webnovel
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · 幻想
レビュー数が足りません
276 Chs
#ACTION
#ROMANCE
#SUPERPOWERS
#SLICEOFLIFE
#ANTIHERO
#CAMPUS
#LIGHTNOVEL

Bentrokan Tiga Kubu Dimulai

Hanya sesaat kemudian Bella sudah meraih satu kroket dari bungkusan yang dipegangnya. Dia menahannya dengan sebuah kertas, meniupnya lembut agar mendinginkan suhunya. Jika tidak demikian, lidahnya tidak akan kuat menahan rasa panas. Dia tidak ingin terlihat memalukan karena berakhir menangis disebabkan oleh sebuah kroket.

"Tidak menyangka akan bertemu teman sekelas di acara ini, bukan?"

Di sela-sela kegiatan menurunkan suhu makanan, Bella melanjutkan lagi percakapan.

"Bukankah di awal kita juga bertemu dengan orang yang kita kenal? Lagian kau tidak tampak terkejut."

Kepala Bella menyentak panik. Dia tidak menyangka Edwin memperhatikan sikapnya.

Bella memang sengaja memilih kios barusan. Meski dia tidak kenal nama Leonard, namun dia tahu anak itu adalah teman sekelasnya. Membawa Edwin ke tempat itu agar menunjukkan diri merupakan keinginan Bella. Dia ingin melihat respons orang yang dikenalnya jika mendapati dia pergi berdua dengan Edwin.