Aku juga takut, gimana caranya mengusir pocong. Ternyata cerita dari orang-orang itu benar, beginilah caranya si pocong mengganggu para kendaraan yang melintas. Kendaraan dibikin mogok, lalu dia akan muncul untuk membuat kejutan. Menyebalkan.
"Ren... Sudah belum? Kalau masih tidak nyala juga lebih baik ayo kita dorong motornya sama-sama" ucapku. Aku mulai terintimidasi dengan sosok itu.
Meskipun dia sekarang terpampang jelas di samping kami, tapi aku berusaha untuk tidak menatapnya. "W... Wid, kamu jadi gak, buat wawancara pocongnya? Ka... Kau bisa mulai bertanya padanya sekarang" ucapku agak gagap.
"Nimas, aku harap dia tidak membuat mu bersikap gila seperti ini. Aku gak mau wawancara aku mau pulang!" ucap Widya hampir menangis.
"Co... Cong, kau dengar kan? Temanku tidak ingin wawancara denganmu, kau... Kau bisa pergi sekarang kan?" ucapku. Berbagai cara aku lakukan siapa tau dia mau pergi dari hadapan kami. Dengan hati yang terus berdoa supaya kuat dengan ujian ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください