webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · 都市
レビュー数が足りません
64 Chs

menjauh

marahari belum menampakan dirinya, naysila bangun pukul lima pagi, dia merangkak turun dari tempat tidur di lihatnya devian masih tertidur, Hatinya masih sakit saat dia menatap wajah devian. ingin rasanya dia memukul wajah devian yang terlihat tenang saat sedang tidur, bagaimana dia bisa tidur dengan begitu tenang sedangkan naysila saat ini jelas sangat kesal dan marah pada devian berani beraninya dia di khianati, sungguh dia ingin mencekik devian, sakit hatinya tak bisa toleransi, meskipun dia tidak tahu jelas apa dia mencintai devian atau tidak, tapi satu hal yang dia tahu sebagai seorang istri jika suami nya berhianat tentu saja dia akan sakit. merasa tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa apa, naysila langsung bergegas menuju kamar mandi, setelah beberapa menit naysila keluar kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya.

...

adrian berjalan seorang diri di pagi hari yang masih gelap dia menyusuri jalanan yang sepi hanya ada beberapa kendaraan yang lalu lalang di sana, dia masuk ke area parkir sebuah rumah sakit, di tatapnya gedung bertingkat itu, rumah sakit itu adalah salah satu rumah sakit terkenal dan hanya khusus untuk orang orang sosialita atas saja, lama adrian menatap gedung itu, di langkahkan kakinya masuk kedalam rumah sakit dia berjalan melewati meja resepsionis, di sana berdiri dua orang wanita cantik yang masih muda mereka salah satu kariawan yang bertugas di sana, saat adrian melewati mereka dia hanya sedikit membungkuk samabil tersenyum ke arah dua wanita itu, wanita itu pun langsung memblas adrian dengan sebuha senyum ramah juga, mereka tampak seperti orang yang sudah tidak asing lagi, setelah melewati meja resepsionis adrian langsung memasuki sebuah lif, di dalam lif adriam menekan benerapa tombol, setelah itu lif mulai naik...

Ting.. suara dari lif itu berbunyi tak lama pintu lif pun terbuka, adrian langsung bergegas keluar, adrian sudah berdiri di lantai paling atas di gedung rumah sakit itu, terdapat lorong yang tidak terlalu panjang, di lantai itu hanya ada beberapa kamar khusus vip, adrian langsung bergegas menuju salah satu kamar di sana, dia berjalan masuk kedalam kamar itu, di sana terbaring sosok wanita yang kira kira berumur 20 tahun lebihan. wajah nya tampak pucat, dia tertidur namaun dia tampak gelisah, adrian berjalan mendekati wanita itu dengan tatapan sedih, saat sudah berada di sebelah tempat tidur wanita itu adrian langsung berlutut untuk mensejajarkan diri, di raihnya tangan wanita itu, ari mata meluncur begitu saja dari mata adrian,

wanita yang sedang terbaring itu tampak tidak terganggu oleh kedatangan adrian, dia masih terpejam, tidak ada alat bantu rumah sakit yang menempel di tubuhnya, dia hanya tertidur dengan mengguanakan seragam khusus pasien di rumah sakit itu,

pedih rasanya itu yang di rasakan adrian saat ini, di genggam nya lebih erat tangan wanita itu, air mata yang mengalir tadi sudah tidak ada lagi, tatapan sedih yang tadi sudah di gantikan dengan tatapan dingin yang menusuk

"sebentar lagi, aku berjanji, dia akan segera merasakan hal yang sama seperti mu, aku berjanji dia akan segera merasakam kehilangan seseorang yang berharga, aku berjanji dia akan membayar semua rasa sakit seperti yang kamu rasakan, tunggulah, saat itu akan segera datang".

Naysila duduk di kursi meja makan sendiri, dia sudah berdandan dengan rapai, di ambil nya beberapa lembar roti lalu di olesinya dengan mentega, saat dia ingin memakan rotinya devian tiba tiba saja datang dia masih mengenakan pakaian tidur, dia duduk di sebelah naysila,

"kenapa jam segini kamu sudah berdandan rapi, apa ada tugas dari kampus?" saat bertanya devian mengambil gelas dan menuangkan jus buah, dia sama sekali tidak melihat ke arah naysila, bagitupun naysila dia juga tidak menghiraukan devian, malahan dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan devian dia malah fokus memakan rotinya dengn muka yang di tekuk karena kesal.

devian meneguk habis jus nya saat di sadari tidak ada tanggapan dari naysila atas pertanyaan nya, dia pun langsung menoleh pada naysila dan bertanya lagi

"ada apa ?" melihat naysila lagi lagi mengabaikan nya dia mengerutkan keningnya, dia melihat naysila seperti mengabaikan keberadaan nya, devian mulai kehabisan kesabaran

"naysial lihat aku" bentak devian, seketika naysila langsung menghentikan aktivitas makan nya, wajahnya yang kesal berubah menjadi dingin, dengan malas dia menoleh ke arah devian yang sedang menatapnya, melihat sorot mata devian yang tajam membuatnya sekita gemeteran tapi dia berusaha sebisa mungkin terlihat tenang di hadapan devian,

"katakan apa yang salah dengan mu, kenapa kamu terus mengabaikan aku?" devian benar benar tidak tau apa yang terjadi pada naysila, kenapa sikap nya seperti itu, dia tidak seperti biasa.

"tidak apa, aku hanya sedikit lelah dan sibuk karena tugas kuliah, itu saja."jawab naysila datar sambil memalingkan wajah nya lagi, kembali fokus pada rotinya. devian tampak berfikir keras, aneh! setidaknya saat ini itu yang ada di fikiran devian, devian merasa ada sesuatu yang salah tapi jika dia memaksa naysila untuk mengatakan hal yang sebenarnya jelas dia sudah tau akhirnya akan srperti apa, dari pada membuat keributan antara dirinya dan naysila devian memilih diam dan menyelidikinya secara diam diam, setidaknya hal itu tidak akan membuat masalah.Tapi masalah akan segera menghampiri dirinya dan naysila, masalah itu setidaknya akan merubah sedikit kehidupan mereka di masa depan.

Setelah menghabiskan roti dan meminum segelas jus naysila langsung buru buru pamit pergi ke kampus dengan alasan tugas dari kampus,

Usai kepergian naysila dan setelah menghabiskan sarapannya devian langsung berjalan naik ke kamarnya lagi, sampai di kamar, devian langsung mengambil ponselnya yang berada di atas nakas sebelah tempat tidur nya, kemudian dia langsung menelepon seseorang.

Dan ternyata devian menelepon pihak kampus untuk menanyakan kegiatan naysila di kampus akhir akhir ini

"kirim jadwal naysila pada ku,"perintah devian

"baik aku akan segera mengirim nya pada anda pak" Jawab orang di sebrang telepon itu

"oh ya apa akhir akhir ini jadwal naysila sangat padat?" sudah lama sejak terakhir kali devian memantau kegiatan naysila, jadi tidak tidak tahu aktivitas naysila, karena naysila bilang dia lelah karena kegiatan kampusnya, jadi dengan cepat devian ingin tahu apa yang membuat istrinya itu sampai lelah, dan apa benar alasan dari sikap acuh naysila ini adalah karena kegiatan kampus, jika benar dia tidak akan membiarkan istrinya menderita walai sedikit pun.

"sepertinya kegiatan kampus naysila akhir akhir ini sangat luang, bahkan dalam sehari dia hanya memiliki 1 sampai 2 kelas saja, apa ada sesuatu pak?" orang di sebrang sedikit bingung kenapa devian tiba tiba menghubunginya dan menanyakan jadwal naysila di kampus, jika tidak ada sesuatu yang salah devian pasti tidak akan secara langsung menghubunginya apalagi di pagi hari seperti ini.

"oh baiklah, tidak ada yang terjadi aku hanya ingin tau saja"jawab devian lalu setelah itu dia langsung menutup panggilan telepon nya, tatapan nya menjadi tajam, tangan nya langsung memegang dahinya lalu jari jarinya perlahan memijat pelipisnya, tampak keheningan di pagi itu menyelimuti seluruh kamar tidur devian, devian berdiri di tempat nya cukup lama sampai dia kembali menghubungi seseorang lagi.

Sampai di kampus naysila langsung bergegas menuju kelasnya, tampak ruangan itu kosong melompong, bahkan tadi di luar saja dia hanya melihat beberapa orang saja,

dia berjalan menuju meja paling belakang lalu duduk di sana sambil menopang dagu dengan satu tangan, naysila termenung beberapa saat sampai handphonrnya berbunyi, yang menandakan sebuah pesan masuk,

dengan malas naysila langsung melihat kelayar handphonenya, terdapat satu pesan masuk dari nomor tidak di kenal, naysila langsung membukanya, dia tercengang

saat di scrool deretan poto poto mulai terlihat di layar handphone naysila

dan semua poto itu berisi poto devian dengan kalista yang sedang berduaan, di poto itu tampak devian dan kalista yang terlihat begitu dekat dan sangat akrab

tapi yang sebenarnya semua poto poto itu adalah momem momen devian dan kalista saat sedang membicarakan bisnis, karena poto itu di ambil dari sudut yang berbeda jadinya kesan pada poto poto itu memperlihatkan devian dan kalista yang sedang jalan berdua.

jelas kemarahan naysila yang tadi belum reda kembali meningkat, rasanya sangat campur aduk, sedih, kecewa, kesal, tak berdaya itu semua di rasakan olehnya

air matanya tiba tiba saja mengalir, entah kenapa dadanya sangat sesak.