webnovel

Izma

Wosh wosh wosh.

Suara hembusan napas terdengar di balik ke ruangan di sebuah rumah sakit. Intensive care unit menjadi tempat pembaringan wanita itu. Kini dia terkulai lemas tak berdaya tanpa ada sedikitpun tanda-tanda kehidupan.

Seorang pria telah menunggunya begitu lama dengan tangisan yang tidak pernah berhenti.

"Izma sudah, aku mohon sudah lama sekali kamu tidur, kamu tidak bangun juga!" Pria itu terus menangis menggenggam erat tangan wanita tersebut.

Pria yang benar-benar begitu menyukai Izma, dia memperhatikan Izma dengan baik dalam setiap langkahnya. Sudah seminggu lebih Izma, dan belum ada tanda-tanda untuk Izma terbangun. Tulang tengkorak belakang Izma pecah dan Izma juga telah mengalami perdarahan hebat, pada rahimnya. Izma telah kehilangan bayi yang dia kandung.

Wanita itu telah keguguran, dan kini bahkan nyawanya pun masih terancam. Beberapa operasi telah di lakukan selain operasi di daerah kepalanya, Dokter juga telah melakukan operasi pada pergelangan kaki dan tangan Izma yang ternyata telah banyak patah karena berguling-guling di atas tangga.

Wanita ini sungguh sangat menderita. Dia belum bisa sadarkan diri karena rasa sakit yang dia dera. Kepalanya masih terbungkus perban putih dan bahkan kini rambutnya pun telah di cukur habis karena operasi yang dilakukan oleh Dokter. Rambut indah Izma kini sudah tak ada lagi karena dokter dan perawat sudah menggunting semua rambutnya.

Beberapa retakan pada pergelangan kaki yg membuat Izma sudah tak bisa lagi menggerakkan kakinya karena baru saja selesai dilakukan operasi. Jangan ditanya lagi bagaimana rasa sakit dalam perut Izma. Bahkan janin yang di kandung dengan umur kehamilan 7 minggu itu pun keluar dan hancur seketika pada saat kejadian itu terjadi.

Betapa kasihan wanita itu, hidupnya begitu pedih dan menderita. Saat itu dia terjatuh dan tidak ada satupun orang yang menolongnya. Wanita itu telah kehilangan banyak darah yang keluar dari kepalanya, keluar dari telinga dan mulut serta hidungnya. Juga keluar dari lubang vaginanya. Pendarahan yang begitu hebat dia alami dan itu sukses membuat dirinya harus di transfusi darah sebanyak 10 labu.

Setelah menunggu dengan sepi, menunggu dengan sendu, menunggu dengan pilu, akhirnya ada seseorang yang lewat di depan tangga itu. Betapa tersentaknya orang itu, ternyata ada seorang yang jatuh dengan luka yang begitu parah, dan perdarahan yang begitu hebat. Setengah jam bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah pendarahan.

Bahkan jika saja orang itu harus telat datang 10 menit lagi, maka Izma mungkin tidak akan tertolong karena perdarahan yang begitu hebat. Wanita itu benar-benar sudah bermandikan darah dari atas dan bawah. Seorang pria mencoba melihat wajah gadis itu, menyeka wajah gadis itu dari darah yang terus mengalir. Ternyata pria itu adalah tetangganya Izma yang bernama Ibra.

Ibra adalah teman kuliahnya, dia adalah mahasiswa kedokteran dan satu kelas dengan Izma. Ibra sebenarnya memiliki rumah yang begitu besar di kota New York, karena dia merupakan anak dari pengusaha yang kaya raya di kota New York. Tetapi dia pindah membeli sebuah apartemen kecil di dekat apartemennya Izma agar dia bisa terus memantau Izma, setiap hari tanpa izma ketahui.

Beruntunglah Ibra yang telah menemukan Izma. Ibrahim Adjie adalah nama lengkap dari pria tersebut. Dia adalah anak dari pengusaha properti yang bernama Farid Hasan. Walaupun mereka keturunan Arab, tapi mereka sukses menjadi pengusaha kaya raya di kota New York.

