webnovel

awal perkenalan

RS. Healthy Care Medika

Kimmy masih setia menunggu Dokter yang sedang mentransfusi darahnya untuk Pak Anderson. Seperti yang di katakan Dokter, kalau Pak Anderson kekurangan banyak darah, sedang stok darah rumah sakit habis.

Entah suatu kebetulan darah Kimmy ternyata sama dengan darah Pak Anderson, setelah transfusi darah selesai dia di perintah Dokter beristirahat. Dia merasa senang melakukan itu karena dia ingin pria paruh baya tetap selamat.

"Semoga cepat sembuh Pak, jangan tinggalkan keluargamu pasti mereka sangat sedih jika Bapak pergi meninggalkan mereka." dengan lirih Kimmy berbicara kepada pria paruh baya yang tidak sadarkan diri.

Sesampai di rumah sakit Arka dan Isabella berlari menuju meja resepsionis.

"Ruang Inap Pak Anderson?" tanya Arka sambil mengatur napasnya.

"Mari ikut saya pak." ajak salah satu suster yang bertugas di sana.

Suster pun berjalan menuju ruang inap tempat Pak Anderson di rawat diikuti Arka dan Isabella di belakangnya.

Semenjak kepergian mereka dari kantor tadi, Isabella mengeryitkan kening untuk berpikir sebenarnya ada apa dengan Pamannya.

"Apa yang terjadi dengan Pamannya! mengapa dia bisa ada di rumah sakit."

batin Isabella bertanya-tanya kepada dirinya. Dia tidak berani bertanya langsung kepada Arka, karena dia tahu sepupunya sedang dalam keadaan tidak baik. Setiba di depan ruang inap, Suster mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.

"Silahkan masuk Pak." ucap Suster mempersilahkan.

Tanpa dipedulikan Arka, dia melewati Suster dan langsung membuka knop pintu ruangan. Begitu pintu di buka terlihat pria paruh baya yang terbaring lemah dengan perban yang melingkar di kepalanya. Arka terenyuh melihat itu semua, Isabella pun kaget melihat Pamannya terbaring lemah tak berdaya.

"Apa yang terjadi Papi, kenapa bisa seperti ini?" tanya Arka dengan mata yang berkaca-kaca sambil mencium punggung tangan Papinya yang tidak sadarkan diri.

Isabella terdiam, dia bingung apa yang harus dikatakannya. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, dan Dokter masuk.

"Selamat pagi Pak, saya Dokter Arga yang merawat Papi anda." sapa Dokter Arga kepada Arka dan Isabella sambil tersenyum memperkenalkan diri.

"Bagaimana keadaan Papi saya?" tanya Arka cemas.

"Papi anda sudah membaik Pak, beruntung seorang gadis yang bernama Kimmy sudah membantu pasien." ucap Dokter.

Mengeryitkan kening, "jelaskan kepada saya apa yang terjadi?" tanya Arka dengan suara lirih.

"Papi anda tadi mengalami kecelakaan tabrak lari, beruntung Kimmy segera membawa pasien kemari dan langsung mentranfusi darahnya untuk Pak Anderson. Karena stok darah di rumah sakit kami kehabisan

Golongan darah O, kebetulan sekali golongan darah Kimmy sama dengan pasien." jelas Dokter Arga.

Mendengar itu semua, Arka mengepal keras tangannya hingga buku-buku jarinya menonjol, perasaan syukurnya membuat hatinya sedikit tenang, karena nyawa Papi masih bisa diselamatkan.

Bella,,,, panggil Arka dengan suara serak, Isabella pun menatap Arka, "cari tahu siapa yang sudah menabrak Papi." perintah Arka dengan Rahang mengeras.

Isabella bergegas keluar dari ruang inap dia langsung mengambil ponsel dari saku celana dan menempelkan di telinganya. Isabella menelpon polisi, beberapa karyawan sudah ada yang datang ke rumah sakit dan membantu mencari tahu siapa yang sudah menabrak Pamannya.

Di dalam ruang inap Kimmy masih berbaring di atas brankar yang bersebelahan dengan brankar Pak Anderson hanya di batasi selembar tirai putih bening.

Arka menyadarinya, "berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk mengganti semuanya?" tanya Arka dengan tatapan mata datar.

Kontan saja Kimmy kaget, "apa maksud kamu?" tanya Kimmy sambil menatap nanar wajah Arka.

