William tidak berhenti mengalihkan pandangannya dari Eli. Sejak kepulangan mereka dari makam tadi, dan juga kejadian yang sama sekali mereka duga-duga bisa terjadi, membuat Eli jauh lebih banyak diam. Wanita itu enggan mengatakan apapun, padahal saat ini mereka sudah tiba di rumah.
Sementara itu, William ingin sedikit menenangkannya dan memberinya kenyamanan. Mau bagaimana pun William tahu jika saat ini batinnya sedang terguncang. Sean, entah apa yang dilakukan pria itu tadi, tapi secara tiba-tiba dia datang ke makam dan meminta maaf pada Eli.
Tentu saja mereka tidak bisa mempercayainya dengan mudah, namun sepertinya Eli terpengaruh dengan itu.
"El?" panggil William membuyarkan lamunannya.
Eli terlihat memaksakan senyumnya. "Ada apa, kak?" tanyanya. William menghela nafas dan kemudian mengelus puncak kepala wanita itu.
"Aku tidak bisa membaca pikiran, El. Apakah kau baik-baik saja? Pulang dari makam tadi kau lebih banyak diam," jelas William mengenai sikap Eli.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください