webnovel

Chapter 43 (The Worked Hard)

"Ibu.... Ayah?!" Lelaki itu terkejut tidak karuan.

"Oh, ya ampun, kita punya tamu di sini" Ibu lelaki itu menatap Neko yang menyingkirkan tangan lelaki itu dan mendekat.

"Senang bertemu dengan kalian" Neko mengulur tangan dengan senyum kecil.

"Dia cantik" Ibu lelaki itu menambah sambil menerima uluran tangan Neko.

Di saat itu juga, ayah lelaki itu merangkul putranya itu. "Itu pacar mu?"

"Apa?!! Tidak..." Lelaki itu menggeleng dengan sangat panik membuat suasana diam.

Tapi mereka terdiam ketika melihat paha Neko, seketika kedua orang tua lelaki itu melihat ke putranya dengan tatapan tajam membuat nya semakin panik.

--

Tak lama kemudian, masalah terpecahkan. Baju Neko sudah kering, dia memakai bajunya di kamar tadi, celana dan kaus pendek nya, lalu keluar dari sana dan melihat mereka ada di sofa dengan lelaki tadi yang seperti nya memasang wajah bersalah seperti anjing kecil yang sedang merasa bersalah.

"Oh, sudah selesai?" Ayah lelaki itu menatap Neko yang berjalan mendekat dengan wajah biasa.

"Ya.... Sebelumnya, maafkan aku jika mengganggu" Neko menatap, dia masih berdiri agak jauh dari sofa.

"Oh tak apa, maafkan aku, dia benar benar sangat bodoh, Yechan memang bertubuh besar tapi dia seperti lelaki kecil" Kata ibu lelaki itu sambil mencubit tangan putranya membuat lelaki itu terkejut.

"Aku benar benar minta maaf" Tambah nya pada Neko dengan wajah memelas.

"(Jadi nama nya.... Yechan?)" Neko terdiam.

"Kenapa gadis cantik sepertimu ada di desa ini" Kata Ayah Yechan yang memberinya minuman.

"Aku hanya mencari seseorang disini, mungkin Aku bisa bertemu dengannya nanti"

"Sepertinya Kau tidak terlihat biasa disini yah"

". . . Ya, begitulah" Neko membalas.

"Kalau begitu mari kita berkenalan" Ibu Yechan menambah.

". . . Aku mengerti, aku Akai" Neko menggunakan nama Akai dalam identifikasi identitas yang telah di buati oleh Kim, meskipun nama itu sudah termasuk nama nya.

"Ah, Akai.... Nama yang bagus" Kata Yechan langsung membuat suasana terdiam.

"E... Akai, perkenalkan, ibu ku bernama Ris dan Ayah ku, Aron" Tatap nya.

"Senang bertemu dengan kalian" Neko dari tadi Hanya memasang wajah datarnya dan tatapan kosong itu.

Dalam hati Yechan terdiam. "(Apakah mata itu memang merah?.... Matanya berwarna merah?)"

"Hei, duduk saja sayang" Ris menatap.

"Ya, Terima kasih, ngomong ngomong, kalian masih muda untuk dikatakan sebagai orang tua" Tatap Neko sambil duduk di sofa.

"Haha... Itu memang benar.." Aron langsung membalas.

Tapi ponsel Neko berbunyi dari Jun. "[Kenapa dia menelfon lagi]" Ia beraura kesal.

"Kalau begitu aku harus pulang" Tambah nya.

"Ah, jangan lupa bawa ini" 2 Orang tua itu memberikan buah dan sayur padanya. "Te-rima kasih" Neko menerimanya dengan wajah aneh.

"Biarkan Yechan mengantarmu" Kata Ibu Yechan itu.

Lalu mereka berdua berjalan bersama dengan Yechan membawa ikat Dongsik.

"Maafkan Aku jika aku terlihat tidak sopan" Kata Neko.

"Tentu saja tidak, kamu benar benar sopan, dan soal orang tua ku itu, mereka memang terlalu muda untuk membuat ku"

"Jadi nama mu itu Yechan, itu nama yang tidak terlalu umum tapi begitu istimewa pastinya" Kata Neko membuat wajah Yechan bertambah merah karena dari tadi sudah merah.

"Oh... Bisa aku bertanya sesuatu?" Yechan menatap.

"Hm... Ajukan saja" Neko membalas sambil menatap sekitar, rupanya dia terus melihat ke pohon maupun kebun apel di sana.

"Akai berasal dari mana?"

