webnovel

Enjoy Life In The New Era (Bahasa Indonesia)

Di awali sekelompok anak muda beranggotakan 5 orang yang secara tidak sengaja menemukan ruang misterius di dalam gua, dan mencoba memasuki ruang itu. Mereka tidak tahu, dalam proses mencoba masuk, mereka telah membangunkan seseorang yang sedang hibernasi di dalamnya, yang tidak lain adalah Shi Qiang, seorang immortal dari zaman kuno. Suasana ruangan itu yang sangat menyeramkan mengakibatkan proses bertemunya kelompok itu dengan Shi Qiang secara tak sengaja memakan 1 korban, yaitu Su Yun. Kebetulan, Shi Qiang yang merupakan orang zaman kuno membutuhkan identitas untuk hidup di zaman sekarang, dan terpaksa digunakanlah identitas Su Yun itu. Menggunakan sebuah artefak, Shi Qiang membuat pil yang dapat merubah segala macam tentang dirinya menjadi Su Yun, baik penampilan, suara, dan bahkan ingatan. Apa yang akan Shi Qiang lakukan dengan identitas barunya? Silahkan baca! ============================================================================================== *Buy me a coffee: -https://saweria.co/xiaokedun -https://trakteer.id/kedun/tip =============================================================================================== *Cover : Gambar di dalam cover bukan milikku, jika kamu merasa itu milikmu, dan ingin aku menghapusnya, silahkan PM saja atau kontak di email: xiaokedun@outlook.com

xiaokedun · ファンタジー
レビュー数が足りません
22 Chs

Dengan ini aku bukan lagi Shi Qiang, tapi Su Yun!

Shi Qiang merasa tak memiliki urusan dengan Su Yun lagi, jadi dia berbalik berjalan menjauh dari ranjang. Selain itu, dia sudah mendapatkan ide tentang harus melakukan apa selanjutnya, yaitu bersenang-senang menikmati zaman baru.

Yap zaman modern, zaman dimana segala sesuatunya telah mengandalkan teknologi sehingga tidak ada lagi namanya mengirim surat menggunakan burung, mencari berita terbaru dari hasil ngerumpi di Kedai Bir, perjalanan jauh tidak lagi menggunakan kuda, dan dari segala sesuatu hal-hal baru itu yang membuatnya sangat tertarik adalah wanita.

Wanita di zaman ini memiliki tingkat rata-rata kecantikan yang sama dengan zaman dulu, tidak ada perbedaan diantara keduanya, hanya saja preferensinya lebih ke wanita zaman sekarang. Alasan utamanya tentu mereka lebih berani, dalam artian saat naksir seorang lelaki berani mengungkapkannya atau sebaliknya, saat mengenakan pakaian juga berani menampilkan lekuk tubuhnya, dan bahkan berani melakukan hal-hal intim di depan publik.

Sangat luar biasa, dia tidak sabar mencicipi wanita zaman sekarang, dan target pertama yang cocok adalah adik perempuannya Su Yun. Ditambah saat ini dia menggunakan penampilan Su Yun, fantasinya terhadap hubungan incest sepertinya akan segera terlaksana.

Disaat Shi Qiang ngomongin adiknya Su Yun, di sebuah rumah yang jauh disana, tepatnya di dalam kamar, terlihat seorang wanita yang sedang menangis sambil tiduran tiba-tiba bersin 3 kali. "Mungkinkah Kakak sedang membicarakan aku?!" Wanita itu menyeka air mata dan ingus menggunakan tisu.

Kembali ke Shi Qiang yang sedang berjalan. Membahas mengenai incest, dia menemukan satu hal yang menarik, yaitu hubungan incest dilarang di zaman modern ini. Cukup aneh, mengingat pernikahan antara saudara dengan saudari merupakan hal biasa di zaman dulu, terutama di kalangan klan-klan besar yang memiliki warisan rahasia.

