webnovel

Dibalik Kegelapan yang Mencekam

Seluruh cerita berasal dari imajinasi penulis. Tidak boleh mengcopy, menjiplak ataupun melakukan perbuatan tercela lainya yang dapat merugikan penulis. Terdapat beberapa adegan kekerasan dan berdarah. Harap bijak dalam membaca. Cover by Canva. *** Sinopsis Bau amis tercium mengelilingi tempat itu. Laki-laki, orang tua, bahkan anak-anak yang tidak berdosa tergeletak tak begerak dengan suhu tubuh yang sudah mendingin. Seorang lelaki berdiri dengan acuh di sekitar tempat mayat-mayat itu berserakan. Memegang pedang yang masih berlumuran darah, Ia menuju suatu tempat yang tidak terkena setetespun noda merah yang menghiasi sekelilingnya. Dirinya berlutut untuk membelai pipi pucat seorang gadis yang terlindung di balik perisai yang Ia ciptakan. Melepaskan kain hitam berkibar yang Ia kenakan dan dengan lembut menyampirkan jubah yang telah ternoda kehangatanya itu kepada sang gadis. "Kau lihat." "Mereka mati karena dirimu." "Seharusnya kau tidak pernah kabur dariku." "Ayo kembali Rosalia." bisik pemuda itu lirih diantara hembusan angin malam yang mencekat.

Renza_Lo · ファンタジー
レビュー数が足りません
101 Chs

Seremoni Kelahiran Anak Raja

"Bagaimana ada zeros secantik ini?"

"Dan lihat pangeran. Dia selalu memperhatikan orang-orang yang menggendong adiknya." ucap seorang pelayan wanita.

Selimut bayi, pakaian bayi dan berbagai mainan bayi terlihat di berbagai sudut ruangan itu. Kedua bayi yang baru saja dimandikan diletakan di atas ranjang. Beberapa pelayan bertugas langsung untuk mendandani kedua bayi guna menghadiri acara perayaan kelahiran anak-anak itu.

"Bagaimana persiapanya?"

"Apakah putri dan pangeran sudah selesai didandani?" seorang pelayan paruh baya tiba-tiba masuk. Bertanya kepada para gadis yang bertanggung jawab untuk memoles kedua bayi anak raja dan ratu.

"Semuanya sudah siap, Nyonya." balas para pelayan wanita.

"Kalau begitu tunggu apalagi?"

"Acara belum bisa dimulai jika sang bintang utama belum datang." pelayan senior itu memarahi.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください