei...Tolong hentikan" kataku dengan pasrah.

" A...aku harus bagaimana ini.. jantungku sepertinya akan jat-"

"AKU MEMBAWA MEREKA!" teriak Fuji dari kejauhan.

" ah! eheem!" dehem Haruka sensei dan seketika kembali menjadi Haruka sensei yang tegas.

" Aiko senpai .. ajari aku renang" kata salah satu siswi.

" tidak...tidak...hari ini harus aku..." cela salah satu siswi lagi.

" berhentilah...hari ini adalah aku" lagi dan lagi

" oh hehehe" tawa kecilku.

"oh...aku sampai melupakan Miyu" kataku saat melihat Miyu yang masih duduk terdiam di bangku.

"Miyu" panggilku.

" iya" jawabnya.

" ayo" ajakku.

"oh...hm" jawabnya malu-malu.

...

"AAAA! Aiko senpai!!!sangat cantik dengan baju renang itu!!!" teriak para siswi ketika aku keluar dengan pakaian renang ku.

" padahal ini hanya pakaian renang sekolah" batinku.

" Ah~ aku ingin memeluk tubuh itu" bisik-bisik para siswi.

" [turun ke kolam renang] ayo siapa yang mau di ajar duluan" kataku, saat berada di dalam air.

"Miyu" panggilku.

" oh...iya" jawabnya sambil turun ke kolam.

"seperti ini..." kataku memberi instruksi.

" yang lain ayo turun, aku akan mengajarkan kalian semua" kataku.

"BAIK AIKO SENPAI!!!" jawab mereka serempak.

" tangannya seperti ini" kataku saat memperbaiki posisi salah satu siswi.

"senpai...boleh aku menciummu?" ceplos salah satu siswi.

"YANG HARI INI LATIHANNYA BAGUS AIKO AKAN MEMBERIKANYA CIUMAN HANGAT DI BIBIR!" teriak Haruka sensei tiba-tiba.

"AAAAA! AKU AKAN BERUSAHA, DEMI CIUMAN AIKO SENPAI!!!" teriak para siswi.

" A...apa yang dia pikirkan" batinku, sambil melihat Haruka sensei dengan tatapan marah.

"ah!aku punya ide" batinku.

"Fuji...sini aku akan melatih gaya renangmu" kataku pada Fuji.

" benarkah Aiko..yattaaaa" kata Fuji dengan gembira.

"ada apa Haruka sensei?" tanyaku sambil tersenyum licik.

"cih!" gerutu Haruka sensei.

(1 jam berlalu dan semua sudah kembali ke atas)

" hari ini aku tidak melihat ada yang latihan dengan baik, jadi hadiahnya aku urungkan" jelas Haruka sensei.

"YAAAAAH" keluh para siswi.

" apa aku saja yang memberikan kalian ciuman!" teriak Fuji.

" TIDAK MAU!!!" teriak para siswi serempak.

" HAHAHAHA!". tawaku dan Haruka sensei terbahak-bahak.

" KETUA OSIS DATANG!"teriak seseorang di luar ruangan.

"aku dengar hari ini ada pemeriksaan setiap klub oleh OSIS" kata Haruka sensei.

" untung saja kita sudah selesai" kata Fuji.

" permisi Haruka sensei, kami dari OSIS ak-"

" Periksalah" kataku dan berjalan pergi.

" mengganggu" gumamku.

" ayo, ganti baju" ajakku pada para siswi.

" baik Aiko senpai" jawab para siswi dan mengikutiku dari belakang.

...

" Aiko..." panggil Fuji tiba-tiba.

"hm" jawabku singkat.

" apa kamu cemburu karena Kana?" tanya Fuji.

" kenapa harus cemburu?" tanyaku balik.

" kami duluan Aiko senpai, Fuji senpai" pamit para siswi.

" bye-bye" kataku.

tiba-tiba...

"A...Aiko kamu tidak apa, wajahmu sangat pucat" kata Fuji saat aku mulai tersandar di depan lokerku

" aku rasa...aku demam" kataku ngos-ngosan.

" kita ke UKS ya" ajak Fuji, yang sangat khawatir.

"ayo" ajak Fuji sambil merangkul tubuhku.

BRUK!

" A...Aiko!" panggil Fuji yang berada di bawahku.