Apapun, terlarang atau bukan masa bodoh, yang penting tujuan utamanya tercapai yaitu mendapatkan adiknya Su Yun. Agar meningkatkan persentase keberhasilan, Shi Qiang membutuhkan benda yang ada di dalam peti harta karun yang sedang dia tuju.

Apa yang ada di dalam sana sebenarnya tidak terlalu berharga, makanya Shi Qiang menaruh peti itu di luar, bukannya di dalam kantong penyimpanan. Peti itu hanya berisi 2 macam barang, 2 kotak berisikan perhiasan emas, dan 2 kotak lagi berisikan gulungan kain sutra, yang semuanya ia dapatkan dari hasil menjarah klan bandit yang dihancurkannya.

Berbicara tentang jarahan, seumpama Shi Qiang dulu punya banyak waktu untuk mengumpulkan semua hasil jarahan, pasti akan membentuk sebuah gunung. Sayangnya ia terlalu malas melakukan itu, jadi yang terkumpul hanya 4 peti saja, yang isinya merupakan barang yang memiliki kualitas terbaik dari yang terbaik.

Shi Qiang pun sudah sampai ke peti yang dia tuju tadi, yang lokasinya tidak jauh dari pintu lorong. Dia sedikit lupa lupa ingat isi peti ini, kalau tidak salah seharusnya yang ini berisi perhiasan.

Sesuai dengan yang Shi Qiang kira, terlihatlah tumpukan perhiasan di dalam kotak setelah dibuka menggunakan kunci yang dia dapatkan dari kantong penyimpanan. Sayangnya area ini merupakan area yang tak tersinari cahaya, bila tersinari pasti akan terlihat betapa mewahnya perhiasan-perhiasan yang ada di dalam sana.

Bagaikan burung hantu yang dapat melihat di malam hari, Shi Qiang mulai mengobrak-abrik perhiasan yang ada di dalam tanpa terpengaruh betapa gelapnya disitu. Dia dengan sabar memilah satu persatu untuk mendapatkan perhiasan yang menurutnya punya bentuk unik dan indah.

Shi Qiang bermaksud mencapai tujuannya dengan memberikan perhiasan yang dipilihnya nanti. Tidak ada wanita yang tidak menyukai perhiasan, apalagi dengan kualitas perhiasan pada zaman dulu yang 100X lebih bagus ketimbang zaman sekarang. Jadi dia sangat yakin, adiknya Su Yun akan langsung klepek-klepek kepadanya.

Ditambah dari ingatan yang Su Yun miliki, Shi Qiang mendapati bahwa adiknya Su Yun memiliki kecenderungan brocon. Ini terbukti, sudah beberapa kali adiknya Su Yun menyatakan cinta pada Su Yun, namun tak pernah sekalipun dijawab.

Shi Qiang tahu kenapa Su Yun menggantung perasaan adik perempuannya sendiri, sudah pasti takut menjadi bahan pergunjingan para tetangga akibat melanggar apa yang dianggap tabu di masyarakat. Shi Qiang memberikan senyum ejekan, hidup itu untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain, kenapa harus repot-repot memikirkan apa yang dipikirkan orang lain.

Setelah sekian lama akhirnya Shi Qiang berhasil mendapatkan apa yang di carinya. Dia memutuskan memilih 3 macam perhiasan yang sekarang ada di tangannya, seperti anting, kalung, dan cincin. 3 macam perhiasan ini memiliki desain yang identik, menggunakan emas putih yang bertabur berlian, dan pola-pola indah yang terukir sangat menawan.

Shi Qiang memasukkan 3 perhiasan itu ke dalam kantong penyimpanannya, beserta 4 peti sisanya, dia tak berencana untuk meninggalkannya di sini. Yakali siapa juga yang mau meninggalkan harta yang bernilai uang sangat banyak.

Belajar dari ingatan Su Yun bahwa menentukan siapa penguasanya di dunia ini bukan lagi menggunakan kekuatan, melainkan uang. Dengan uang, kita dapat melakukan segalanya di dunia ini layaknya seorang Dewa. Jadi dia memutuskan untuk membawa keempat peti itu untuk nanti dijual.

