webnovel

Chapter 103 (Caged The Beast)

Sore nya, tampak Choka melihat sekitar di depan sebuah kafe. Hingga ia menoleh ke pandangan yang membuat nya tersenyum senang dan melambai. "Nuna!"

Rupanya yang datang adalah Neko. Dia berjalan dengan wajah biasa.

"Nuna, lama tidak bertemu... (Dia benar benar semakin sangat cantik....)" Choka menatap senang.

". . . Yeah, apa yang ingin kamu bahas?" Tatap Neko, selalu saja, dia pasti mengatakan hal langsung pada intinya.

"Um... Hehe... Bagaimana jika kita basa basi dulu, mari masuk, aku tahu menu terbaik di kafe ini" Choka menarik lengan Neko dan mereka masuk dengan duduk berhadapan di salah satu meja di dalam kafe itu.

"Nuna, bagaimana kabar mu? Apa baik baik saja?" Choka menatap.

"Yeah, hanya ada sedikit masalah dan pekerjaan yang harus aku selesaikan dalam rancangan ku"

"Ah pantas saja tampak sibuk sekarang, akhir akhir ini Yechan juga sering menghubungi ku, dia selalu bercerita bahwa dia selalu merindukan mu bahkan ingin bertemu dengan mu tapi dia takut akan mengganggu.... Jadi lebih memilih mengobrol dengan ku di ponsel" Kata Choka.

Neko terdiam mendengar itu. "(Jadi, dia tak mau mengganggu ku, dia tak mau menghubungi ku karena menganggap ku selalu sibuk, benar benar sangat baik)"

"Oh iya, Nuna, aku lihat, tak ada aura kebencian lagi di tubuh mu" Choka menatap.

". . . Begitukah?"

"Ya, bersih, tak ada apa apa di sini, apa karena bertemu dengan ku, Nuna senang kan kalau bertemu dengan ku" Choka menatap manis dari tadi membuat Neko hanya bisa menghela napas panjang pasrah. Tapi di balik itu, dia masih percaya bahwa Choka tetap saja adalah putri dari Cheong. "(Sampai kapan aku harus bersikap begini pada putri Cheong yang bahkan sangat aku tidak sukai, mungkin sampai waktunya tiba, ketika dia tahu bahwa aku dan ayah nya memiliki hubungan kebencian yang buruk)" Pikir Neko.

Sementara itu, di sisi lain, Satori keluar dari kampus nya. "(Ha.... Aku terpaksa terlambat pulang, karena mengerjakan beberapa tugas)" Dia tampak lelah, lalu melihat sekitar, orang yang dia lihat selalu datang itu sudah tak ada, tepatnya Cheong.

"(Dia sudah tak ada, mungkin dia tidak mau menunggu ku atau sudah pulang duluan... Aku benar benar tidak tahu, apakah dia akan kembali lagi... Tapi tetap saja aku penasaran, siapa dia, lain kali aku akan bertanya soal ini padanya, agar aku tidak penasaran juga...)" Pikir nya.

Hingga saat itu, setiap Satori kembali dari keluar kampus, Cheong selalu mendekat padanya sebelum Satori benar benar pergi pulang.

Hingga ia bertanya sesuatu pada Cheong. "Tuan Cheong" Satori menatap membuat Cheong menoleh padanya.

"Sebenarnya, siapa anda, kenapa anda selalu ke kampus ini, apa anda kemari hanya karena untuk menemui ku saja, begitu?" Tatap Satori.

". . . Sebenarnya, tidak, aku memiliki kepentingan sendiri" Balas Cheong membuat Satori terdiam bingung.

"(Apa?! Kepentingan sendiri?! Kenapa bisa?! Jadi kemarin itu, dia pastinya menunggu seseorang di sini lalu pergi, jadi selama ini, kita bertemu karena dia sekalian bertemu seseorang juga... Tapi kupikir selama ini, dia kemari hanya untuk menemui ku dan mengobrol singkat dengan ku setiap hari ketika di kampus, tapi paling tidak aku tahu, dia tidak sedang sepenuhnya mencari ku...)"