"Aku berasal dari selatan dan aku datang dari barat..."

". . . Oh, distrik selatan seoul?"

Seketika mendengar itu, Neko langsung terkejut dan menoleh dengan mata lebar. "Bagaimana kau tahu tempat itu?"

"Teman ku ada di sana, dia kemarin pulang tapi sudah kembali ke kota lagi"

"Teman?"

"Ya, teman SMA, kami SMA yang sama, sayang nya kami berbeda kampus" Balas Yechan.

"(Hm.... Haruskah aku bertanya padanya soal Matthew.... Tidak mungkin, lelaki sepertinya tak akan tahu Matthew... Lebih baik aku hanya mencari Matthew di sini sendiri)" Neko terdiam.

"Akai, bagaimana dengan mobilmu?" Yechan menatap.

"Mobil..? Yah baik baik saja, kenapa Kau bertanya?"

"Itu semua ter basahi lumpur tadi malam" Kata Yechan, seketika Neko terdiam dan ingat pria yang menolongnya malam tadi. "Ah, kau yang menolongku rupanya, terima kasih banyak" Kata Neko dengan senyuman kecilnya.

Rupanya seseorang yang terlihat seperti pria misterius itu adalah Yechan, benar benar berbeda karena sekarang dia ramah dan begitu lembut.

"Ti, tidak apa apa, aku hanya kebetulan menemukan mobil yang terjebak jadi aku menolong dan rupanya gadis, aku agak terkejut ketika melihat gadis..."

"Gadis?! Umurku 20 tahun" Neko menatap dengan lirikan nya.

"Hah, maafkan aku ehehe... Ngomong ngomong, senang bertemu dengan mu Akai" Tatap Yechan.

"Yeah, bagaimana dengan umurmu? 25, 26?" Neko menatap.

"Aku 19...>u<" Yechan membalas seketika Neko terdiam.

Tak lama kemudian mereka sampai dan itu membuat Yechan terdiam bingung melihat sekitar.

"Baiklah, Terima kasih sudah mengantar" Neko mengambil tali pengikat leher dongsik.

"Eh, tunggu" Yechan menghentikan Neko dengan panik. "Akai tidak bilang bahwa kamu tinggal di sini"

"?.... Untuk apa aku bilang begitu, bukankah sudah jelas ada Dongsik, Dongsik selalu ada di sini"

"Dia... Dia memang selalu ada di sini dan aku selalu mengajak nya jalan jalan"

"Huh tunggu" Neko terdiam, dia menjadi teringat. "Jadi... Itu karena kau kenal Dongsik? Kau membawa jalan jalan nya ketika tak ada orang di sini?"

"Iya, aku juga memberinya makan, karena anjing ini tampak kelaparan"

"Kelaparan? Bagaimana mungkin, aku sudah meminta mereka untuk mengirimkan banyak makanan anjing hanya untuk nya, dia tinggal buka sendiri untuk dimakan sendiri ketika aku tidak ada"

"Akai, mungkin kamu harus berpikir lebih dalam, anjing tidak bisa membuka makanan nya sendiri, kita sebagai majikan yang harus melakukan nya" Kata Yechan.

Mendengar itu Neko terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "(Yeah, ini sebuah kesalahan yang pasti) Yechan, kau sudah membantu Dongsik... Aku akan membayar mu nanti"

"Em.... Tidak perlu, tidak perlu kamu lakukan, kenapa kamu sepertinya selalu membalas dengan bantuan yang begitu, uang?"

". . . (Kenapa? Kenapa aku selalu begini? Hanya uang?) itu karena aku selalu memberikan uang pada bawahan... Maupun pekerja sama kontrak, aku menggunakan uang untuk mempercepat waktu"

". . . Akai, apa yang kau bicarakan?" Yechan menatap bingung.

"Sudahlah, intinya aku berterima kasih, jika tak ada kau, anjing ini pasti akan mati kelaparan dan kesepian" Kata Neko.

"Ya, oh ngomong ngomong bolehkah aku lain kali mampir ke rumah mu ini?" Yechan menatap.

"Hm mampir, ye, ya... Lakukan saja... Aku harus melakukan sesuatu sekarang, sampai jumpa" Neko langsung berjalan di ikuti anjing nya membuat Yechan terdiam.

Esoknya, Neko terbangun dengan sendirinya karena mendengar suara ayam bercicit di pagi hari. "Ugh... Aku bangun lebih awal karena seekor ayam.." Ia terduduk, tapi ia terdiam.