" kamu sangat panas Aiko" kata Fuji panik.

" ba...bagaimana ini...tubuhku sangat melemah" batinku.

"dimana telfonku" suara Fuji yang mulai terdengar samar-samar di telingaku.

" Haruka..datanglah ke ruang gan-"

...

" Aiko..." panggil seseorang.

"Aiko..." panggilannya lagi.

"oh..itu suara Eri" batinku.

" Fuji sudah membawaku ke UKS? siapa yang membantunya?" batinku.

"o...oh, badanku..." kataku terbata-bata saat mengganti posisiku.

" Aiko..." panggil Eri.

" Eri...kenapa kamu disini?" tanyaku saat melihat Eri yang duduk di samping tempat tidurku.

" Er-"

deg!

" kamu sakit? dan tidak memberi tahuku? aku sangat khawatir tadi" jelas Eri,ketika memelukku.

" Eri...aku baik-baik saja" jawabku sambil mengelus rambutnya.

" saat melihatmu di atas Fuji, aku sangat marah...tapi saat tahu kamu pingsan, perasaan marahku, aku urungkan" jelas Eri.

" eh? marah?" batinku, saat mendengar perkataan Eri.

" oh aku berencana menunjukan mu sesuatu hari ini" kataku saat mencari sesuatu di saku rokku.

" apa?" tanya Eri dengan heran.

" tidak ada, apa aku menyimpannya di tas?" tanyaku saat memeriksa sakuku yang kosong.

" apa maksudmu secarik kertas itu?" tanya Eri sembil menunjuk ke atas meja.

"oh! apa kamu sudah membacanya?" tanyaku, sambil bergerak mengambil kertas itu.

" tidak, Fuji yang menaruhnya di situ, saat aku ingin mengambilnya, dia langsung memarahiku" kata Eri, dan membuat ekspresi kesal.

" mungkin Fuji sudah membukanya, makanya dia melarang Eri membukanya" batinku.

" hahahaha" tawaku.

" kenapa? apa yang lucu?" tanyanya heran.

" kertas ini untukmu" kataku sambil menyodorkan kertas itu.

"untukku?" tanya Eri sambil mengambilnya dariku.

" [membuka kertas yang terlipat itu] Aiko..." panggil Eri setelah membaca surat itu.

" ini sungguh?" tanya Eri.

" bukankah kita sudah pernah membicarakannya" jelasku.

" aku pikir kamu hanya bercanda tentang tinggal bersama itu" jawabku.

"hmm aku sudah memikirkannya beberapa hari ini, mungkin jika tinggal bersama bisa membuat Eri berhenti merasa takut" batinku.

chuu~ sebuah ciuman di bibirku, membuatku berpikir tidak ada yang lebih istimewa dari Eri.

" Eri...kita di sekolah" kataku.

" ak-"

TOK...TOK...TOK

"Ayano-san! apa Aiko sudah sadar?" tanya suara dari luar.

" sangat mengganggu" kata Eri pelan, tetapi tatapannya seakan-akan ingin melahap pintu dan orang di luar.

"eheeemm" dehem Eri, sebelum berubah menjadi ketua OSIS si putri es.

chuu~

" sekali lagi" bisik Eri.

aku hanya tersenyum setelah dia memberikan ciuman di bibirku lagi.

"masuklah" kata Eri.

cklek!

"Aiko...bagaimana kondisimu?" tanya Haruka sensei yang berdiri di samping Eri.

" ah...aku sudah mendingan..." jawabku.

" Eri...apa kamu masih ada perlu dengan Aiko? aku harus bicara dengan Aiko" kata Haruka sensei sambil melihat ke arah Eri.

" kalau begitu saya permisi" kata Eri seraya berdiri dan berjalan keluar ruangan.

tiba-tiba di pintu...

"Ada apa dengannya?" batinku, saat melihat Eri yang tiba-tiba berhenti.

" I...love...you..." bacaku pada bahasa isyarat yang Eri peragakan.

" Benar-benar putri es yang merepotkan" batinku.

" hm? Eri kenapa kamu di situ?" tanya Haruka sensei, saat melihat Eri yang belum juga keluar dari ruang UKS.

" saya hanya sedang memikirkan apa yang harus saya lakukan setelah ini"jawab Eri dengan suara yang datar.

cklek!