Sementara itu, Neko selalu melihat balkon bawah milik Satori, bermaksud menunggu Satori keluar sejak kejadian di kafe hari itu, tapi tetap saja. Satori tidak terlihat keluar ke balkon, Neko terdiam melihat sekitar dan menghela napas.

"[Sudah beberapa hari ini Dia tidak terlihat]" Ia berjalan masuk.

Tapi ada yang menekan bel apartemen Neko membuatnya terdiam menoleh ke pintu.

Dia lalu berjalan ke sana dan membuka pintu tanpa melihat siapa yang ada di luar.

Siapa sangka, itu adalah Matthew, hal itu membuat Neko terdiam kaku. Tapi dia membuang wajah dan akan menutup pintu.

"Neko" Matthew menahan pintu itu dan ketika Matthew memanggilnya, dia menjadi tambah kesal.

"Sudah kubilang jangan panggil aku dengan nama itu!!" Ia menatap.

". . . Maafkan aku, apa hanya karena aku memanggil mu itu, kau menjadi bersikap menolak ku seperti ini?"

"Pergilah sekarang, kau akan menghancurkan mood ku" Neko membuang wajah membuat Matthew terdiam.

"(Dia kemari hanya untuk apa, ini sudah tidak penting lagi, jika dia memang ada di sini hanya untuk menemui ku, kau pikir hubungan apa ini, aku susah berjanji ketika kita bertemu lagi aku harap aku bisa membenci mu sebanyak aku meninggalkan mu juga... Kau benar benar lelaki payah)" Neko masih menatap kesal.

Matthew menjadi memasang wajah kecewa. ". . . Aku hanya ingin... Melakukan hal itu lagi... Hal yang akan membuat perasaan rindu ku hilang"

"Kau ingin apa?" Neko menatap dingin.

Matthew terdiam sebentar lalu dia mengulur tangan. "Aku, ingin mengulang semua kembali dari awal... Jadilah model ku" Tatap nya.

Neko terdiam menatap tangan itu yang masih belum dia terima, lalu dia tersenyum kecil. "Model?"

"Ya, model k--

"Bagaimana bisa aku memberikan tubuh ku hanya untuk mu tanpa mempedulikan bahwa kau mendapatkan model wanita yang lebih seksi.... Bukankah kau punya seseorang yang bisa kau jadikan model... Benar benar sangat payah..."

". . . Salah satu kunci model yang paling sempurna adalah keperawanan, dan aku tahu kau masih perawan..."

". . . Bukankah kau melihat tubuh ku saat itu?"

". . . Aku tak melakukan lebih dari itu, kita sama sekali tidak melakukan hubungan seksual, tidak sama sekali, kau hanya mengizinkan ku menyentuh dan mempelajari bentuk tubuh mu"

"Lalu buatlah yang lain karena kau sudah tahu bentuk tubuh ku bukan?!" Neko menatap kesal.

". . . Neko, aku mohon.... Suzune, Dia tidak perawan" Matthew langsung mengatakan itu membuat suasana terdiam, dia mencoba mengatakan bahwa Suzune tidak perawan. "Dia tidak perawan...." Ulangi nya sekali lagi.

". . . Kau bisa tahu hal seperti itu, itu artinya kau pernah bermain dengan tubuh nya"

"Aku tidak melakukan itu, setiap kali dia ingin memintaku, aku menolak nya dan pergi.... Aku tahu dia tidak perawan karena... Aku selalu melihatnya bersama orang lain" Kata Matthew membuat Neko terdiam.

"Dia selalu kencan dengan banyak orang, dia bahkan melakukan nya tanpa sepengetahuan ku, tapi hal yang dia tidak tahu, bahwa aku tahu dia melakukan semua itu"

"Lalu bagaimana dengan mu, sebelum kau menilai orang lain, kau harus melihat diri mu sendiri"

". . . Aku tak melakukan itu"

"Lalu apa yang kau lakukan sekarang dan dulu ketika kau bertemu dengan ku?" Neko menatap, seketika Matthew terdiam.

