webnovel

Chapter 191 (Tiger Cat and Alfa Wolf)

"Aku pikir, dan sudah berpikir sangat jauh bahwa kau memang benar benar mati karena Yohan membunuh mu... Ketika mendengar mu dikabarkan mati, benar benar sungguh sangat buruk, aku berpikir tidak akan ada orang lagi yang bisa aku percayai" Kata Neko dengan wajah yang kesal bercampur kecewa.

Kim juga kecewa. "Nona Neko, aku benar benar minta maaf, mereka memang mengatakan aku mati. Tapi mereka yang menyelamatkan hidup ku, seharusnya aku gagar otak saat itu, tapi untung nya itu cepat di tangani, kau bahkan bisa melihat jahitan kepala di sini" Kata Kim sambil menunjuk kepala belakang nya sendiri.

Tapi tetap saja membuat Neko kesal sekaligus kecewa.

"(Ini semua memang salah ku dan aku bahkan tak tahu seberapa jauh dia sudah terpuruk tanpa ada seseorang membela nya seperti ku) Apa anda tidak terluka bersama Tuan Felix, dia tidak membuatmu kenapa napa bukan?" Tatap Kim dengan cemas.

"Ck.... Bisakah kau diam sebentar, aku menjadi tidak nyaman" Neko menatap kesal. Membuat Kim terdiam menutup mulutnya.

Lalu lift berbuka, Neko keluar dari lift dan akan membuka pintu ruangan apartemen tapi ia berhenti sebelum membuka, melihat ke arah Kim yang ada di belakang nya.

". . . Kau bisa tahu, kenapa dia membuatku kemari?" Tatapnya.

". . Maksud anda, Tuan Felix memang ada pekerjaan disini... Jika di bilang aneh juga tak akan bisa karena dia memiliki banyak sekali cabang gedung bisnis nya dimana mana bahkan di Korea ini, apa anda lupa. Dia mengusai 3 negara, yakni rusia, Jepang dan Korea. Dan, Dia baru baru ini akan menjalin kontrak dengan Nona Besar Sheo Jin, Tuan Felix akan membeli beberapa usaha kecilnya dan Nona Besar Sheo Jin akan membeli beberapa tempat besarnya, tapi yang ku tahu, Nona Sheo Jin mengambil bar anda"

". . . Sheo Jin? Bar? Maksudmu bar tempat aku selalu ke sana saat itu"

"Mungkin saja Nona Neko, tapi ini belum jelas, dia kemungkinan membelinya dari Tuan Beum yang merebutnya dari anda"

". . . Cih... Dia lagi... Siapa Sheo itu? Kenapa marga dari miliknya seperti begitu familiar untuk ku?"

"Um, mungkin berhubungan dengan organisasi sindikat...."

"(Viktor? Tidak, mungkin sindikat yang dulu...) Cih...Aku tidak ingin membahasnya" Neko menjadi kesal dan masuk dengan cepat menutup pintu membuat Kim terkejut terdiam masih ada di luar.

"(Astaga, sepertinya Nona Neko tidak bisa berubah.... Dia benar benar tampak banyak pikiran sekarang, padahal dia tak harus susah susah memikirkan pekerjaan, dia kan sudah keluar dari organisasi.... Tapi tetap saja, melihat nya begitu juga membuat ku khawatir)" Kim menjadi terdiam kecewa lalu melihat ponselnya dan menghubungi Felix.

"Ya... Aku sudah disini Tuan Felix... Aku mengerti... Baiklah... Di mengerti"

Tapi Neko keluar dari pintu membuat Kim menatapnya. "Nona Neko, anda mau kemana?"

"Aku akan ke kantornya, aku ingin meminta penjelasan dari nya dan apalagi yang dia katakan padamu!!" Teriak Neko dengan kesal sambil melewatinya.

"Apa?! Tunggu Nona Neko!" Kim mengejarnya.

Sementara itu Felix menutup ponselnya dari Kim lalu pintu ruangan kantornya terbuka.

Seorang wanita datang mendekat dan dia adalah Nona besar Sheo Jin. Dari wajahnya benar benar seperti familiar dan mirip dengan seseorang.

"Halo... Felix..." Dia menyapa dengan ramah.

". . . Aku ingin cepat" Felix menatap cuek.