...

" Setelah itu..." batinku.

" AIKO! KAMU TIDAK APA-APAKAN?!" tanya Haruka sensei dengan histeris.

" aku tidak apa-apa Haruka" jawabku dengan memanggil nama Haruka tanpa kata sensei.

" kekasihmu itu sangatlah dingin Aiko" jelas Haruka sensei.

" bukankah dia sama sepertimu?" batinku.

" Oh...aku akan menelfon Fuji...dia yang sangat khawatir padamu dari tadi" kata Haruka sensei.

"hallo Fuji" panggil Haruka sensei lewat telfon.

"...."

" Aiko sudah sadar, da-"

"..."

"hallo... Fuji...ha-"

" dia mematikan telfonku" kata Haruka sensei sambil menatapku.

beberapa menit kemudian...

"AIKO! KAMI SUDAH BANGUN! AKU SANGAT KHAWATIR!" teriak Fuji sambil berlari memelukku.

"A...aha...ha...ha...ha...tidak perlu khawatir, Fuji" kataku yang berada di pelukan Fuji.

" waaaah....lihatlah Harimau ini" batinku saat melihat tatapan ganas Haruka sensei.

" Fuji tolong lepaskan...aku sesak nafas" jelasku saat pelukan Fuji mulai lebih erat.

"ah! maaf...maaf aku sangat khawatir" kata Fuji ketika melepas pelukannya.

" aku sudah yakin hal ini akan terjadi" batinku.

FLASHBACK ON

(malam sebelum kejadian)

"Aiko...ayo mandi bersama" Ajak mommy yang baru pulang kerja.

" tumben mommy pulang lebih awal" kataku yang sedang bermain video game.

" jadwalku sedikit hari ini" jawab mommy.

"bukankah dia bolos" batinku.

" ayo mandi" ajak mommy lagi.

" baiklah" jawabku sambil bergegas dari tempat tidurku.

(di bak mandi)

" bagaimana hubungan kalian?" tanya mommy.

" ya begitulah" jawabku yang sedang bersandar di mommy.

" sudah berapa kali kalian seks?" tanya mommy.

" hmmm...2? atau 3?" jawabku yang sedikit lupa.

" apa kamu sungguh mencintainya?" tanya mommy lagi.

" yaa...bisa di bilang begitu" jawabku santai.

" baga-"

" apa mommy sedang mewawancarai ku?" tanyaku saat melihat wajah mommy.

" he..he...he..." tawa mommy kecil.

" bagaimana dengan yang kamu bilang beberapa hari lalu? kamu serius?" tanya mommy.

" serius mom..." jawabku.

" kenapa?" tanya mommy.

" aku khawatir dengannya..." jawabku sambil melihat bayanganku yang Samar-samar di air.

" dia selalu takut aku pergi...dia tidak pernah ingin sendiri" lanjutku.

" bukankah itu berarti dia sangat mencintaimu?" tanya mommy.

" ya...aku tahu itu, karena itu aku-"

" OKE!" Teriak mommy tiba-tiba.

"apa?" tanyaku keheranan.

" mommy sudah membelinya" kata mommy.

" sungguh?" tanyaku.

" ya...tapi ada syaratnya" bisik mommy.

" apa?" tanyaku.

" ceritakan semua pada sensei mu ini...akan sensei koreksi kesalahanmu" jelas mommy yang berlagak seperti seorang sensei.

yaah walaupun semua yang aku lakukan pada Eri adalah ajaran mommy.

[ menceritakan semua tanpa tertinggal sedikitpun]

" WOW! aku adalah sensei yang terbaik! HA...HA..HA...HA..." kata mommy dengan bangga.

" BERAPA LAMA KALIAN AKAN BERENDAM?!!" teriak mama tiba-tiba dari luar.

" wah! badanku sudah sangat panas" kataku saat beranjak dari bak mandi.

" CEPAT KELUAR AIKO! NANTI KAMU SAKIT!" teriak mama lagi.

" iya ma!" jawabku.

" [ membuka pintu] iya ma...iya" jawabku saat keluar dengan tubuh yang masih basah.

" dua jam kalian berendam, mama takut kamu besok demam" kata mama sambil mengeringkan rambutku.

" apa mommy sudah memberikanmu sertifikatnya?" tanya mama.