Sudah sejak lama Ibra menyukai Izma. Namun ternyata Ibra baru mengetahui bahwa ternyata Izma sudah bersuami. Namun keegoisan Ibra saat ini begitu kuat. Izma tergeletak tak berdaya di dasar lantai dengan bersimbah darah. Saat itu Ibra benar-benar shok dan dia pun langsung membawa Izma ke rumah sakit terdekat.

Ibra tahu suami Izma ada di kota New York. Tetapi Ibra tidak mau memberitahukan perihal Kejadian ini kepada suami Izma. Karena Ibra begitu posesif terhadap Izma Ibra hanya ingin melindungi Izma. Ibra yakin Izma terjatuh karena ada yang mendorongnya bukan karena terpeleset atau apapun.

Karena itu Ibra ingin Izma sembuh dahulu, baru memberitahukan Kejadian ini pada keluarganya, dan ingin mendengar bagaimana dan apa yang terjadi kepada Izma dari mulut Izma sendiri. Ibra yakin seseorang pasti telah berencana membunuh Izma. Karena itu Ibra menyembunyikan Izma serapat mungkin dari muka umum.

Ibra tidak peduli bagaimana suami Izma nanti mencarinya. Yang Ibra tahu saat ini bahwa Izma sangat membutuhkan pertolongan medis dan biaya yang sangat banyak. Ibra akan selalu membantu Izma dan mendampingi Isma selama Izma dirawat di rumah sakit. Izma sudah tiga kali dilakukan operasi. Operasi kepala, operasi tulang kaki, dan operasi pada tangannya.

Izma juga di berikan tindakan kuretase untuk membersihkan jaringan yang tertinggal didalam rahim Izma. Karena itu Izma sampai saat ini belum sadarkan diri. Terbayang sudah rasa sakit yang di rasakan oleh Izma, kaki tangan dan kepala, wajah serta perutnya, semuanya teramat sakit dan remuk. Karena itu sangat menyiksa dan membuat Izma tidak bisa bertahan bahkan untuk sekedar bergerak.

Wanita itu mungkin memutuskan untuk tidur sementara ini. Tidur yang sangat panjang sehingga entah kapan wanita itu akan tersadar. Walaupun dalam keadaan koma, tetapi Izma masih sempat mengeluarkan air mata dari pelupuk matanya. Dokter mata mengatakan dia merasa aneh kenapa ada air mata pada orang yang sedang koma. Padahal itu sangat jarang terjadi.

Mungkin sakit yang dirasakan oleh tubuh Izma tidak sebanding dengan sakit yang dirasakan oleh hatinya yang sedih karena kehilangan bayinya. Itu hanyalah sebuah kemungkinan, tetapi pada kenyataannya hanya Izma sendiri belum bisa sadarkan diri. Kini wanita itu terbaring lemah tak berdaya dengan alat pacu jantung dan beberapa alat pernapasan yang terpasang pada mulutnya.

Perban pun terpasang di seluruh tubuhnya bukan cuma di kepala tetapi di kedua kaki dan satu tangannya. Karena itu kini pria yang ada di sampingnya terus menggenggam tangan itu, karena Ibra menginginkan Izma cepat sadar dan siuman.

Ibra terus menangis, menangisi wanita yang kini sedang terkulai tak berdaya.

"Apa yang harus aku lakukan, agar kamu bangun Izma?" Ucap Ibrahim dengan tetesan air matanya. Karena sudah seminggu lebih wanita itu belum bisa sadarkan diri. Wanita itu masih berada dalam kondisi kritis masih di ambang antara pintu kematian dan kehidupan. Namun Ibrahim tidak patah semangat dia akan terus berdoa kepada Tuhan agar sahabatnya ini, bisa cepat sembuh dan bangun.

Ibra berhak memilih untuk menjadi sahabat Izma, demi hatinya sendiri. Dia mencoba ikhlas dengan pernikahan Izma, padahal sebetulnya hatinya begitu tersakiti.

"Aku tidak akan memberitahu suamimu, tentang keberadaanmu sekarang, aku yakin seseorang telah merencanakan ini semua untuk membunuhmu, karena itu aku akan menyembunyikan kamu agar kamu aman, Kamu akan selalu aman berada disini bersamaku, bangun lah Izma, bangunlah demi aku!"

Bersambung.