Beres dengan urusan peti, Shi Qiang berjalan pergi meninggalkan tempatnya berdiri menuju ke arah lorong. Sebelum pergi dia juga menyempatkan diri mengedarkan auranya untuk memeriksa secara menyeluruh ruangan itu, berharap tak melupakan sesuatu yang menurutnya penting.

Shi Qiang berhenti sejenak ketika sampai di depan mulut gua untuk mengenakan set pakaian yang diambilnya dari tas milik Su Yun. Meskipun merasa sedikit jijik mengenakan pakaian bekas orang lain, dia sebisa mungkin menahannya.

"Zaman baru, i'm coming!!!" Dengan tas di punggungnya, Shi Qiang terbang ke langit yang sudah berwarna jingga menuju ke arah rumahnya yang baru.

Shi Qiang pergi tanpa merasa takut gua itu akan ditemukan lantaran dia telah menaburkan jimat di gua, dimana jimat itu akan meledak beberapa saat setelah kepergiannya.

.....

30 menit kemudian Shi Qiang sampai di daerah tujuannya yaitu Kabupaten Wrosea, salah satu dari beberapa Kabupaten yang ada dibagian barat Provinsi Saskon IV. Dari Hutan Bambu Emas ke sini sebenarnya lumayan jauh, harus melewati 2 Kabupaten lagi agar bisa sampai, untung saja dia memilih terbang sehingga waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama.

Shi Qiang masih dalam posisi terbang di langit Kabupaten Wrosea, sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman Su Yun. Beberapa detik berikutnya, dia berhenti di sebuah kampung yang bila dipandang dari atas tampak cukup luas dengan berbagai bentuk rumah yang mengisinya, ada yang sudah reyot, kecil hingga besar, dan bahkan ada juga vila.

Menengok ke kanan dan ke kiri mencari rumah Su Yun yang ada di antara rumah-rumah bertipe kecil, dan melihat ada rumah yang atap genting terdapat tulisan SU, Shi Qiang turun dari langit.

Mendarat tepat di depan pintu rumah dengan santainya, tak peduli apakah ada orang yang melihatnya turun dari langit. Kalaupun terlihat dan menjadi bahan perbincangan orang-orang, ia tetap tidak peduli, baginya pendapat orang lain tak ubahnya omong kosong yang tidak berarti apa-apa.

Shi Qiang masih berdiri di depan pintu, dia ingin memastikan terlebih dulu apakah adiknya Su Yun sedang ada di rumah atau tidak. Buat apa di disini jika tidak ada, mending dia pergi jalan-jalan.

Shi Qiang mengaktifkan mata optiknya untuk mencarinya di dalam. Ini merupakan salah satu dari sekian banyak jurus yang dipelajarinya, jurus ini memberi penggunanya beberapa kemampuan mata seperti dapat melihat di kegelapan, melihat objek yang sangat jauh, dan bahkan dapat juga tembus pandang.

Tak perlu memakan waktu lama baginya untuk menemukan adiknya Su Yun. Seperti yang dia duga, adiknya Su Yun sedang tiduran sambil tengkurap di ranjang yang ada di dalam kamarnya. Sayang sekali posisinya membelakanginya, sehingga dia tidak bisa melihat dengan mata kepala sendiri bentuk wajahnya, seharusnya sih cantik jika dilihat dari ingatannya Su Yun.

Lantaran Shi Qiang sudah tahu di mana adiknya Su Yun, saat memasuki rumah dia tak perlu bingung mencarinya, hanya terus berjalan melewati ruang tamu serta ruang keluarga sebelum akhirnya tiba di depan kamarnya yang letaknya berada di ujung sisi kanan dengan posisi tepat di depan dapur dan kamar mandi.

