webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · 都市
レビュー数が足りません
64 Chs

Milik ku ( 3 )

devian membelai pipi naysila dengan sayang, naysila tampak memejamkan matanaya menikmati belaian tangan devin, menatap naysil yang sedang menikmati sentuhanya, tanagan devian bergerak menuju leher naysila lalu dia menarik tengkuk naysila kemudin menghujani ciuman lembut pada naysila,

merasakan kelembutan dari devian naysila merasa dirinya tenggelam dalam kelumbutan itu. bibir mereka terkunci dan naysila berakhir dengan wajah yang semakin memerah, terengah engah.

devian menghirup udara merasakn dirinya kehabisan oksogen lalu kemudian di tatapnya kembali naysila yang saat itu sedang memandanginya2 dengan wajah yang merona, perlahan tangan devin membelai rambut naysila yang menutupi wajah nya, lalu di sibakan nya rambut itu, jantung naysila berdegup semakin kencang seakan akan mau meloncat.

aroma devian yang lembut dan anggun menyebar di wajah naysila saat devian kembali menghujani naysila dengan ciuman lembutnya.

Naysila meresa tersetrum, tubuhnya seakan bergetar merasakan gelombang di dalam dirinya saat tangan kekar devian menyelusup masuk kedalam gaun tidaur naysila, terdengar erangan dari mulut naysila saat devian menyentuh area sensitivnya.

devian menyusuri seluruh tubuh naysila ini pertama kali nya di berbuat seperti itu, dan sensasi yang deberikan devian membuat naysila terbuai akan sentuhan lembut devin, dia seakan akan tidak waras karena merasa tak berdaya,

berhenti sejenak dengn permainannya devian melihat tubuh naysila yang ada di bawahnya, dai merasakan otot ototnya mulai menegang, tak ingin bermain dengan terburu buru devian mengatur nafasnya dia membirkan tubuhnya rileks.

kemudian di kembali membelai wajah naysila, mata naysial kembali terpejam, devian kembali menciumi bibir lembut naysila, kali ini ciuman devian tidak selembit tadi cuman itu berubah menjadi ciuman penuh gairah

terdengar erangan mereka yang menggema di ruangan itu.

setelah lama bergulat denagn ciuman penuh gairah itu devian mengakhiri ciuman itu karan baik dirinya maupaun naysila mereka sama sama kehabisan oksigen.

devian memandang naysila lalu dia kembali membisiki naysial

"bersiplah" suara serak devian terdengar nyaring di telinga nya.

devim meraih sebuah remot kecil yang ada di atas meja nakas di samping tempat tidurnya,

setelah devian menekan tombol di remot itu lampu terang di kamar langsung mati dan di gantikan denagn lampu reamang yang ada di dingding, dari balik bayangn terlihat devian tampak melepaskan pakaian naysila hingga berganti dia melepaskan pakaian nya sendiri.

malam itu adalah malah yang indah untuk devian dan naysila, akhirnya setelah sekian lama mereka bisa benar benar menyatu kini naysila sudah menjadi milik devin seutuhnya, begitupun sebaliknya

...

Pagi pun tiba, matahari bersinar dengan cerah, secerah suasana hati devian, dia tampak berdiri di dekat jendela memandangi pemandangan yang ada di hadapanya, dia masih mengenkan jubah mandi berwarna putih, di sebrangnya naysila tampak masih meringkuk di atas tempat tidurnya, dia tertidur dengan sangat pulas, mungkin itu juga efek semalam. dia sagat kelelahn mengimbangi nafsu devian yang seperti tidak ada akhirnya

devian sudah berpindah dia sudah duduk di sofa, dia membuka dokumen dokumen yang ada di atas meja di hadapan nya.

karena merasa silau oleh cahaya matahari naysila berusaha membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah devian yang tampak sibuk dengn dokumen dokumenya,

naysila langsung bangun lalu duduk saat dia beringsit turun dan hendak turun dari tempat tidur tiba tiba dia merasa perih dan sakit pada bagian bawah tubunya,

"ah" rintih naysial yang langsung terdengar oleh devian, dengan sigap devian langsung berdiri lalu menghampiri naysila

"apa masih sakit?" tanya devian dengan wajah khawatir

" iyah, rasanya perih" jawab nayasila jujur, mendengar itu devina sangat merasa bersalah

"maaf ini salah ku, aku tidak bisa mengontrol diriku" sesal devian dengan raut sedih, naysial yang melihat itu sangat tidak tega, meskipun benar ini semua slah devian tapi itu bukan sepenuhnya salah devian

diraihnya tangan devian lalu menatap matanya sambil tersenyum " ini bukan salah kak vian, lagi pula sebentar lagi rasa sakit ini pasti akan hilang"

"aku akan menyiapkan air hangat untukmu berendam, katanya itu akan mengurangi rasa sakit kamu" devin langsung bergegas menuju kamar mandi

Hari ini naysila izin tidak kuliah, karena dia masih merasa sakit dan lagi pula jika di memaksakan diri dia akan terlihat aneh saat dia berjalan,

Karena merasa khawatir devian berakhir menemani naysila di rumah semua pekerjaanya di kirim ke rumahnya dengan di antar oleh reyhan.

saat naysila sedang menikmati makananya devian terus menatap nya, merasa risih naysila langsung menghentikan makanya dan hal itu membuat devian bingung

"ada apa ? kenapa berhenti makan?" tanya devian

dengan kesal naysila menjawab "kak vian terus metap ku, risih tau "

tepat saat devian ingin berbicara aji datang dengan terburu buru, wajahnya tampak sangat panik, dengan terengah engah aji menghampiri devian.

" tuan, tuan besar.."aji belum menyelesaikan kata katanya saat tiba tiba terdengar suara langkah kaki,

seorang pria tua dengan badan yang masih sedikit kekar dia berjalan dengan di ikuti beberapa orang berwajah sangar dan bertubuh besar,

pria tua itu memancarkan aura dingin yang sangat menusuk, tampak ketegasan di wajahnya yang akan membuat orang ciut saat memandangi wajahnya, pria itu berjalan bak seorang pemimpin, rambutnya hampir berwarna putih semua, tapi dia tidak terlihat seperti pria tua tak berdaya, dia bahkan terlihat seperti raja.

devian dan naysila seketika langsung berdiri, mereka sama sama terkejut,

"kakek"gumam devian, ya dia adalah putra kakek devian, orang yang paling di segani dan di sayangi oleh devian, bagaimana pun selain naysila kakeknya lah satu satunya keluarga nya yang tersisa.

putra langsung berjalan menuju sofa, dan orang orang yang ada di belakanya berdiri diam di tempatnya,

devian dan naysila berjalan ke arah sofa lalu mereka duduk berhadap hadapan dengan putra

keheningan menyelimuti suasana di ruangan itu, putra tampak diam,

"kakek kenapa tiba tiba datang?" tanya devian penasaran, karena sebelumnya kakeknya tidak pernah sama sekali membahas tentang kedatanganya hari ini.

"aku adalah kakekmu kenapa aku harus seperti minta izin saat aku ingin datang"jawab putra " dan lagi setelah mendapat kabar bawa cucuku di rawat di rumah sakit apa aku salah jika ingin datang, " sorot mata putra langsung menatap tajam pada naysila. di tatap seperti itu naysila sangat tidak tenang, naysila tau jelas kalau putra tidak suka padanya, sejak dia datang ke keluarga putra. putra lah satu satunya orang yang tidak menyukainya apa lagi setelah insiden itu

mengingat hal itu hati naysila seakan tertusuk merasa sakit