"Katakan berapa uang yang kamu butuhkan, kamu sudah menyelamatkan Papi saya?" ulang Arka sambil memegang dompet kulit berwarna hitam di tangan kanannya.

"Maaf saya ikhlas menolong Papi anda, saya tidak meminta bayaran ganti rugi sedikit pun. ucap kimmy menatap wajah pria tampan yang berdiri tepat di depan brankarnya.

"Baik terima kasih atas kebaikan anda, silahkan pergi dari sini." ucap Arka tegas.

Di dalam ruangan hanya mereka bertiga, Kimmy terkejut atas sikap Arka yang dingin dan ketus. Tanpa sedikit patah kata pun Kimmy beranjak dari tempat dia berbaring, dan langsung keluar dari ruang inap. Arka mengelus punggung tangan Papi, tiba-tiba tangan Pak Anderson bergerak. Arka terkejut, segera dia memanggil Dokter.

Tak lama kemudian Arka datang bersama dengan Dokter Arga, Dokter Arga langsung memeriksa kondisi Pak Anderson dan memberikan suntikan, entah cairan apa yang diberikan.

"Bagaimana keadaan Papi saya Dok?" tanya Arka penuh antusias dia menatap Dokter Arga.

"Pasien sudah mulai membaik Pak, kondisinya mulai stabil kita tunggu beberapa jam lagi." jawab Dokter Arga.

Perasaan Arka begitu bahagia, bagaimanapun dia belum siap dan takut kehilangan Papi. Di depan halaman rumah sakit Kimmy masih berdiri menunggu angkutan umum, membayangkan bagaimana sikap pria tampan tadi.

"ya, Allah sikapnya sangat angkuh sekali, bagaimana bisa kau menciptakan pria angkuh seperti dia." ucap Kimmy kesal.

Tadinya dia ingin berangkat kerja di salah satu restoran tidak jauh dari rumah sakit, tapi jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Tidak mungkin dia memaksa diri untuk pergi ke restoran, percuma sampai sana pasti dia akan kena tegur Bosnya.

Beberapa jam kemudian Pak Anderson sudah sadar dari kritisnya, dia sudah di pindahkan ke kamar VIP rumah sakit.

"Siapa nama gadis yang sudah menyelamatkan Papi, Arka?" tanya Pak Anderson.

"Sudahlah Papi, lebih baik Papi beristirahat jangan banyak pikiran dulu." ucap Arka sambil menarik selimut ke badan Papi sampai ke dada.

"Papi ingin berterima kasih pada gadis itu Arka," ucap Pak Anderson lirih.

"Aku sudah berterima kasih kepadanya mewakili Papi, sekarang Papi butuh istirahat." tegas Arka sambil mengusap punggung tangan Papinya.

Pak Anderson tersenyum melihat tingkah putra semata wayangnya, tetapi sikap anak laki-lakinya ini sangat keras, cuek, acuh dan dingin pada orang di sekitarnya semenjak kepergian Maminya.

Dia juga cemas dengan anaknya, usia Arka sudah menginjak dewasa, 25 tahun. Usia ideal untuk menikah bukan? dan usia Papi juga sudah semakin bertambah.

Pak Anderson ingin sekali melihat Arka menikah sebelum sang pencipta memanggil dirinya. Tiba-tiba dia teringat gadis yang menyelamatkannya, walaupun dia belum melihat wajah gadis itu dan belum tahu siapa nama gadis itu, Pak Anderson hanya mendengar semua cerita dari Dokter Arga tentang gadis yang menolongnya tanpa menyebut nama gadis itu.

"Arka, mau kah kamu menikahi gadis yang sudah menolong Papi?" tanya Pak Anderson menatap wajah Arka dengan suara lemah.

Kontan Arka terkejut dengan pertanyaan Papi, "apa maksud Papi?" tanya Arka.

"Menikahlah Arka, usiamu sudah cukup untuk menikah, usia Papi sudah tidak lama lagi." jelas Pak Anderson.

"Papi jangan bicara seperti itu, Papi akan segera sembuh, Arka juga tidak akan menikahi gadis itu Papi." ucap Arka tegas.

"Papi ingin melihat kamu menikah, begitu halnya Mami pernah meminta hal serupa tapi kamu bersikeras terus menolak. Bagaimana perasaan Mami pada saat itu dia ingin sekali melihat kamu bahagia, dia ingin segera meminang cucu dari kamu Arka. jelas Papi dengan wajah sedih mengingat kembali Patricia Smith.