". . . Aku tidak melakukan apapun, aku hanya ingin kembali bersama dengan mu, tolong aku keluarkan dari semua ini, aku tak mau menjadi budak kontrak kakak ku lagi... Putuskan hubungan kontrak kakak ku dengan Direktur Geun agar aku juga jauh dari wanita itu...."

"Setelah kontrak itu putus, apa yang akan kau lakukan?"

". . . Aku belum memikirkan sejauh itu, yang penting, aku tak mau bersama dengan wanita yang bukan pilihan ku sendiri" Kata Matthew.

Neko lalu menghela napas panjang. "Aku hanya akan menolong mu, itu saja, hanya perlu tunggu kontrak Direktur Geun dengan kakak mu putus, itu saja" Tatapnya lalu akan menutup pintu, tetapi Matthew menahan pintunya. "Neko.... Aku juga ingin bilang, setelah kontrak mereka putus... Aku ingin kembali bersama mu" Tatap Matthew.

Neko terdiam dan menatap sekitar, dia bermaksud membuang wajah. Dia bahkan menjadi tak bisa mengatakan apa apa.

Matthew mengepal tangan dan menatapnya dengan serius. "Kenapa kau begitu ragu ketika aku mengatakan ini, Apa kau ingat siapa yang melihat dan mengetahui bentuk tubuh mu, itu aku..."

"Yah, aku sangat beruntung karena kau hanya melihat dan mengetahui bentuk tubuh ku, bukan merasakan tubuh ku" Kata Neko.

". . . Neko... Aku mohon... Kenapa kau membuat situasi ini menjadi sulit, kita hanya harus kembali seperti dulu... Tanpa ada hal yang tahu..." Matthew menatap, dia benar benar memasang wajah kecewa pada Neko yang kembali membuang napas panjang.

Lalu dia mengangkat tangan nya setinggi mungkin dan menarik kerah Matthew, hal itu membuat Matthew tertarik dan mereka jatuh ke dalam dengan Matthew yang ada di atas Neko, dia menahan tubuhnya agar tidak mengenai tubuh Neko.

Posisi itu dilihat dtai luar hanya kaki Matthew. Untung nya tak ada orang yang lewat, jika ada orang yang lewat, suasana akan tambah buruk.

Sementara Neko menatapnya dengan masih memegang kerah Matthew, dia lalu memegang pipi Matthew. "Kau salah satu lelaki yang beruntung bisa menyukai aku" Tatapnya.

Tapi Matthew terdiam menundukan wajah. "Aku tak pernah menganggap diri ku beruntung, karena aku juga salah satu menyukai gadis yang penuh masalah... Sangat banyak sekali masalah hingga satu masalah saja kau tak bisa menyelesaikan nya dengan cepat" Kata Matthew.

"Ha.... Sampai kapan pun, kau bukanlah orang yang bisa suka aku... Suatu saat nanti, kau hanya akan di suruh untuk membunuh ku saja kau juga akan melakukan nya, karena kau sudah sangat membiarkan tubuh mu di suruh setiap saat bahkan untuk melawan keinginan mu" Tatap Neko.

"Neko..." Matthew menatap, dia lalu memegang pinggang Neko dan memeluk nya, meletakan wajahnya di bahu Neko dengan di posisi yang masih sama.

"(Masalah ini tidak akan berakhir) Tunggu saja ketika Direktur Geun berhenti melakukan kontrak bisnis dengan kakak mu, kau bisa pergi dari wanita itu, tapi jangan sekali kali, kau kemari lagi padaku, aku tak mau melihat wajah mu lagi..." Tambah Neko. Hal itu membuat Matthew terdiam, lalu dia mengangkat tubuh nya dan berdiri membuat Neko menatapnya, dia bangun duduk melihat Matthew berjalan pergi dari tempatnya tanpa mengucapkan sepatah kata terakhir.

Neko terdiam berwajah dingin. "(Aku tak akan pernah mau kau menatap ku lagi... Jika perlu, aku ingin mati saja di tangan mu, mati di tangan mu, atau kau membantu Beum membunuh ku... Karena dari awal kau adalah budak yang sama seperti ku...)"