" belum, dia baru memberitahukan ku" jawabku yang melihat bayanganku di cermin.

" hari ini mama bertemu dengan ibunya Eri" kata mama.

" sungguh? apa yang kalian bicarakan?" tanyaku.

" kita pergi mencari rumah bersama-sama" jawab mama.

" kalian bertiga?" tanyaku.

" hm" jawab mama singkat, sambil menyisir rambutku.

" bertiga? mama, mommy, dan ibunya Eri? kenapa bisa akur begitu?" batinku.

" Chuya! kemarilah, aku akan mengeringkan rambutmu, jangan lupa ambil pakaian Aiko" teriak mama.

di Rumahku, ruang ganti hanya di buat khusus satu...aku tidak tahu kenapa begitu, yang jelas semua adalah ide mommy.

mengeringkan tubuh, menyisir rambutku, semua dilakukan oleh mama, sedangkan mommy bertugas mengambil pakaian untukku.

" Chuya!" panggil mama.

" apa yang dia lakukan?" tanya mama,saat melihat mommy yang belum juga datang.

" aku akan memakai bajuku di kamar ma" kataku.

" hmmm baiklah" jawab mama.

" nanti turun, kita akan makan bersama" kata mama.

" oke" jawabku dan berjalan keluar ruangan.

(dikamar ku)

" dimana mommy menaruh pakaianku?" tanyaku saat masuk ke kamar.

tiba-tiba...

"MOMMY!" panggilku saat melihat mommy yang tergeletak dilantai.

" mommy!" panggilku sambil menepuk-nepuk pipi mommy.

"MAMA!!! MOMMY PINGSAN!" TERIAKKU DARI KAMAR.

mama bukannya datang dengan raut wajah khawatir, malahan datang dengan wajah kesal.

" Chuya bangunlah, aku akan memberikanmu sebuah ciuman" kata mama yang berdiri melihatku dan mommy.

" cara apa itu? apa itu cara yang bagus untuk membangunkan orang pingsan?" batinku.

"mama...mommy pingsan bagaimana bisa ba-"

" A...aku rasa, aku demam" kata mommy yang tiba-tiba sadar.

"BANGUN?! CARA YANG AMPUH!" batinku histeris.

" mommy adalah orang yang mesum" batinku, sambil melihat mommy.

" ayo turun makan" ajak mama.

" tapi ma..."

" kenapa? dia sudah sadar...ayo makan biar sembuh" kata mama ketika berjalan keluar.

" wanita yang dingin" batinku.

" sebenarnya dia khawatir, hanya saja dia berpura-pura tegas, dasar" batinku.

" Na...Nami...bagaiman dengan ci-"

" ayo mom, makan biar sembuh" kataku.

(di meja makan)

" Aiko...apa kamu tidak apa-apa?" tanya mama.

" kamu tidak merasa demam?"

" flu?"

" gimana kalau besok kamu libur?"

" mama takut kamu demam di sekolah"

" lihat dia, belum sampai satu jam sudah demam"

" kamu besok li-"

" mama...aku baik-baik saja, tidak usah terlalu khawatir" kataku dan tersenyum.

" kalau begitu makan yang banyak" kata mama, sambil menambah porsi makan ku.

" mama..." panggilku ketika makanan yang mama kasih terlalu banyak.

" Chuya, kamu juga makanan yang banyak, besok kamu harus libur" kata mama.

" tapi besok aku-"

" jangan membantah Chuya, kamu sedang sakit"

" besok aku akan sendiri di rumah, No!" keluh mommy.

" apa besok mama tidak bisa libur?" tanyaku.

" Apa seorang dosen pantas mendapatkan libur?" tanya mama balik.

" hmmm, menurutku pantas" jawabku.

" sayang...mama bukan seperti mommy, yang bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja" kata mama dengan lembut.

" hmm, benar juga, ya sudah mommy di rumah sendiri" jawabku santai.

"NOOOOOO!!" teriak mommy depresi.

" hahahahah" tawaku terbahak-bahak.

"cepat selesaikan makanannya dan istirahat" kata mama.

" hm" jawabku singkat.

"mama akan memberimu suratnya" kata mama.

" baiklah" jawabku yang kembali fokus pada makanan ku.

