webnovel

Malam Pertama, 21+

Tolong cek usia sebelum membaca, chapter ini mengandung unsur 21+

Setelah semalaman menangis Izma kini masih tertidur dengan lemas. Matanya sembab dan merah. Dia tak tahu harus berbuat apa. Dia seolah menajadi sangat hina karenanya. Menjadi seorang istri muda, bukanlah sebuah keinginanya apalagi cita-cita. Tetapi takdir yang memaksanya seperti itu.

Gadis itu masih terbuai dalam dunia mimpi. Bahkan dirinya masih mengenakan gaun pengantin yang semalam dia kenakan. Malam pertama yang di perkirakan datang dengan indah. Dan mengecup sebuah rasa yang nikmat. Namun semua itu hanyalah bualan semata. Bagi Izma malam pertamanya bersama Azam adalah malah kehancuran hidupnya. Malam dimana dirinya memulai sebuah kehidupan penuh cacian dan makian.

Izma yang kini hidup sebatang kara hanya bisa menerima takdirnya. Awalnya dia begitu bahagia ketika Azam datang mengatakan bahwa dia adalah kakak angkatnya. Dan juga Izma merasa tenang ketika Azam menawarkan sebuah pernikahan dengan kebebasan yang Izma boleh miliki. Namun semua itu ternyata hanya berbuah sesal semata.

Kini harga diri Izma sudah tidak ada lagi. Dia hanya seorang jalang yang melacurkan dirinya untuk hidup. Sesuai perkataan Azam dan Aliza. Dia menjual diri karena dia sudah bangkrut. Ucapan mereka berdua seolah bagai pedang yang mencap ke dalam sanubarinya. Dia terluka begitu dalam dan tak bisa merasakan apapun.

"Non, bangun kita sarapan!" Ucap bibi membangunkan Izma. Izma tau bibi telah membangunkannya. Akan tetapi Izma sangat malas untuk bangun. Apalagi matanya yang bengkak membuat Izma kesulitan untuk membuka mata. Matanya seolah di tempeli sebuah lem yang membuat Izma ingin terus tertidur.

"Non Izma harus makan nanti non Izma sakit!" Ucap bibi sambil duduk di samping tempat tidur Izma. Izma masih terlelap. Tetapi tiba-tiba saja seseorang datang dan duduk di samping Izma. Bibi segera undur diri meninggalkan kamar Izma. Dia itu Azam. Azam duduk dan menatap Izma pilu. Azam sadar betul ucapanya semalam telah menyakiti hati istri mudanya.

Azam mengelus rambut Izma dengan halus. Izma begitu tersentak dan membuka matanya secara mendadak. Izma terkejut Azam sepagi itu sudah berada di rumahnya. Izma mengucek matanya dan mencoba bangun dari posisi tidurnya. Izma duduk dan menatap Azam dengan mata bengkaknya.

Azam tahu betul bahwa Izma benar-benar terluka karena ucapannya semalam.

"Maafkan ucapanku semalam!" Ucap Azam sambil meneluk Izma dengan erat. Hati Izma merasakan sebuah kesakitan yang mendalam. Dia masih ingat bagaimana Aliza dan Azam membuat dirinya lebih hina dari pada binatang. Izma hanya diam ketika Azam memeluk tubuhnya. Karena Izma merasa dia memang sudah tak punya harga diri lagi. Sesuai ucapan Azam, dia hanya wanita yang bangkrut yang menjadi pelacurnya Azam.

"Basuhlah wajahmu, ayo kita sarapan!" Ucap Azam lembut. Izma mengikuti perintah Azam dan pergi ke kamar mandi. Di kamar mandi Izma menatap dirinya begitu kacau. Karena riasan pengantinnya sudah luntur. Izma mambuka gaun pengantinnya dan kini dia sudah melepas semua kain yang menempel pada tubuhnya.

Izma menatap pantulan dirinya di cermin. Dia kini sudah segar dan mandi. Tak ada air mata lagi. Dia sudah tak bisa menangis setelah semalam dia mengeluarkan air mata karena rasa sakit dalam hatinya. Izma melangkah keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan apapun. Dia berjalan polos dengan tubuh yang begitu putih dan ramping.

Ceklek.

Pintuk kamar mandi terbuka. Azam masih duduk di kasur dengan santai sambil menatap layar ponselnya. Azam berbohong pada Aliza mengatakan bahwa dia akan pergi ke rumah sakit. Padahal hari itu dia sengaja mengambil cuti. Dia merasa tidak tenang semalaman karena sudah berkata kasar terhadap Izma. Sebetulnya dia terpaksa mengatakan itu demi Aliza. Supaya Aliza tidak mengamuk lagi.

Tidak pernah Azam sadari bahwa semua ucapan Azam dan Aliza telah Izma set dalam saraf sinopsisnya. Dan terpasang paten dalam otaknya.

"Izma." Azam terkejut melihat Izma berdiri di depan pintu kamar mandi dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun. Izma berjalan menghampiri Azam dan duduk di pangkuan Azam. Azam terdiam seribu bahasa. Laki laki mana yang tidak tergoda melihat remaja sembilan belas tahun duduk di atas pangkuanya.

"Izma, kenakanlah pakaian mu?" Ucap Azam dengan tubuh yang bergetar. Azam sudah mulai bernafsu karena Izma memeluk Azam begitu lembut. Izma membuka kancing kemeja yang Azam kenakan satu persatu. Dan Azam hanya menelan saliva. Kini kemeja Azam sudah berhasil Izma lepas.

Tubuh azan bergetar hebat. Gadis itu sudah memeluk tubuhnya dengan keadaan naked. Seorang pria normal tentunya akan sangat terangsang ketika gadis cantik merayunya seperti itu.

"Izma, kamu merayuku!" Ucap Azam sambil menatap Izma dan menidurkan Izma di atas tempat tidur itu. Azam kini menatap seluruh tubuh Izma. Dari awal ujung rambut sampai ujung kaki. Izma yang tertidur dengan seksi masih menatap Azam tanpa ekpresi. Azam lalu mengelus rambut Izma. Sepertinya Azam tidak bisa menahan untuk tidak mencicipi tubuh perawan sang istri.

Azam adalah pria yang hanya tidur dengan istri sahnya saja. Dia tidak pernah bermain perempuan sama sekali. Selama ini dia hanya bersetubuh dengan Aliza saja. Dia selalu menahan gejolak ketika wanita lain mencoba menggodanya. Itu karena Azam hanya ingin bercinta atas nama ikatan suci pernikahan. Azam melepaskan celana yang dia kenakan. Kini Azam pun sudah polos. Dan Azam kecil sudah siap untuk bertempur.

Izma masih menatap Azam dengan tatapan kosong. Izma sebetulnya bergetar ketika pertama kali dia melepas pakaian di depan seorang pria. Azam kini mulai mengecup kening Izma dengan lembut. Azam mengucap bismilah dan mulai menciumi seluruh wajah Izma. Azam melumat bibir Izma yang ranum. Dan mereka saling menelan saliva.

Azam begitu tergoda oleh tubuh istri mudanya. Azam kini mulai meciumi leher jenjang Izma dan memberikan beberapa tanda merah menandakan wilayah kepemilikan. Azam menatap Izma lalu kembali menciumi Izma. Kini mulai turun ke daerah dada Izma. Azam meremas kedua bongkahan kenyal yang kini sudah menjadi miliknya sepenuhnya. Satu tangan kanan meremas lembut payudara Izma. Dan satu lagi Azam kulum sampai Izma mendesah tak beraturan.

Izma mulai mengeluarkan suara-suara desahan nikmat. Mata Izma terpejam karema dia merasakan sebuah sengatan kenikmatan yang baru dia rasakan. Azam sudah sangat terlpikat oleh tubuh istri mudanya. Azam kini menciumi perut dan daerah pusat Izma.

"Ahm" Izma mulai bersuara seksi. Dan membuat Azam tersenyum dengan puas.

Bersambung.