webnovel

Menjadi Target

編集者: Wave Literature

"Aku… bukan perawat. Kamu kecelakaan dan saat aku menolongmu pakaianku basah, seorang perawat meminjamkan pakaian ini kepadaku. Selain itu kita masih pacaran, belum… belum menikah karena aku belum cukup umur untuk menikah, tapi perasaan kita bukan hanya sekedar suami dan istri tapi jauh lebih dalam dari itu. Semua keluarga dan teman-temanmu tidak ada yang mengetahui tentang diriku karena kita menjalin hubungan secara diam-diam."

Setelah bicara hingga akhir, Wen Qiao ingin menggigit lidahnya sendiri, 'Aku sebenarnya sedang bicara apa?!'

Fu Nanli kemudian berkata, "Hm, sepertinya aku mengingat sesuatu tentang kecelakaan itu, aku sepertinya ingat kamu yang menarikku keluar dari mobil."

Wen Qiao sangat terkejut, 'Dia… dia ingat? Apa aku akan ketahuan saat ini juga?'

Tiba-tiba pintu kamar rawat inap terbuka, Wen Qiao merasa hari ini banyak hal yang terjadi dan membuat perasaannya terus bergejolak, dia merasa jantungnya hampir saja berhenti.

"Pihak keluarga tolong keluar sebentar."

Wen Qiao dengan panik langsung keluar.

Di luar, wajah dokter yang melakukan operasi terlihat muram, "Pasien didiagnosis mengalami amnesia disosiatif, yaitu dia akan mengalami kesulitan untuk mengingat identitas seseorang tapi semua pengetahuan dan kemampuan yang dia miliki tidak hilang."

Otak Wen Qiao sedang berusaha untuk mengolah perkataan dokter itu.

"Itu berarti dia melupakan orang yang dia kenal tapi dia masih dapat menerbangkan pesawat, kurang lebih seperti itu."

Wen Qiao menepukkan kedua tangannya, 'Kenapa tidak bicara sejak awal, membuatku kaget saja, jantungku hampir saja berhenti berdetak.'

Paman Li dan dokter melihat ke arah Wen Qiao yang terlihat senang, Wen Qiao dengan cepat memegang dinding kemudian dengan wajah sedih berkata, "Pengetahuan dan kemampuannya masih ada, entah ini adalah keberuntungan atau bukan, bukankah ini layak untuk membuat kita merasa senang?"

Paman Li menganggukkan kepalanya, "Itu memang benar, tapi, nona, Anda siapa?"

Wen Qiao tersenyum lalu berkata, "Aku adalah pacar Fu Nanli."

Paman Li melangkah mundur, kemudian dengan penuh kecurigaan berkata, "Kenapa saya tidak pernah mendengar bahwa tuan muda memiliki pacar?"

Wen Qiao tersenyum dengan puas, "Dia tidak mungkin melaporkan segala hal kepada Paman kan? Maaf, aku mau menelpon."

Setelah mengatakan itu dia langsung berlari ke arah tangga darurat, kemudian dia menelpon sahabatnya, Lu Youyou, "Hari ini aku tidak pulang, aku bilang kepada mamaku aku menginap di tempatmu. Jika mamaku menelponmu bantu aku, ya."

Suara Lu Youyou begitu keras hingga seolah bisa menusuk telinga Wen Qiao, "Wen Qiao, kamu pergi kemana? Kamu baru saja lulus SMA dan sudah mau melakukan hal buruk? Papa tidak memperbolehkanmu! Kamu masih kecil, cepat pulang!" Canda sahabatnya itu.

"Aku tidak melakukan hal buruk, aku tidak bisa menjelaskannya saat ini. Sudah aku tutup teleponnya, aku akan menelpon mamaku."

Wen Qiao kemudian menelpon ibunya dan memberitahunya bahwa dia akan menginap di rumah Lu Youyou, kemudian Su Yun tidak mengatakan apapun.

Setelah menutup telepon dan ingin keluar, dia mendengar ada orang yang sedang bicara di luar tangga darurat.

"Aku dengar Fu Nanli hilang ingatan." Terdengar suara laki-laki paruh baya.

"Yakin?" Kemudian terdengar suara perempuan muda.

"Hm, benar, nanti saat masuk ke dalam kamar rawat inap katakan saja kamu pacarnya, lagipula dia juga tidak ingat apapun."

Wen Qiao, "..."

"Pa, apa tidak apa-apa? Bagaimana jika ketahuan? Bukankah keluarga kita bisa dalam masalah?"

"Kita hanya bisa mengambil resiko ini, jika perusahaan kita tidak mendapatkan investasi maka entah bisa bertahan sampai kapan karena keadaan perusahaan saat ini seperti sebuah tempurung kosong. Mingzhu, lagipula kamu menyukai Fu Nanli kan? Bukankah ini seperti membunuh 2 burung dengan 1 batu?"

"Baiklah, sekarang kita lihat dulu keadaan di dalam kamar rawat inap baru kita bicara lagi."

Setelah suara langkah kaki mereka terdengar menjauh, Wen Qiao mengusap keringatnya, 'Untung saja aku selangkah lebih awal bicara dengan Fu Nanli jika tidak maka aku akan terlambat dan kehilangan kesempatan.'

Setelah Wen Qiao kembali ke kamar rawat inap, suasana kamar rawat inap terasa sedikit canggung. Fu Nanli bersandar di kepala ranjang kemudian dengan wajah dingin melihat ke arah ayah dan anak yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum.

Saat ini Wen Qiao baru dapat melihat wajah ayah dan anak yang ingin merampas harta keluarga Fu, mereka berpenampilan mewah dan terlihat dari keluarga kalangan atas. Perempuan yang tadi di panggil Mingzhu itu menggunakan pakaian bermerek mahal, tangannya memegang sebuah tas edisi terbatas, dia menggunakan riasan penuh dan melihat Fu Nanli dengan wajah tegang.

"Oh? Kamu bilang kamu pacarku? Tapi aku sudah memiliki pacar."

Fu Nanli melihat Lin Mingzhu dengan sorot mata dingin dan bicara dengan acuh tak acuh.