FLASHBACK OFF

"apa kamu mau ikut kelas selanjutnya?" tanya Fuji, yang melihatku ingin bangun dari tempat tidur.

" ya..aku tidak ingin bolos" kataku.

" Aiko, aku sudah meminta izin di Aikawa sensei, jadi kamu istirahat ya" kata Fuji.

" tapi..."

" ayolah Aiko, istirahat ya" kata Fuji, sambil memakaikan ku selimut.

" hm" jawabku singkat.

(beberapa jam kemudian)

" Fuji..." panggilku, yang mulai merasa gerah.

" Fuji..." panggilku lagi.

" Aiko, kamu kenapa?" tanya Fuji, yang suaranya samar-samar di telingaku.

" Aku merasa sangat panas" kataku yang langsung bangun dari tidurku.

" aku...aku ingin membuka bajuku" kataku sambil melepas kancing bajuku.

" ta..tapi Aiko, ini di sekolah" kata Fuji, yang memegang tanganku

" Aku merasa panas Fuji" kataku melawan.

" sebentar aku tutup jen-"

" Aiko! kenapa buka semua?!" teriak Fuji yang melihatku sudah tanpa seragam.

" ah~ ini sangat adem" kataku legah.

"Aiko ba-"

tiba-tiba...

cklek!

" Aiko ini su-"

"apa yang kamu lakukan pada Aiko?" tanya eri, yang tiba-tiba masuk.

" kenapa Aiko tidak memakai seragamnya?" tanya Eri dengan ekspresi yang dingin.

" Aku kepana-"

" apa kalian berdua akan melakukan seks?" ceplos Eri.

" huuuft.. jangan salah paham Eri, Aiko kepanasan karena itu dia membuka seragamnya" jelas Fuji.

" Fuji, ayo pulang" panggil Haruka sensei dari pintu.

" kalau begitu aku permisi, bye-bye Aiko" kata Fuji yang beranjak pergi.

" bye"

" aku akan Istirahat saat sampai rumah" kataku sambil beranjak dari tempat tidur.

" Apa yang kalian lakukan?" tanya Eri tiba-tiba.

" oh Eri...kamu masih di sini?" tanyaku saat menyadari Eri yang masih bersamaku.

" tidak ada, apa yang harus aku dan Fuji lakukan" lanjutku.

" sungguh?" tanya Eri.

" ada apa dengan raut wajah itu? aku sungguh tidak melakukan apapun dengannya" jelasku sambil mengancing seragamku.

" ayo pulang" ajakku.

"..."

" Eri?" panggilku, saat melihat Eri yang tertunduk diam.

" hmm...ayo pulang ke rumah kita" kataku pelan l, dan tersenyum padanya.

" rumah kita?" tanya Eri.

" hari ini hari pertama kita di rumah baru" kataku sambil mengelus rambutnya.

" tapi aku belum membereskan barang-barangku" kata Eri.

" semua sudah selesai, ayo... semua menunggu kita di rumah" ajakku sambil menggenggam tangannya.

" hm" jawabnya singkat.

....

"Aiko, Dimana rumah kita?" tanya Eri, saat berada di dalam taxi.

" sebentar lagi sampai" jawabku.

"apa kamu masih marah?" tanyaku saat Eri hanya melihat keluar jendela.

" tidak" jawab Eri tanpa melihat ke arahku.

" kamu sungguh marah" gumamku.

" kita berhenti dimana ya?" tanya pak supir.

" oh setelah lampu merah berikutnya belok kiri ya" jawabku.

" baik" jawab pak supir.

Dalam perjalanan aku dan Eri tidak berbicara sedikitpun.

...

" terimakasih" kataku saat taxi itu pergi

" hmm, masih diam" batinku, saat melihat Eri yang hanya diam.

" padahal kan aku kepanasan" batinku, membela diri sendiri.

" ketika seseorang sakit, dia akan melakukan sesuatu tanpa sadar, IYAKAN?!" batinku, meyakinkan diri sendiri.

" huuuft..." tarik nafas berat.

" SURPRISE!!!"

DOR!!

para ibu-ibu yang ada di rumah baru.

" Eri! aku sangat merindukanmu" teriak mommy yang berlari memeluk Eri.

"mama" panggilku, ketika mama tersenyum padaku.