Saat berjalan ke sini, isi rumah juga sempat diperhatikannya. Tidak ada yang istimewa dari segi furnitur, seperti 2 kursi kayu dan 1 meja yang berada di ruang tamu, 1 bupet yang berada di ruang keluarga, serta lemari makanan dari aluminium yang berada di dapur. Sedangkan dari segi elektronik, hanya ada TV tua yang berada di ruang keluarga.

Memang tak banyak barang-barang yang mengisi rumah ini. Shi Qiang tahu kenapa, sebelumnya ada banyak barang yang mengisi, bahkan barang model baru, tapi semua di jual oleh ibunya Su Yun setelah beberapa tahun sepeninggalan ayahnya Su Yun. Su Yun tidak tahu mengapa ibunya melakukan itu, Su Yun juga tidak sempat menanyakan alasannya lantaran kesibukan ibunya dalam bekerja yang hanya pulang beberapa bulan sekali, dimana waktu kepulangannya selalu berbarengan dengan saat mereka tinggal di asrama sekolah.

Shi Qiang dengan wajah bahagia membuka pintu secara pelan-pelan. Dia bermaksud mengejutkan adik 'baru'nya ini, jadi sebisa mungkin tidak menimbulkan suara.

Namun ekspresi bahagia Shi Qiang tiba-tiba menghilang setelah masuk ke dalam. Dia melihat bantal yang digunakan adiknya Su Yun untuk tiduran terlihat basah, pada waktu yang sama adiknya Su Yun juga terlihat masih menangis pelan.

Saat Shi Qiang ingin marah karena mengira seseorang telah memperkosanya atau sejenisnya, tiba-tiba muncul sebuah ingatan 5 hari sebelum Su Yun pergi camping ke Hutan Bambu Kuning bersama teman klub sekolahnya.

Ingatan itu memperlihatkan Su Yun bersama adiknya sedang berbincang di ruang keluarga, di sana Su Yun secara tak sengaja keceplosan mengatakan ada seorang gadis di kelasnya yang ingin mengajak dia berkencan.

Sontak adiknya pun marah, saking marahnya hingga membuatnya menangis tersedu-sedu. Dia sangat tidak terima ketika ada wanita lain yang mengambil kakak darinya di saat cintanya kepada kakaknya bertepuk sebelah tangan.

Barulah adiknya berhenti menangis dan amarahnya mereda setelah menghajar Su Yun habis-habisan bak samsak tinju. Sedangkan Su Yun yang belum sempat menjelaskan lebih jauh hanya bisa menerimanya, padahal Su Yun sempat ingin menjelaskan bahwa dia hanya menyukai wanita 2D jadi telah menolak tawaran itu.

Bisa dibayangkan Su Yun bentuknya seperti apa setelah di hajar oleh adiknya yang merupakan pemegang medali juara 2 pencak silat di kejuaraan tahunan sekolah. Sejak kejadian itu juga adiknya selalu berusaha menghindari Su Yun, alasannya tentu saja merasa malu dengan apa yang telah dia lakukan kepada kakaknya.

Shi Qiang sekarang tahu alasan kenapa adiknya Su Yun seperti itu. Dia menduga adiknya Su Yun menyesali perbuatannya, dan waktu ingin meminta maaf bertepatan dengan Su Yun yang sudah dalam posisi berangkat camping tanpa pamit. Adiknya Su Yun yang menyadari kakaknya tidak ada di rumah pasti berpikiran Su Yun membencinya gara-gara kejadian itu, makanya Su Yun pergi dari rumah meninggalkannya sendirian di sini.

"Hei, kenapa kamu menangis?!" Shi Qiang berjalan mendekat ke arah ranjang sambil memasang ekspresi khawatir, bermaksud ingin cepat-cepat menghapus air mata itu.

Moto dalam hidupnya adalah sebisa mungkin untuk menghindari air mata, ini merupakan satu hal yang selalu membuatnya merasa tak nyaman lantaran akan selalu mengingatkannya akan masa lalu yang kelam.