"Apah.... Kenapa... Bukankah aku sudah meluangkan waktuku hanya untukmu, apa ada seseorang yang mau kau temui"

"Tentu saja, aku baru saja meninggalkannya, tapi dia membuatku ingin menyentuhnya" Balas Felix.

"Oh... Aku tahu itu.... Haha... Wanita mu yah... Siapa dia... Beritahu temanmu ini hm..." Sheo Jin mendekat. Lalu dia sendiri tak sengaja melihat sebuah dokumen biodata milik Neko di meja Felix.

Ia terdiam dan terkejut melihat biodata itu milik Neko. "(Tunggu.... Itu?! Mata ku pasti buram?)" Dia mengucek matanya lalu kembali melihat dan tidak berubah sekali.

"Kau..." Sheo Jin langsung menjauh dengan Felix yang masih terdiam memasang wajah datarnya.

"Kau... Dia... Gadis itu bukankah....??"

"Ya... Aku mengerti, kau sudah mengerti sekarang bukan, sebaiknya tutup mulutmu dari semua pihak, Aku akan pergi bersama nya nanti malam jadi kau tak perlu ikut menjadi pendampingku lagi, aku sudah memilih dia menjadi pendampingku" Tatap Felix dengan dingin lalu berjalan pergi meninggalkannya.

Sheo Jin terdiam. "[. . . Ga... Gadismu??]" Ia masih terdiam dengan wajah tak percaya. 

Tapi ia menggeleng baru sadar. "Ah Tunggu Felix..." Dia mengejarnya sampai di lorong.

"Hei tunggu, bagaimana soal bisnis dalam hal ini" Dia bertanya membuat Felix menghadap padanya.

Tapi di saat yang bersamaan, Neko sudah sampai di gedung besar itu dan akan masuk, tapi Kim yang keluar dari mobil mencoba mengejar. "Nona Neko, tunggu!!"

"Hiz... Kenapa dengan mu?! Tidak bisakah kau membiarkan ku sendiri!!" Neko langsung mengatakan itu dengan kesal membuat Kim terdiam.

"Tetap tunggu saja aku di sini..." Tambah Neko, lalu dia berjalan pergi.

"(Bagaimana ini.... Di dalam kan masih ada Nona Besar Sheo Jin...)" Kim terdiam dengan sangat cemas.

Neko berjalan dengan masih kesal dan di saat itu juga, dia melihat Felix, mendadak dia langsung mundur di lorong lain. "(Astaga, rupanya dia ada di luar kantor nya... Tunggu, dia bersama siapa?)" Neko mencoba mengintip dan itu adalah Sheo Jin yang memiliki paras sama sama dewasa.

"(Wanita?)" Neko terkejut.

Di saat itu juga Felix tertawa kecil. "Aku tidak bisa melakukan itu untuk nya... Kecuali jika dia memang meminta duluan"

"Awh... Manis sekali.... Aku harap umur mu tetap segitu saja.... Biar tidak di bilang tua... Hahah..." Tambah wanita itu. Mereka bercanda tapi Felix tidak berlebihan dalam tertawa.

Neko yang melihat itu menjadi terdiam tak percaya, karena posisi nya dia belum tahu, jadi itu adalah kesalah pahaman. "(Apa yang terjadi.... Kenapa dia tersenyum padanya.... Dia bahkan tertawa sangat akrab padanya.... Siapa wanita itu... Kenapa rasanya...)" Dia menggigit bibirnya sendiri sambil memegang dada nya, sepertinya dia merasa sakit setelah melihat itu, lalu memilih untuk berjalan pergi.

Dia berjalan keluar dan Kim menoleh padanya. "Nona Neko, kenapa keluar sendiri? Anda bilang ingin bertemu dengan tuan Feli--

"Ayo pulang saja..." Neko langsung menyela dengan menundukan wajahnya lalu berjalan masuk ke mobil duluan membuat Kim terdiam menatap gedung itu. "(Apa yang terjadi?)"

Setelah sampai di apartemen tadi, Neko terdiam dia sofa.

"Um, Nona Neko, bisa aku tahu apa yang membuat anda diam setelah keluar dari gedung tadi?" Kim menatap, posisi nya berdiri menghadap sofa Neko.

"Ha.... Aku melihat nya dengan wanita... Apa mereka memiliki suatu hubungan.... Atau suatu kontrak yang dekat?... (Kenapa aku malah berpikir dan mencemaskan ini? Sebenarnya apa yang terjadi padaku?! Aku seharusnya biasa saja karena tak peduli, tapi kenapa jantung ku agak sakit...)"

