webnovel

Dibatas Senja

Lusi Aryani, 20 th, Mahasiswi FEB, semester IV, gadis dengan penampilan sederhana karena kondisi ekonomi keluarga yang hanya dibilang cukup namun keinginan begitu kuat untuk melanjutkan pendidikan berbekal dengan prestasinya. Dia ingin merubah kehidupan keluarganya, sesuatu yang harus diperjuangkan tidak menyerah untuk meraih harapannya. Janggan Pringgohadi, Mahasiswa Tehnik Arsitek semester 8, anak tuan tanah di salah satu kota kecamatan di Yogyakarta, anak panggung, tentu banyak penggemar, dijodohkan dengan Jihan anak temen orang tuanya. Bagaimana sikap janggan atas perjodohannya sedang dia mulai tertarik dengan lusi anak FE depan kostan. Apakah mungkin keluarga Janggan merestui hubungan mereka jika orang tuannya tahu Lusi bukan dari keluarga yang selevel dengan mereka. Bagaimana jika ternyata Janggan memilih mengikuti keinginan keluarganya. Disini kisah mereka diuji hingga dibatas perasaan Lusi dan Janggan, Dibatas Senja

Tari_3005 · 都市
レビュー数が足りません
91 Chs

Bab 2

Janggan mahasiswa Teknik Arsitektur di semester 8, asal kota Yogyakarta tepatnya desa Sleman, orang tuanya merupakan salah satu pemilik lahan perkebunan tebu yang luasnya lebih dari seperempat luas desa.

Biasa anak teknik dengan penampilan yang sedikit acak acakan tapi tetep aja jadi idola nya para mahasiswi bahkan bukan hanya Fakultas.teknik aja. Selain tampang yang oke, dengan pajero nya, siapa yang gak nglirik. Cowok ini juga anak panggung bro, saat pentas seni diadakan saat itu pula teriakan cewek cewek akan menyambutnya, dengan gitar akustik nya, suaranya akan mengalun bak suara almarhum Glen Fadli, gimana gak klepek klepek para mahasiswi yang antri untuk bisa ngelihat tampilannya.

Sebagai anak petani kaya, jurusan yang diambilnya jauh dari urusan harta benda orang tua, menurutnya biar itu jadi urusan kakak tertuanya "Agung Baskara", yang sudah berkeluarga dengan 2 orang anak. Sedang kakak keduanya perempuan "Yuni Andriyanti" seorang bidan desa yang menikah dijodohkan dengan pak Camat desa sebelah, khas banget orang desa yang pingin menantu seorang petinggi kecamatan setempat biar lebih terhormat.

Janggan dengan nama besarnya Pringgohadi anak paling bontot alias terakhir dari pasangan bapak Asmorohadi yang asli Sleman dan ibu Nimas Setyowati ibu rumah tangga tulen anak dari mantan wakil Bupati salah satu kabupaten di Yogyakarta.

Hidupnya tentu berkecukupan, bahkan bisa dibilang berlebihan, tapi yang jadi catatan temen temen Janggan, dia orang yang baik, orang jawa bilang gak tegaan.

Janggan anak kesayangan dari bu Nimas, karna waktu kecil dia sering sakit sakitan. Hampir tiap bulan Janggan ke Dokter langganan yang menderita alergi, kena debu sedikit bisa bersin, batuk batuk sampai keluar air matanya, kalo udah gitu bisa satu minggu lebih dak boleh keluar sama sang bunda.

Si bungsu ini sudah dijodohkan dengan anak pemilik Hotel bintang 4 di salah kota Solo yang notabene anak temen bapaknya, Janggan sendiri sih dak mau tahu, ngeluhat calonnya aja belum pernah.

Bisa kebayang sendiri nih diskripsi kehidupan keluarga bapak Asmorohadi.

Janggan pingin keluar dari roda perputaran keluarga orang tuanya, makanya ia milih jurusan bukan pertanian tapi Arsitektur, yang dipilih bukan universitas yang di Yogya tapi di Semarang yang butuh lebih dari 3 jam perjalanan.

Janggan pribadi yang unik, cool yang bikin cewek jadi penasaran, dia sendiri malas mengenal apalagi melakukan PDKT sama cewek. Tapi malam ini dia melihat cewek di depan kostannya ini berbeda dengan mahasiswi yang lain.

Dia melihat sisi lain dari Lusi Heryanti anak ekonomi dengan penampilan yang selalu sederhana, celana panjang dengan kaos polos nya. Dia punya kaos polos warna biru muda berapa ya perasaan sering banget dipakainya.

Diam diam dia tersenyum sendiri, kok aku jadi sering merhatiin dia, kepo.

Tek tek tek

Tiba tiba ada yang berteriak memanggil abang tukang tahu tek makanan khas jawa timur.

"Pak Tarno, 1 ya"

Dek tuh cewek yang dari tadi sliweran di hatinya, cie cie..

"Laper, Lus" tanyaku nyamperin Lusi di dekat gerobak tahu dek.

"iya mas" jawab nya singkat malu malu

Deg apa aku aja ya yang kegeeran rasanya wajah lusi seperti memerah menjawab sapaanku.