webnovel

Puas Kamu Sekarang?

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Jian Yuncheng yang ada di dalam kamar pasien melihat Jian Yiling berdiri di pintu, dan dia pun langsung berdiri lalu berjalan cepat ke arah pintu.

Jian Yuncheng memiliki tubuh setinggi 180 cm, sementara Jian Yiling yang masih berumur 15 tahun dan berdiri di depannya ini terlihat sangat kecil serta kurus, bahkan kening Jian Yiling baru sampai di bagian dadanya. 

Jian Yiling mengenakan sweater putih yang simple, wajahnya terlihat putih dan bersih, seperti seekor kelinci kecil putih. Sayangnya hanya penampilan luarnya yang terlihat cantik, tapi hatinya sangat kejam.

"Masuklah dan minta maaf padanya."

Ucapan barusan terdengar memerintah, dan seolah tak boleh dibantah sama sekali.

"Dia akan marah."

Suara Jian Yiling terdengar masih kekanak-kanakan, dia juga tidak ingin memiliki suara kekanak-kanakan seperti ini, tetapi sekarang dengan tubuhnya yang berusia 15 tahun, wajar jika suaranya akan terdengar seperti itu.

Lalu Jian Yiling berbicara dengan sangat pelan, kata demi kata, karena berkomunikasi dengan Keluarga Jian masih terasa asing baginya.

"Apa sekarang kamu baru sadar kalau dia akan marah? Apa kamu tidak pernah memikirkannya sebelum mendorongnya dari tangga? Kemarahannya mungkin masih termasuk ringan!" Mata Jian Yuncheng tampak memerah, dan sekujur tubuhnya mengeluarkan hawa yang sangat menyeramkan.

"Aku tidak bermaksud seperti itu, aku takut dia akan marah dan menyalahkanku, "Jian Yiling menjelaskan, "Aku merasa, dia akan marah, karena keadaan tangannya yang terluka."

Jian Yiling berencana untuk menyembuhkan tangan Jian Yunnao, dan sebelum itu terjadi, jangan sampai kondisi tangan Jian Yunnao menjadi lebih parah, kalau lebih parah maka tidak akan bisa disembuhkan.

"Sejak kapan bicaramu jadi gagap? Ketakutan?" Tanya Jian Yuncheng.

Padahal biasanya Jian Yiling akan berbicara dengan lancar dan suaranya terdengar merdu. Tapi sekarang bicaranya jadi gagap begini, sepertinya Jian Yiling sedang ketakutan.

Jian Yiling tidak menjelaskan bahwa sebenarnya dia tidak takut, tapi dia hanya tidak bisa berkomunikasi dengan sebuah keluarga. Dalam kehidupan Jian Yiling yang sebenarnya, dia hanya bertemu dengan orang tuanya satu kali setiap tahun. Mereka juga tidak mengobrol lebih dari sepuluh kata setiap kali bertemu.

Sejak Jian Yiling masih kecil, dia sudah hidup di dalam institusi penelitian, dan sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam ruangan percobaan. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, dan sangat jarang berkomunikasi dengan orang.

Jian Yuncheng lalu mengingatkan Jian Yiling dengan nada bicara yang dingin, "Aku tidak peduli kamu memang benar-benar takut atau hanya tidak berani menghadapi emosi Yunnao, tapi kamu harus berusaha untuk meminta maaf pada Yunnao atas masalah ini. Kalau dia tidak memaafkanmu, maka aku juga tidak akan memaafkanmu."

Jian Yuncheng adalah orang yang tidak akan berjanji kalau dia tidak bisa menempatinya, dia pasti akan melakukan apa yang sudah dia katakan. Walaupun Jian Shuxing dan Wen Nuan juga tidak bisa mencampuri keputusannya.

Jian Yiling pun menganggukkan kepala.

"Sekarang pergilah dan minta maaf." Jian Yuncheng masih bersikeras agar Jian Yiling sendiri yang minta maaf pada Jian Yunnao, "Aku bisa melihat tangan kanannya yang terluka."

Jian Yiling baru berjalan memasuki kamar pasien.

Dan Jian Yunnao yang berada di atas ranjang pasien pun melihat Jian Yiling, seluruh tubuhnya langsung terbakar dengan api amarah, 

"Jian Yiling! Puas kamu sekarang?! Aku sudah cacat! Aku tidak mungkin bisa memainkan piano lagi! Kehidupanku sekarang sudah hancur! Apa kamu puas?!" Jian Yunnao meneriakkan semua amarahnya dengan nyaring.

Jian Yiling tidak menghindar dan berdiri di tempat, dia menerima semua luapan emosi dan api amarah Jian Yunnao.

Melihat Jian Yiling yang tenang dan diam, api amarah dalam dada Jian Yunnao sama sekali tidak berkurang.

Melihat kedua tangan berharganya terluka membuat isi hati Jian Yunnao dipenuhi dengan kesuraman.

Kehidupannya, keangkuhannya, impiannya, semuanya hancur! 

Dan sumber dari semua itu dimulai karena Jian Yiling menariknya untuk bertengkar.

Jian Yunnao marah, dia sedih dan sakit, dia benci dengan Jian Yiling.

Jian Yunnao lalu mengambil kotak makanan yang berada di samping ranjangnya dengan menggunakan tangan kirinya yang tidak terluka, kemudian melemparnya ke arah kepada Jian Yiling.