"Tunggu, aku tak punya ayam? Dan kenapa ayam bercicit, bukankah itu hanya untuk anak ayam?" Ia bertanya tanya hingga melupakan nya.

"Sudahlah... Aku tidak peduli" Ia berdiri dan terlihat pakaian nya masih sama. Celana levis pendek dan kaus putih itu, lalu Ia tak sengaja melihat ke arah jendela yang memperlihatkan halaman rumahnya dari jendela, Ia sedikit terkejut karena rumput dihalamannya lebat.

"(Kenapa aku baru sadar rumput di halaman belakang itu lebat sekali, apa ini karena aku belum mengecek bagian sana kemarin? Dan kenapa Kim tidak memanggil orang suruhan untuk melakukan nya, apakah harus aku yang melakukan nya?)" Ia menjadi kesal dengan wajah dingin dan datarnya.

"[Itu tidak akan enak dilihat... Aku akan meminta Jun membersihkannya]" Ia berjalan tak peduli tapi Ia berhenti dan teringat bahwa Ia sedang ada didesa, tentu saja tidak ada para asisten.

"(Oh benar.... Aku tak akan menyalahkan apapun karena yang memilih di sini juga aku sendiri)" Pikirnya sekali lagi dan akhirnya, Terpaksa Ia mengambil pisau celurit dan mulai memotongi satu persatu, tapi Ia berhenti dan melihat langit yang panas. "[Ha... Aku tidak bisa, ini terlalu banyak]"

Ia lalu berjalan di bawah pohon yang hanya ada satu di sana dan berteduh. "(Jika cuaca nya panas... Aku benar benar seperti terbakar, apalagi harus berlutut terus untuk memotong rumput dengan langsung pendek, apa benar memotong rumput menggunakan ini?)" Ia menatap celurit yang ia bawa dengan bingung. Dia tidak mengetahui apa apa soal ini karena memang tidak pernah melakukan hal itu.

"Woof woof" Tiba tiba saja ia mendengar Dongsik menggonggong, Neko menatapnya dari balik tembok dan rupanya melihat Yechan bersama Dongsik, dia memakai baju kaus putih dan celana olahraga.

"Yechan.."

"Hm... Oh Akai... Aku kemari hehe"

"Aku mengerti, Kau kesini untuk mengunjungi Dongsik bukan"

"Huh?, Sebenarnya Aku ingin membantu sesuatu darimu, mana tahu kamu kesusahan dengan sesuatu dan bisa di bantu oleh tubuh gede ku?"

"Membantu, tidak perlu Aku tidak butuh bantuan"

"Aku benar benar akan membantumu" Yechan menatap seperti anak kecil.

"Kalau begitu beritahu Aku bagaimana Kau memotongi rumput liar itu"

"Hm.. Ini mudah Kau tinggal pakai alat" Yechan menunjukan alat pemotong rumput, lebih cepat dan lebih mudah.

"[Celurit sialan]" Neko menatap tajam celurit yang Ia bawa. Jika dia tahu dari awal bahwa ada alat pemotongan rumput, harusnya tidak usah susah susah memakai celurit.

"Haiz...." Ia menghela napas panjang, tapi tiba tiba saja ada seekor jangkrik melompat ke wajahnya, Ia terkejut dan mundur tapi Ia tersandung dan akan jatuh. "(Oh, sial...)"

"Akai, hati hati..." Yechan langsung sigap mengangkat bahu Neko dan menahanya tapi kaki Yechan juga tertahan pasir alhasil Ia juga akan jatuh. "Hua??" Yechan menimpanya sedikit.

"Kita mendapat kejatuhan yang sama" Kata Neko yang menatap dingin. Dia menatap Yechan yang jatuh seluruh tubuh nya memeluk kaki Neko dan Neko hanya jatuh duduk tadi.

"Oh tidak, Kau baik baik saja? Tidak sakit kan?" Yechan terbangun panik.

"Aku tidak apa apa, jika kau pergi dari tubuhku"

"Ah, maaf, Aku benar benar minta maaf" Yechan menatap polos. Tapi Ia tak sengaja melihat perut Neko, karena Neko hanya memakai baju pendek yang menutupi dadanya saja. Yechan menjadi berwajah merah.

"E.... Em....." Ia benar benar memerah.

"Ha.... Baiklah, kita harus cepat menyelesaikan nya" Neko akhirnya berdiri dan perut nya bisa tertutup baju lagi membuat Yechan menghela napas panjang.