webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · 幻想
レビュー数が足りません
276 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Kunjungan Malam

Larut malam di kamar penginapan perempuan. Pada sebuah ruangan yang lampunya sudah dimatikan sehingga tampak begitu gelap, Bella menatap langit-langit kamar. Penglihatannya dipenuhi warna putih dari plafon tanpa corak.

Bella masih membuka lebar matanya, belum ada tanda-tanda akan tertidur.

Dia merasa tidak bisa memejamkan mata sebab pikirannya masih diisi oleh banyak hal yang belum mendapat jawaban kepastian.

Bella menghela napas berat, disusul oleh keluhan setelahnya.

"Huft, sejak festival musim panas aku malah jadi jarang mendekatinya. Tekadku masih saja kurang seperti biasa. Mau bagaimana lagi bukan, aku tidak sanggup menatap mukanya. Setelah malam itu tidak ada yang kupikirkan selain ingatan tentang dia yang membawaku ke tempat itu."

Bella menggerutu atas kekurangan dirinya, namun kemudian malah menyalahkan keadaan atas masalah yang dia buat sendiri.