webnovel

Siangkuh liar

Kara menajamkan matanya berusaha menajamkan pandangan, rupanya itu adalah bibir dr. Liam awalnya Kara berusaha menolak dan menghindar tapi dokter liam menguncinya di ujung tangga hingga Kara terpojok.

"Kamu cantik sekali hari ini, ini salahmu selalu memancingku" kara dokter liam sambil kembali memagut bibir Kara

Kara hanya bisa menerima serangan memdadak dan bertubi-tubi itu, tapi lama kelamaan dia tak tahan untuk tidak membalasnya. Lidah Dokter Liam yang bermain dalam rongga mulutnya menggelitik naluri Kara hingga terhanyut mengikuti ritme permainan dokter liam

Kini tak ada perlawanan bahkan tangan Kara memeluk dokter liam, sambil matanya terpejam menikmati permainan. Bibir keduanya saling berpautan seolah saling menyerang. Bahkan tangan dokter Liam semakin berani meraba dada Kara dari Luar dan berhasil membuka satu kancing kemeja teratasnya. Tangan dokter Liam hampir masuk dan menyentuh dada tatkala lampu kembalu menyala.

Keduanya nampah kikuk ternyata ada seorang cleaning service yang hampir menabrak mereka.

"Maaf" serunya sambil menunduk

Kesempatan itu di gunakan Kara untuk memberulkan kemejanya.

"Silahkan" kata dokter Liam

"Mari saya antar keruangan dokter" sambung nya lagi sambil menunjuk ruangan di ujung lorong.

Kara masuk ke dalam ruangan dokter onkologi tampak seorang dokter yang sudah nampak tua, dr. Billy begitu yang tertera di papan meja. Namun kara sudah seperti hilang kesadaran dia tidak bisa mencerna penjelasan dokter Billy hanya bisa mengangguk. Di fikirannya hanya terngiang dr. Liam dan tidakan yang barusan dilakukan.

Kara segera keluar dari ruangan dokter Billy dan hendak turun ketika dia melihat dr. Liam masih di sana menungguNya.

Selama konsultasi hampir satu tahun ini Kara baru melihat dokter tersebut tersenyum ramah dan begitu mempesona.

"Maafkan aku" kata dokter liam setengah berbisik

"Untuk….." kata Kara berlagak bingung

"Untuk yang tadi dan untuk yang akan terjadi"

"Mak..." kara melotot

"Ayo bicara sebentar diruanganku" potong dokter liam

Kini tangannya tanpa segan menggenggam tangan Kara sembari menariknya pelan untuk mengikutinya.

"Ada apa" tanya Kara begitu mereka sudah di dalam ruangan

"Aku selama ini menahannya"

Kara masih tampak linglung dan semakin bingung dengan perkataan dokter Liam.

"Aku berusaha sangat keras untuk mengacuhkanmu, tapi kamu selalu menggoda dan menarikku" katanya lagi

"Aku, kapan ?" Tanya kara

"Selalu, setiap saat" kata dokter Liam mendekatkan dirinya

Dan tanpa aba-aba dia sudah menarik pinggang Kara hingga menempel di badan tegapnya. Mengunci posisi dan memiringkan kepalanya dan kembali mencium bibir Kara.

"Emmm…." Kara terkejut

Namun dokter liam tidak memberikan kesempatan Kara bicara dia terus melumat bibir Kara dengan rakusnya seolah ingin menerkam mangsa.

Kara hanya bisa menikmati setiap sensasi ini, sungguh baru kali ini Kara merasakan dia begitu terpacu adrenaline menikmati permainan dokter liam hingga dia membalas setiap kecupan dengan tautan lidah keduanya.