"(Ah, jadi Nona Neko sudah melihat Nona Sheo.... Aku yakin cepat atau lambat dia akan tahu siapa itu Nona Sheo...) Aku tidak yakin soal kontrak itu, mereka berdua hanyalah rekan bisnis, anda tak perlu cemas untuk hal itu" Kata Kim yang menatap Neko di sofa mejanya.

"Itu memang bukan yang kupikirkan" Neko membalas dengan masih memasang wajah kesal bercampur stresnya.

"(Aku yakin, Nona Neko sudah hampir sepenuhnya tertarik pada Tuan Felix karena dari awal, masa lalu buruk nya adalah dari Tuan Felix... Aku tak bisa mendeskripsikan secara tepat karena ini memang sungguh bisa di mengerti, bahkan tanpa aku jelaskan karena Tuan Felix mengatakan padaku bahwa dia membutuhkan Nona Neko, jadi.... Mau bagaimana lagi... Aku hanya akan pasrah dan menurut saja.... )" Kim terdiam dengan wajah yang cemas.

Lalu Neko berdiri membuat kim menatap. "(Tunggu, kenapa berdiri, apa dia akan pergi? Kemana dia akan pergi?)"

"Aku akan pergi sebentar" Kata Neko dengan tatapan datar lalu berbalik akan pergi.

"Tu...Tunggu Nona Neko... Anda akan kemana... Diluar sana berbahaya" Kim menatap panik.

"Tutuplah mulutmu, sampai akhirnya kau hanya memilih untuk memenuhi kepemimpinannya bukan, kau sekarang sudah tak bersamaku, lebih baik kau pergi tak perlu kemari untukku lagi" Neko menyela dengan marah lalu keluar dan menutup pintu.

"Tu...Tunggu Nona Neko" Kim akan mengejar tapi ia terkejut karena pintunya terkunci Neko dari depan.

"Tidak, tunggu Nona Neko, kenapa anda mengunci ku!!" Kim berteriak panik.

Tapi Neko tetap berjalan pergi tak mempedulikan nya, dia membuang kartu pintu pembuka itu di bawah dan meninggalkan nya.

"[Lagi.... Hal ini lagi... Kenapa kau tidak pernah menganggap ku Nona Neko]" Kim menggigit bibirnya sendiri dan mengepal tangan dengan kecewa.

Di sisi lain, Sheo Jin berjalan di ikuti asistennya.

"Yeah aku tak ada waktu untuk itu~" Kata Sheo Jin dengan gemulai nya.

"Tapi Nona... Jika kita tak menerima kerja sama perusahaan Tuan Felix kita tak akan bisa melakukan hal selanjutnya" Asistenya yang mengikutinya itu menatap dan mencoba meyakinkan nya

"Haizz.... Aku tahu.... Tapi aku masih kesal karena dia terlihat seperti menyembunyikan sesuatu, aku penasaran dengan gadisnya itu.... Kapan aku bisa bertemu denganya?

"Maaf.. Siapa?"

"Hiz... Kau tidak tahu apa apa.... Aku tak bertanya padamu" Dia melanjutkan jalanya tapi tiba tiba menabrak neko.

"Akh... " Neko akan jatuh tapi untungnya wanita itu menahan tanganya.

"Oh maaf"

"Ini... Baik baik saja" Neko menatap. Tapi wanita itu menjadi terkejut baru sadar bahwa Neko sama seperti yang ia lihat di biodata tadi.

"Aigo~ Kau gadisnya Felix~" Tatap nya dengan senang dan terkesan.

"Maaf... Apa?" Neko terdiam tak mengerti.

"Oh apa Felix tidak ngasih tahu.... Aku adalah eksekutif atasan nya.... ~"

". . . Apa kau juga pemilik bar 27? (Jika benar berarti dia sudah mengambil bar milikku)"

". . . Hm... Oh aku baru saja mendapatkannya dari Beum. Dia menjualnya padaku" Balas nya sekali lagi.

Seketika Neko terkejut dengan mengepal tanganya.

"(Rupanya benar.... Berani sekali dia melakukan itu!!)" Neko tampak kesal.

Tapi Sheo Jin terus menatap nya dari tadi. "(Dia manis juga, meskipun tubuh nya bukan dikatakan tinggi, tapi dia juga seksi.... Felix benar benar beruntung....)"