" Aiko...kamu sungguh ingin Eri tinggal di sini? apa tidak apa-apa?" tanya ibu Eri.

" apa aku terlihat tidak serius ma" kataku, dan tersenyum lebar padanya.

" terimakasih Aiko, kamu mau menerima Eri" kata ibunya Eri dan langsung memelukku.

" seandainya kau tahu, anakmu sangatlah pencemburu" batinku.

" aku akan membawa barangku ke kamar"kataku sambil mengangkat beberapa box.

" oh mama akan membantumu" kata mama dan berjalan di belakangku.

(dikamar)

" apa kalian berdua bertengkar?" tanya mama.

" entahlah" jawabku, yang sedang sibuk mengatur pakaian ku.

" apa kamu demam di sekolah?" tanya mama.

" ya begitulah, tidak perlu khawatir" jawabku.

" Eri si putri es kah...." kata mama pelan.

" ada apa?" tanyaku saat melihat mama yang duduk di kasurku.

" apa kamu berbuat hal aneh lagi saat demam?" tanya mama.

" aku membuka seragamku, dan dia melihatnya saat aku bersama Fuji" jawabku dengan santai.

" terus?"

" terus saat aku bilang jangan salah paham, dia langsung berkata..." apa kalian berdua akan melakukan seks?" seperti itu, dan setelah itu dia tidak berbicara lagi padaku" jelasku.

" waaaah!!!! benar-benar pencemburu" kata mama.

" hm" jawabku singkat.

" kami akan kembali nanti malam" kata mama.

" eh? tidak menginap?" tanyaku, saat melihat ke arah mama.

" hm" jawab mama singkat.

" apa mama mau tidur denganku sebentar, aku ingin-"

" sini" panggil mama.

...

" mama..." panggilku yang sedang memeluk mama.

" hm"

" apa aku berbuat salah?" tanyaku.

" bukankah mama sering memperingatimu, agar berhati-hati ketika demam"kata mama.

" maafkan aku" kataku sambil memeluk mama dengan erat.

" apa kamu tidak ingin turun?" tanya mama.

" aku ingin seperti ini sebentar" kataku.

" baiklah" jawab mama.

...

"Aiko..."

" Aiko..." suara seseorang yang memanggilku.

" mama? dimana mama?" batinku, saat meraba sampingku yang kosong.

"Aiko" panggilnya lagi.

" mama?" tanyaku yang setengah sadar.

" oh Eri" kataku saat menyadari yang memanggilku adalah Eri.

" ada apa? kamu tidak turun?" tanyaku saat melihat Eri yang duduk di samping tempat tidur.

" ini sudah malam" katanya sambil tertunduk.

" oh! aku ketiduran,gomen gomen" kataku.

" aku akan mandi dan kita akan makan ber-"

" Aiko, aku minta maaf"

" eh? kenapa?" tanyaku heran.

" maafkan aku karena tidak mendengar penjelasanmu" kata Eri yang menarik ujung bajuku.

" apa ma-"

" jika kamu lelah dengan sikapku katakanlah!" kata Eri dengan nada suara yang tinggi.

" eh? Eri? ada apa denganmu?" tanyaku sambil menatap wajahnya.

" aku...aku hanya tidak ingin orang lain melihat tubuhmu,aku-"

chuu~

" berhentilah menangis, apa kamu ingin aku hukum?" kataku saat berusaha mendiamkan Eri yang mulai menangis.

" aku tidak akan pernah lelah untukmu, lakukanlah sesukamu, tetaplah seperti itu" bisikku ketika memeluk Eri.

" maafkan aku yang bertingkah egois"

" terkadang seseorang harus menjadi egois untuk mendapatkan apa yang dia inginkan Eri" kataku saat menatap kedalam matanya.

" hm"

" berhentilah menangis, apa kamu akan menangis saat di rumah baru kita?" kataku sambil menghapus air matanya.

" ayo mandi bersama" ajakku.

" beri aku ciuman dulu" kata Eri pelan.

" boleh?" tanyanya.

" waah! apa kamu sedang menggodaku?" tanyaku saat melihat ekspresi manja Eri.

chuu~

Dan akhirnya berawal dari ciuman itu, Eri terus saja membuatku ingin menciumnya lagi dan lagi hingga lupa akan rencana mandi bersama.

AZUMI AIKO POV END